Harga Cabai Rawit Merah Meroket, Sambal Warteg Nggak Lagi Gratis

Selasa, 28 Desember 2021 - 21:11 WIB
loading...
Harga Cabai Rawit Merah Meroket, Sambal Warteg Nggak Lagi Gratis
Meroketnya harga cabai rawit merah yang tembus Rp 100.000/kg mengakibatkan pedagang Warteg mencari jalan lain agar tetap memperoleh keuntungan. Caranya yakni, memberikan harga pada sambal yang sebelumnya gratis. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Meroketnya harga cabai rawit merah yang tembus Rp 100.000/kg mengakibatkan pedagang Warteg mencari jalan lain agar tetap memperoleh keuntungan di tengah tingginya bahan pangan. Caranya yakni, memberikan harga pada sambal yang sebelumnya gratis kepada pembeli.

Diketahui bersama, komoditas pangan tengah melonjak jelang penutupan akhir tahun 2022. Bahkan bukan hanya cabai rawit merah saja, melainkan harga beberapa bahan pangan lain termasuk sayur-sayuran ikut merangkak naik.



Salah satu pengusaha warteg di bilangan kota Bekasi, Suci (27) mengaku prihatin dengan harga cabai rawit merah yang naik tidak karuan. Alhasil mau tidak mau ia menyiasatinya dengan memberikan harga pada sambal jika pembeli ada yang meminta tambah.

"Cabai rawit merah mahal banget di pasar. Biasanya kalau pembeli makan di sini minta tambah sambal, saya kasih gratis. Tapi sekarang cabai mahal, jadinya saya jual sambalnya. Dua sendok Rp 3.000," ujar Suci saat ditemui MNC Porta Indonesia, Selasa, (28/12/2021).

Ia menuturkan, meskipun sambal diberi harga, pembeli memaklumi karena mereka juga mengerti kondisi pasar yang menjual bahan pangan terutama cabai rawit yang cenderung tinggi.

"Pembeli nggak ada yang komplain sih. Paling cuma tanya aja kenapa bayar, tapi mereka ngerti, jadi nggak masalah," terangnya.



Di samping harga cabai yang melambung, harga bahan pokok lainnya juga turut mengiringi. Seperti telur, ayam, serta sayur mayur. Dengan naiknya harga pada komoditas tersebut, Suci berujar bahwa mengurangi porsi di setiap piring pembeli menjadi salah satu caranya agar tetap memperoleh keuntungan.

Pasalnya, di warteg miliknya, dia tidak menaikkan harga makanan, hal itu supaya pembeli tetap setia datang makan ke tempatnya. "Kalau harga saya nggak naikin. Paling potongan sayur atau lauk saja yang saya kurangi, atau dibikin lebih kecil," terangnya.

Suci pun berharap, pada 2022 mendatang, harga bahan pangan sudah kembali ke harga normal alias tidak melambung seperti sekarang. "Semoga tahun depan turun semua," tandasnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1980 seconds (0.1#10.140)