Kesalnya Erick Thohir, UMKM hanya Jadi Objek Politik
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir geram lantaran UMKM hanya menjadi objek politik. Menurutnya, pelaku usaha mikro itu seyogyanya diposisikan sebagai solusi atas pertumbuhan makro ekonomi Indonesia.
Pernyataan Erick didasarkan atas tingkat pembiayaan atau kredit yang disalurkan Himbara kepada UMKM. Saat ini, pendanaan UMKM masih berada di level 20% atau paling rendah bila dibandingkan dengan pembiayaan UMKM di Thailand dan Malaysia yang berada di angka 50%.
"UMKM yang selama ini, kalau kita benchmarking lagi dengan Malaysia dan Thailand, pendanaan perbankannya bisa 50% ke UMKM, Indonesia baru 20%, kenapa? Karena UMKM selama ini hanya menjadi objek politik, bukan solusi," ujar Erick, Jumat (21/1/2022).
Pemerintah pun menargetkan tingkat pembiayaan perbankan pelat merah kepada UMKM menjadi 30%. Angka itu akan terus dimaksimalkan hingga ke taraf yang besar. Untuk PT Bank BRI Tbk, kata Erick, 85% porsi pendanaan difokuskan kepada UMKM.
"Pembiayaan bisa lewat Himbara, ada BNI, BRI, kita sudah bikin sekarang, yang tadinya BRI 40% kepada korporasi besar, dengan direksi dan komisaris yang baru kita bongkar bahwa sesuai title bank rakyat Indonesia harus melayani rakyat sehingga 85% kepada UMKM," ungkap Erick.
Dia pun optimis UMKM bisa naik kelas saat Kementerian BUMN membentuk ekosistem pendanaan melalui Holding Ultra Mikro. Holding ini memang difokuskan pada kesejahteraan pelaku usaha mikro Tanah Air.
Pembentukan holding ini melibatkan tiga entitas BUMN, yaitu Bank Rakyat Indonesia selaku induk holding, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai perusahaan anak.
"Toh, sudah ada bank mandiri yang korporasi dan kita dorong BRI bersama PNM, dan pegadaian menjadi sebuah ekosistem besar bagi UMKM," tutur dia.
Pernyataan Erick didasarkan atas tingkat pembiayaan atau kredit yang disalurkan Himbara kepada UMKM. Saat ini, pendanaan UMKM masih berada di level 20% atau paling rendah bila dibandingkan dengan pembiayaan UMKM di Thailand dan Malaysia yang berada di angka 50%.
"UMKM yang selama ini, kalau kita benchmarking lagi dengan Malaysia dan Thailand, pendanaan perbankannya bisa 50% ke UMKM, Indonesia baru 20%, kenapa? Karena UMKM selama ini hanya menjadi objek politik, bukan solusi," ujar Erick, Jumat (21/1/2022).
Baca Juga
Pemerintah pun menargetkan tingkat pembiayaan perbankan pelat merah kepada UMKM menjadi 30%. Angka itu akan terus dimaksimalkan hingga ke taraf yang besar. Untuk PT Bank BRI Tbk, kata Erick, 85% porsi pendanaan difokuskan kepada UMKM.
"Pembiayaan bisa lewat Himbara, ada BNI, BRI, kita sudah bikin sekarang, yang tadinya BRI 40% kepada korporasi besar, dengan direksi dan komisaris yang baru kita bongkar bahwa sesuai title bank rakyat Indonesia harus melayani rakyat sehingga 85% kepada UMKM," ungkap Erick.
Dia pun optimis UMKM bisa naik kelas saat Kementerian BUMN membentuk ekosistem pendanaan melalui Holding Ultra Mikro. Holding ini memang difokuskan pada kesejahteraan pelaku usaha mikro Tanah Air.
Pembentukan holding ini melibatkan tiga entitas BUMN, yaitu Bank Rakyat Indonesia selaku induk holding, PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM sebagai perusahaan anak.
"Toh, sudah ada bank mandiri yang korporasi dan kita dorong BRI bersama PNM, dan pegadaian menjadi sebuah ekosistem besar bagi UMKM," tutur dia.
(nng)