Perempuan Down Syndrome Sukses Jadi CEO, Pendapatannya Belasan Miliar Rupiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Berakit-rakit ke hulu bersenang-senang kemudian. Itulah peribahasa yang menggambarkan perjuangan Collette Divitto. Sebelum sukses menjadi seorang CEO sebuah perusahaan kue, Divitto harus merasakan penderitaan yang panjang. Maklumlah, Collette Divitto merupakan perempuan penderita down syndrome .
Baca Juga: Denise Coates CEO Perempuan Termahal
Saat SMA Divitto kerap diintimidasi. Setelah lulus kuliah, dirinya sulit mencari pekerjaan. Namun berkat kegemarannya memanggang, semua itu bisa dilaluinya dengan kuat.
Memanggang buat Collette Divitto memunculkan kebahagiaan tersendiri. Divitto kemudian memutuskan untuk menyalurkan kegemarannya itu ke dalam karier, membuka perusahaan kue sendiri.
“Jadi sebenarnya saya suka bikin kue sejak umur 4 tahun. Dari SMA saya sudah ikut kelas membuat kue. Saya tidak memiliki kehidupan sosial. Saya diintimidasi, saya diolok-olok. Dan itulah mengapa saya mengambil kelas membuat kue,” kata Collette, 31 tahun, kepada CBSnews, dikutip Rabu (19/1/2022).
Setamat SMA Divitto melanjutkan ke Universitas Clemson di Carolina Selatan, Amerika Serikat. Setelah lulus, dia kesulitan mencari pekerjaan. Jadi, dia mendatangi ibunya yang kemudian membantunya menciptakan pekerjaannya sendiri: CEO Collettey's Cookies. Sang Ibu membantunya memulai bisnisnya sendiri, dan menjadikan Divitto sebagai CEO.
Collettey's Cookies, yang dijalankan di Boston, didirikan pada tahun 2016 dan telah menghasilkan pendapatan lebih dari USD1 juta (Rp14,3 miliar/kurs Rp14.300) selama lima tahun terakhir. Tak cuma berbisnis, Divitto juga seorang penulis dua buku anak-anak yang ditampilkan dalam dokumenter "Born for Business". Buku-buku itu berisi tentang wirausahawan penyandang disabilitas, dan menjalankan organisasi nirlaba.
"Ada banyak hal menakjubkan yang terjadi," kata Divitto tentang peluang yang datang padanya. Dia mengatakan bagian favoritnya dalam menjalankan bisnisnya adalah mempekerjakan penyandang disabilitas.
Collettey's Leadership Org, organisasi nirlaba yang didirikannya, membantu penyandang disabilitas mempersiapkan karier mereka, dengan menawarkan lokakarya dan pendampingan. Persentase laba hasil dari Collettey's Cookies, yang dikirimkan secara nasional dan ke Kanada, digunakan untuk mendanainya.
Berdasarkan data, pada tahun 2020 hanya 17,9% penyandang disabilitas yang bekerja. Tetapi Divitto percaya banyak yang ingin bekerja. Sayangnya, ketika para penyandang disabilitas bekerja, undang-undang federal tidak mengharuskan majikan untuk membayar mereka upah minimum.
Itu berarti perusahaan dapat membayar penyandang disabilitas berapa pun yang menurut mereka layak. Situasi itulah yang kemudian coba diubah oleh Divitto.
Dia telah membuat petisi untuk membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi penyandang disabilitas, yang dia harap mendapat perhatian Kongres. Dan dia tidak hanya mengadvokasi penyandang disabilitas melalui lembaga nonprofitnya, dia juga mempekerjakan mereka untuk bekerja di perusahaannya sendiri.
"Seluruh misi saya adalah menciptakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas. Untuk orang-orang yang memiliki disabilitas, beberapa sangat ingin memiliki pekerjaan," ungkapnya.
Collettey's Cookies sekarang memiliki 15 karyawan, dan sekitar setengah dari mereka adalah penyandang disabilitas. Dan mereka memiliki pemimpin yang kuat untuk diteladani.
"Tidak peduli siapa Anda, Anda dapat membuat perbedaan besar di dunia ini. Jangan biarkan orang menjatuhkanmu. Jangan fokus pada kecacatanmu. Kamu hanya perlu fokus pada kemampuanmu," pungkas Divitto.
Baca Juga: Denise Coates CEO Perempuan Termahal
Saat SMA Divitto kerap diintimidasi. Setelah lulus kuliah, dirinya sulit mencari pekerjaan. Namun berkat kegemarannya memanggang, semua itu bisa dilaluinya dengan kuat.
Memanggang buat Collette Divitto memunculkan kebahagiaan tersendiri. Divitto kemudian memutuskan untuk menyalurkan kegemarannya itu ke dalam karier, membuka perusahaan kue sendiri.
“Jadi sebenarnya saya suka bikin kue sejak umur 4 tahun. Dari SMA saya sudah ikut kelas membuat kue. Saya tidak memiliki kehidupan sosial. Saya diintimidasi, saya diolok-olok. Dan itulah mengapa saya mengambil kelas membuat kue,” kata Collette, 31 tahun, kepada CBSnews, dikutip Rabu (19/1/2022).
Setamat SMA Divitto melanjutkan ke Universitas Clemson di Carolina Selatan, Amerika Serikat. Setelah lulus, dia kesulitan mencari pekerjaan. Jadi, dia mendatangi ibunya yang kemudian membantunya menciptakan pekerjaannya sendiri: CEO Collettey's Cookies. Sang Ibu membantunya memulai bisnisnya sendiri, dan menjadikan Divitto sebagai CEO.
Collettey's Cookies, yang dijalankan di Boston, didirikan pada tahun 2016 dan telah menghasilkan pendapatan lebih dari USD1 juta (Rp14,3 miliar/kurs Rp14.300) selama lima tahun terakhir. Tak cuma berbisnis, Divitto juga seorang penulis dua buku anak-anak yang ditampilkan dalam dokumenter "Born for Business". Buku-buku itu berisi tentang wirausahawan penyandang disabilitas, dan menjalankan organisasi nirlaba.
"Ada banyak hal menakjubkan yang terjadi," kata Divitto tentang peluang yang datang padanya. Dia mengatakan bagian favoritnya dalam menjalankan bisnisnya adalah mempekerjakan penyandang disabilitas.
Collettey's Leadership Org, organisasi nirlaba yang didirikannya, membantu penyandang disabilitas mempersiapkan karier mereka, dengan menawarkan lokakarya dan pendampingan. Persentase laba hasil dari Collettey's Cookies, yang dikirimkan secara nasional dan ke Kanada, digunakan untuk mendanainya.
Berdasarkan data, pada tahun 2020 hanya 17,9% penyandang disabilitas yang bekerja. Tetapi Divitto percaya banyak yang ingin bekerja. Sayangnya, ketika para penyandang disabilitas bekerja, undang-undang federal tidak mengharuskan majikan untuk membayar mereka upah minimum.
Itu berarti perusahaan dapat membayar penyandang disabilitas berapa pun yang menurut mereka layak. Situasi itulah yang kemudian coba diubah oleh Divitto.
Dia telah membuat petisi untuk membantu menciptakan lebih banyak pekerjaan bagi penyandang disabilitas, yang dia harap mendapat perhatian Kongres. Dan dia tidak hanya mengadvokasi penyandang disabilitas melalui lembaga nonprofitnya, dia juga mempekerjakan mereka untuk bekerja di perusahaannya sendiri.
"Seluruh misi saya adalah menciptakan lapangan kerja bagi penyandang disabilitas. Untuk orang-orang yang memiliki disabilitas, beberapa sangat ingin memiliki pekerjaan," ungkapnya.
Collettey's Cookies sekarang memiliki 15 karyawan, dan sekitar setengah dari mereka adalah penyandang disabilitas. Dan mereka memiliki pemimpin yang kuat untuk diteladani.
"Tidak peduli siapa Anda, Anda dapat membuat perbedaan besar di dunia ini. Jangan biarkan orang menjatuhkanmu. Jangan fokus pada kecacatanmu. Kamu hanya perlu fokus pada kemampuanmu," pungkas Divitto.
(uka)