Deretan Negara Ini Tak Mempunyai Mata Uang, Salah Satunya Tetangga Indonesia
loading...
A
A
A
Lalu ada Andorra, Kosovo, Montenegro, San Marino serta Vatikan yang juga menggunakan euro.
3. Zimbabwe
Zimbabwe bukan satu-satunya negara yang meninggalkan mata uang lokal untuk kemudian memakai mata uang negara lain. Ada Kepulauan Marshall, Mikronesia, Palau, Turks dan Caicos, dan Kepulauan Virgin Inggris telah mengambil langkah serupa.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg yang diterbitkan pada 21 Juni 2019, Presiden Emmerson Mnangagwa mengatakan, Zimbabwe membutuhkan mata uangnya sendiri sendiri, karena ia tidak menyadari sebuah negara ada yang tidak mempunyainya.
"Saya tidak mengetahui negara mana pun yang tidak memiliki mata uang sendiri, tetapi itu bukan bidang saya –saya seorang pengacara–, tetapi saya diberitahu bahwa kecuali Zimbabwe saya belum diberitahu tentang negara lain yang tidak memiliki mata uang sendiri. Bahkan negara-negara miskin memiliki mata uang dari apa yang saya dengar, jadi kami bermaksud untuk memperkenalkan mata uang kami sendiri," kata Mnangagwa.
Namun, ketika Zimbabwe mengadopsi dolar AS sebagai mata uang utamanya pada Januari 2009, mereka bukan negara pertama yang meninggalkan mata uangnya untuk kemudian memilih yang lain. Ekuador dan El Salvador mengadopsi dolar AS pada tahun 2000 untuk menangani hiperinflasi. Di luar "dolarisasi", yaitu ketika suatu negara mengadopsi dolar AS sebagai miliknya, negara-negara lain memungkinkan dolar beredar di samping mata uang mereka sendiri.
Zimbabwe bukan satu-satunya negara yang membuang mata uangnya sendiri untuk kemudian memilih dolar Amerika Serikat (USD). Negara ini hanya salah satu dari beberapa negara lain yang telah melakukan kebijakan serupa.
4. El Savador
El Salvador menggunakan dolar Amerika sebagai alat tukar dalam perdagangan. Negara tersebut mulai menggunakan dolar Amerika pada tahun 2000-an. Terbaru, pada bulan September 2021, El Salvador telah resmi menggunakan bitcoin. Keputusan atas penggunaan bitcoin justru menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat setempat.
3. Zimbabwe
Zimbabwe bukan satu-satunya negara yang meninggalkan mata uang lokal untuk kemudian memakai mata uang negara lain. Ada Kepulauan Marshall, Mikronesia, Palau, Turks dan Caicos, dan Kepulauan Virgin Inggris telah mengambil langkah serupa.
Dalam sebuah wawancara dengan Bloomberg yang diterbitkan pada 21 Juni 2019, Presiden Emmerson Mnangagwa mengatakan, Zimbabwe membutuhkan mata uangnya sendiri sendiri, karena ia tidak menyadari sebuah negara ada yang tidak mempunyainya.
"Saya tidak mengetahui negara mana pun yang tidak memiliki mata uang sendiri, tetapi itu bukan bidang saya –saya seorang pengacara–, tetapi saya diberitahu bahwa kecuali Zimbabwe saya belum diberitahu tentang negara lain yang tidak memiliki mata uang sendiri. Bahkan negara-negara miskin memiliki mata uang dari apa yang saya dengar, jadi kami bermaksud untuk memperkenalkan mata uang kami sendiri," kata Mnangagwa.
Namun, ketika Zimbabwe mengadopsi dolar AS sebagai mata uang utamanya pada Januari 2009, mereka bukan negara pertama yang meninggalkan mata uangnya untuk kemudian memilih yang lain. Ekuador dan El Salvador mengadopsi dolar AS pada tahun 2000 untuk menangani hiperinflasi. Di luar "dolarisasi", yaitu ketika suatu negara mengadopsi dolar AS sebagai miliknya, negara-negara lain memungkinkan dolar beredar di samping mata uang mereka sendiri.
Zimbabwe bukan satu-satunya negara yang membuang mata uangnya sendiri untuk kemudian memilih dolar Amerika Serikat (USD). Negara ini hanya salah satu dari beberapa negara lain yang telah melakukan kebijakan serupa.
4. El Savador
El Salvador menggunakan dolar Amerika sebagai alat tukar dalam perdagangan. Negara tersebut mulai menggunakan dolar Amerika pada tahun 2000-an. Terbaru, pada bulan September 2021, El Salvador telah resmi menggunakan bitcoin. Keputusan atas penggunaan bitcoin justru menimbulkan pro dan kontra dari masyarakat setempat.