PLN Nyalakan Listrik di TTS, Warga Desa Fatu'ulan Nikmati Listrik Setelah 52 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT PLN (Persero) terus melakukan penyambungan listrik di daerah-daerah terpencil. Jelang perayaan Natal beberapa hari ke depan, perseoran melakukan penyalaan listrik di Desa Fatuulan, Kecamatan Ki’e, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Dalam upaya menyambungkan listrik di Desa tersebut, PLN melakukan sejumlah investasi senilai Rp5 miliar. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 7,82 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 15,92 kms, dan 4 buah gardu dengan total 200 kiloVolt Ampere (kVA).
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, upaya menyambungkan aliran listrik ke daerah ini begitu menantang karena jarak yang ditempuh untuk sampai di desa ini memerlukan waktu 6 jam. Di sisi lain, Desa Fatu'ulan berada di ketinggian 1.800 mdpl dengan medan terjal naik turun.
Namun, letih petugas PLN terbayarkan dengan pesona alam Desa Fatuulan yang indah. Tak salah, daerah ini sering disebut negeri di atas awan. Kini, penyambungan listrik di Desa Fatuulan juga langsung dinikmati oleh 525 kepala keluarga (KK).
"Kabupaten Timor Tengah Selatan ini untuk KK yang sudah berlistrik baru sekitar 101.000 dari total 143.000, jadi masih ada 42.000 KK/rumah yang belum menikmati listrik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).
Agustinus berharap dengan adanya penyambungan listrik ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di TTS, masyarakat akan semakin sejahtera, produktif, dan ujungnya mampu meningkatkan perekonomian desa.
Pada kesempatan yang sama, Bupati TTS Egusem Piether Tahun mengapresiasi perhatian PLN di Kabupaten TTS. Pasalnya, di wilayah ini masih ada 42.000 KK yang belum menikmati listrik.
"Harapan saya, penyambungan listrik ini dapat mendorong masyarakat meningkatkan taraf hidupnya dengan menggunakan listrik dari PLN," ucapnya.
Egusem juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan listrik. Apabila ada gangguan listrik, masyarakat diminta segera melaporkannya ke PLN.
"Tolong bapak mama yang memiliki pohon yang dekat atau kena jaringan jangan dilakukan pemotongan sendiri, harus melaporkan ke PLN agar tim PLN yang memotongnya dan seluruh warga juga harus mengijinkan kabel listrik lewat," tandasnya.
Sementara itu, Matheos, warga Desa Fatu'ulan menyampaikan terima kasih kepada PLN. "Baru beberapa hari ini listrik sudah menyala dan saya sangat merasa senang. Saya 18 tahun di Kupang dan sekarang tinggal di kampung halaman selama 52 tahun akhirnya menikmati listrik,” ucapnya.
Dalam setahun terakhir, tercatat rasio elektrifikasi (RE) di NTT khususnya di Kabupaten TTS meningkat sebanyak 1,77% dari 68,85% menjadi 70,62%. Adapun, RE provinsi NTT meningkat menjadi 88,96% dari sebelumnya 87,62%.
Dalam upaya menyambungkan listrik di Desa tersebut, PLN melakukan sejumlah investasi senilai Rp5 miliar. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sepanjang 7,82 kilometer sirkuit (kms), Jaringan Tegangan Rendah (JTR) sepanjang 15,92 kms, dan 4 buah gardu dengan total 200 kiloVolt Ampere (kVA).
General Manager PLN Unit Induk Wilayah NTT Agustinus Jatmiko mengatakan, upaya menyambungkan aliran listrik ke daerah ini begitu menantang karena jarak yang ditempuh untuk sampai di desa ini memerlukan waktu 6 jam. Di sisi lain, Desa Fatu'ulan berada di ketinggian 1.800 mdpl dengan medan terjal naik turun.
Namun, letih petugas PLN terbayarkan dengan pesona alam Desa Fatuulan yang indah. Tak salah, daerah ini sering disebut negeri di atas awan. Kini, penyambungan listrik di Desa Fatuulan juga langsung dinikmati oleh 525 kepala keluarga (KK).
"Kabupaten Timor Tengah Selatan ini untuk KK yang sudah berlistrik baru sekitar 101.000 dari total 143.000, jadi masih ada 42.000 KK/rumah yang belum menikmati listrik," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (22/12/2021).
Agustinus berharap dengan adanya penyambungan listrik ini dapat meningkatkan rasio elektrifikasi di TTS, masyarakat akan semakin sejahtera, produktif, dan ujungnya mampu meningkatkan perekonomian desa.
Pada kesempatan yang sama, Bupati TTS Egusem Piether Tahun mengapresiasi perhatian PLN di Kabupaten TTS. Pasalnya, di wilayah ini masih ada 42.000 KK yang belum menikmati listrik.
"Harapan saya, penyambungan listrik ini dapat mendorong masyarakat meningkatkan taraf hidupnya dengan menggunakan listrik dari PLN," ucapnya.
Egusem juga mengimbau kepada masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan listrik. Apabila ada gangguan listrik, masyarakat diminta segera melaporkannya ke PLN.
"Tolong bapak mama yang memiliki pohon yang dekat atau kena jaringan jangan dilakukan pemotongan sendiri, harus melaporkan ke PLN agar tim PLN yang memotongnya dan seluruh warga juga harus mengijinkan kabel listrik lewat," tandasnya.
Sementara itu, Matheos, warga Desa Fatu'ulan menyampaikan terima kasih kepada PLN. "Baru beberapa hari ini listrik sudah menyala dan saya sangat merasa senang. Saya 18 tahun di Kupang dan sekarang tinggal di kampung halaman selama 52 tahun akhirnya menikmati listrik,” ucapnya.
Dalam setahun terakhir, tercatat rasio elektrifikasi (RE) di NTT khususnya di Kabupaten TTS meningkat sebanyak 1,77% dari 68,85% menjadi 70,62%. Adapun, RE provinsi NTT meningkat menjadi 88,96% dari sebelumnya 87,62%.
(ind)