Mentan Pastikan Kebijakan New Normal Dongkrak Kesejahteraan Petani Kembali
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia berencana untuk berangsur-angsur beralih ke kondisi normal baru (new normal) dalam menghadapi pandemi Covid-19. Kebijakan ini diharapkan menjadi pendongkrak kejayaan dan kesejahteraan petani kembali melalui dimulainya aktivitas hotel, restoran, katering (Horeka) dan perkantoran.
( )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dampak yang ditimbul akibat pandemi ini masih dirasakan masyarakat termasuk para petani. Faktor yang mempengaruhi petani yakni harga produk pertanian mengalami tekanan diakibatkan oleh panen raya musim tanam pertama.
Selain itu, terjadi gangguan distribusi akibat PSBB, penurunan daya beli masyarakat, melemahnya sektor ekonomi yang terkait dengan sektor pertanian seperti Horeka dan perkantoran. "Kondisi ini menyebabkan deflasi kelompok bahan makanan dimana jumlah bahan pangan di lapangan banyak, namun permintaan berkurang berakibat langsung dengan pendapatan petani," ujar Syahrul di Jakarta, Senin (8/6).
Menurutnya, selama pandemi deflasi kelompok bahan makanan masih berimplikasi positif terhadap stabilitas sosial dan politik. Sehingga untuk mengurangi dampak ke pendapatan yang diterima petani, pemerintah melalui kementerian terkait memberikan bantuan sosial yang dapat mengkompensasi penurunan daya beli petani yang diakibatkan oleh penurunan harga produk pertanian.
"Dengan kebijakan normal baru utamanya disektor pariwisata diharapkan dapat memulihkan permintaan produk pertanian sehingga dapat memperbaiki harga ditingkat petani," tuturnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa panen raya musim tanam pertama sukses untuk mengamankan stok pangan sehingga tidak terjadi gejolak kenaikan harga dan tersendatnya distribusi 11 bahan pokok khususnya dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
"Eksport komoditas pertanian juga masih jalan sebesar 12.6 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) memang turun akibat pandemi Covid tapi ini hanya sesaat nanti akan segera akan naik lagi," ucapnya.
Menghadapi fenomena yang terjadi dikalangan petani, Mentan Syahrul mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan berbagai upaya salah satunya melakukan pengendalian dari sisi harga pertanian. "Pengendalian ini utamanya melalui koordinasi dengan Bulog dan Kemendag," terangnya.
Menurut Mentan, kunci meningkatkan NTP adalah menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Sehingga kebijakan pemerintah untuk membuka sektor pariwisata dan aktivitas perkantoran harus dipersiapkan dengan baik karna dengan keberhasilan kebijakan ini dapat kontribusi terhadap perbaikan harga ditingkat petani.
( )
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo mengatakan, dampak yang ditimbul akibat pandemi ini masih dirasakan masyarakat termasuk para petani. Faktor yang mempengaruhi petani yakni harga produk pertanian mengalami tekanan diakibatkan oleh panen raya musim tanam pertama.
Selain itu, terjadi gangguan distribusi akibat PSBB, penurunan daya beli masyarakat, melemahnya sektor ekonomi yang terkait dengan sektor pertanian seperti Horeka dan perkantoran. "Kondisi ini menyebabkan deflasi kelompok bahan makanan dimana jumlah bahan pangan di lapangan banyak, namun permintaan berkurang berakibat langsung dengan pendapatan petani," ujar Syahrul di Jakarta, Senin (8/6).
Menurutnya, selama pandemi deflasi kelompok bahan makanan masih berimplikasi positif terhadap stabilitas sosial dan politik. Sehingga untuk mengurangi dampak ke pendapatan yang diterima petani, pemerintah melalui kementerian terkait memberikan bantuan sosial yang dapat mengkompensasi penurunan daya beli petani yang diakibatkan oleh penurunan harga produk pertanian.
"Dengan kebijakan normal baru utamanya disektor pariwisata diharapkan dapat memulihkan permintaan produk pertanian sehingga dapat memperbaiki harga ditingkat petani," tuturnya.
Kementerian Pertanian (Kementan) mencatat bahwa panen raya musim tanam pertama sukses untuk mengamankan stok pangan sehingga tidak terjadi gejolak kenaikan harga dan tersendatnya distribusi 11 bahan pokok khususnya dalam menghadapi bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri.
"Eksport komoditas pertanian juga masih jalan sebesar 12.6 persen. Nilai Tukar Petani (NTP) memang turun akibat pandemi Covid tapi ini hanya sesaat nanti akan segera akan naik lagi," ucapnya.
Menghadapi fenomena yang terjadi dikalangan petani, Mentan Syahrul mengatakan bahwa pihaknya sedang melakukan berbagai upaya salah satunya melakukan pengendalian dari sisi harga pertanian. "Pengendalian ini utamanya melalui koordinasi dengan Bulog dan Kemendag," terangnya.
Menurut Mentan, kunci meningkatkan NTP adalah menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Sehingga kebijakan pemerintah untuk membuka sektor pariwisata dan aktivitas perkantoran harus dipersiapkan dengan baik karna dengan keberhasilan kebijakan ini dapat kontribusi terhadap perbaikan harga ditingkat petani.