Faktor Cuaca, Produksi Batu Bara Diprediksi Tak Capai Target
loading...
A
A
A
JAKARTA - Produksi batu bara dalam negeri pada tahun 2021 diprediksi tidak akan mencapai target yang telah ditetapkan sebesar 625 juta ton. Pelaksana Harian Sekretaris Dirjen Minerba Kementerian ESDM Muhammad Wafid mengatakan, realisasi produksi batu bara dalam negeri baru mencapai 560 juta ton atau 89,6% dari target 625 juta ton.
Sementara itu, realisasi pemanfaatan batu bara domestik mencapai 121,3 juta ton atau 88,2% dari target sebesar 137,5 juta ton. "Dan yang terpenting adalah bahwa kebutuhan batu bara dalam negeri telah terpenuhi semuanya," ujar Wafid pada Konferensi Pers Capaian Kinerja Subsektor Minerba Triwulan IV/2021, Selasa (21/12/2021).
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi mengatakan, ada kendala-kendala yang dialami perusahaan di lapangan dimana sejak pertengahan tahun 2021 hingga akhir tahun ini curah hujan cukup tinggi. Hal ini membuat beberapa perusahaan tidak bisa merealisasikan produksinya.
"Ada fenomena alam yang menjadi faktor pengaruh terhadap realisasi. Di Kalimantan dan sekitarnya ada fenomena La Nina sehingga curah hujan sangat tinggi sekali, sehingga karena alasan keselamatan dan juga penataan tambang itu sendiri," ungkapnya.
Dia berharap disela-sela kondisi yang kondusif, perusahaan dapat melakukan kegiatan produksi. "Diharapkan perusahaan akan tetap menjalankan rencana produksi yang disetujui oleh pemerintah," imbuhnya.
Sementara itu, realisasi pemanfaatan batu bara domestik mencapai 121,3 juta ton atau 88,2% dari target sebesar 137,5 juta ton. "Dan yang terpenting adalah bahwa kebutuhan batu bara dalam negeri telah terpenuhi semuanya," ujar Wafid pada Konferensi Pers Capaian Kinerja Subsektor Minerba Triwulan IV/2021, Selasa (21/12/2021).
Direktur Pembinaan Program Mineral dan Batu Bara Kementerian ESDM Sunindyo Suryo Herdadi mengatakan, ada kendala-kendala yang dialami perusahaan di lapangan dimana sejak pertengahan tahun 2021 hingga akhir tahun ini curah hujan cukup tinggi. Hal ini membuat beberapa perusahaan tidak bisa merealisasikan produksinya.
"Ada fenomena alam yang menjadi faktor pengaruh terhadap realisasi. Di Kalimantan dan sekitarnya ada fenomena La Nina sehingga curah hujan sangat tinggi sekali, sehingga karena alasan keselamatan dan juga penataan tambang itu sendiri," ungkapnya.
Dia berharap disela-sela kondisi yang kondusif, perusahaan dapat melakukan kegiatan produksi. "Diharapkan perusahaan akan tetap menjalankan rencana produksi yang disetujui oleh pemerintah," imbuhnya.
(nng)