Usai Merger, Perindo Perkuat Bisnis Pengolahan dan Perdagangan Ikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian BUMN menekankan bahwa PT Perikanan Indonesia (Persero) atau Perindo harus menjadi perusahaan negara yang besar di sektor perikanan. Untuk itu, diperlukan penguatan lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan.
Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury mengatakan, sesuai arahan presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir, perikanan merupakan salah satu komoditas yang harus diprioritaskan.
“Negara kita adalah kepulauan dan PT Perikanan Indonesia harus dibesarkan. Kuncinya harus dikuatkan di sektor pengolahan ikan dan perdagangan ikan,” ujarnya saat mengunjungi area bisnis PT Perikanan Indonesia (Persero) cabang Benoa, Bali, Kamis (30/12/2021).
Pada kesempatan tersebut, Pahala menyambangi kapal ikan yang sedang berlabuh, lalu mengunjungi beberapa lokasi seperti tempat pengolahan ikan, cold storage hingga ramah tamah dengan mitra PT Perindo yakni para nelayan, pemilik kapal dan pemindang ikan.
Dari lawatannya ini, Pahala menyimpulkan terjadi perbaikan signifikan pada sektor perikanan Indonesia. Apalagi setelah Perindo dimerger dengan PT Perikanan Nusantara. Dia pun berharap PT Perindo dapat mengembangkan pasar-pasar yang berpotensi besar seperti Benoa.
“Merger merupakan perbaikan di sektor pangan khususnya di perikanan dan dapat meningkatkan kontribusi PT Perindo terhadap inklusivitas mitra nelayan dan pemindang,” ucapnya.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Arief Prasetyo Adi sebagai calon ketua Holding BUMN Pangan, meminta PT Perindo untuk memperkuat pasar ekspor dan mendukung inklusivitas nelayan di seluruh Indonesia.
Adapun RNI akan mendukung dengan memperkuat sourcing di hulu dan memuluskan jalan ekspor yang akan disinergikan dengan PT PPI (Persero).
“Kita terus melihat peluang yang akan kita kerjakan bersama dengan anggota BUMN Klaster Pangan untuk mengembalikan kejayaan PT Perikanan Indonesia,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menegaskan perseroan tengah bersiap lari kencang pada 2022.
Menurut dia, Perindo bakal mengokohkan lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan atau fish processing and trading sebagai tumpuan bisnis utama perseroan ke depan.
Hal ini dilakukan usai Perikanan Indonesia resmi merger dengan Perikanan Nusantara . Dengan merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan akan dikokohkan sebagai kontribusi utama bisnis perikanan.
Pasalnya, sebelum merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan PT Perikanan Indonesia masih kurang optimal, di mana penopang pendapatan sebelum merger adalah lini bisnis kepelabuhanan.
“Ke depan, bisnis BUMN perikanan harus kembali ke marwahnya yaitu berbisnis ikan. Oleh karena itu, pengolahan dan perdagangan akan kami genjot,” tandasnya.
Wakil Menteri BUMN I Pahala N Mansury mengatakan, sesuai arahan presiden Joko Widodo dan Menteri BUMN Erick Thohir, perikanan merupakan salah satu komoditas yang harus diprioritaskan.
“Negara kita adalah kepulauan dan PT Perikanan Indonesia harus dibesarkan. Kuncinya harus dikuatkan di sektor pengolahan ikan dan perdagangan ikan,” ujarnya saat mengunjungi area bisnis PT Perikanan Indonesia (Persero) cabang Benoa, Bali, Kamis (30/12/2021).
Pada kesempatan tersebut, Pahala menyambangi kapal ikan yang sedang berlabuh, lalu mengunjungi beberapa lokasi seperti tempat pengolahan ikan, cold storage hingga ramah tamah dengan mitra PT Perindo yakni para nelayan, pemilik kapal dan pemindang ikan.
Dari lawatannya ini, Pahala menyimpulkan terjadi perbaikan signifikan pada sektor perikanan Indonesia. Apalagi setelah Perindo dimerger dengan PT Perikanan Nusantara. Dia pun berharap PT Perindo dapat mengembangkan pasar-pasar yang berpotensi besar seperti Benoa.
“Merger merupakan perbaikan di sektor pangan khususnya di perikanan dan dapat meningkatkan kontribusi PT Perindo terhadap inklusivitas mitra nelayan dan pemindang,” ucapnya.
Direktur Utama PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) atau RNI, Arief Prasetyo Adi sebagai calon ketua Holding BUMN Pangan, meminta PT Perindo untuk memperkuat pasar ekspor dan mendukung inklusivitas nelayan di seluruh Indonesia.
Adapun RNI akan mendukung dengan memperkuat sourcing di hulu dan memuluskan jalan ekspor yang akan disinergikan dengan PT PPI (Persero).
“Kita terus melihat peluang yang akan kita kerjakan bersama dengan anggota BUMN Klaster Pangan untuk mengembalikan kejayaan PT Perikanan Indonesia,” ujarnya pada kesempatan yang sama.
Sementara itu, Direktur Utama PT Perikanan Indonesia Sigit Muhartono menegaskan perseroan tengah bersiap lari kencang pada 2022.
Menurut dia, Perindo bakal mengokohkan lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan atau fish processing and trading sebagai tumpuan bisnis utama perseroan ke depan.
Hal ini dilakukan usai Perikanan Indonesia resmi merger dengan Perikanan Nusantara . Dengan merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan akan dikokohkan sebagai kontribusi utama bisnis perikanan.
Pasalnya, sebelum merger, lini bisnis pengolahan dan perdagangan ikan PT Perikanan Indonesia masih kurang optimal, di mana penopang pendapatan sebelum merger adalah lini bisnis kepelabuhanan.
“Ke depan, bisnis BUMN perikanan harus kembali ke marwahnya yaitu berbisnis ikan. Oleh karena itu, pengolahan dan perdagangan akan kami genjot,” tandasnya.
(ind)