7 Alasan Kenapa Biaya Hidup Makin Mahal di Seluruh Dunia
loading...
A
A
A
LONDON - Biaya hidup semakin mahal dari hari ke hari, dari mulai membeli bahan makanan hingga mempersiapkan hunian yang nyaman. Hal ini tidak hanya terjadi di Inggris, tetapi juga pada seluruh dunia.
Inflasi global, tingkat di mana harga -harga naik berada pada titik tertinggi sejak 2008. Berikut adalah 7 alasan mengapa biaya hidup melonjak tinggi di seluruh belahan dunia.
1. Kenaikan Harga Energi dan Bensin
Harga minyak merosot pada awal pandemi, tetapi permintaan telah meroket kembali sejak saat itu dan kini telah mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Di Amerika Serikat (AS), harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bensin saat ini rata-rata pada kisaran USD3,31 per galon (sekitar Rp42.885 per USD) atau mengalami kenaikan dari sebelumnya USD2,39 per galon tahun lalu. Ini adalah cerita yang sama yang terjadi di Inggris dan Uni Eropa.
Harga gas juga melonjak, membuat orang-orang di seluruh dunia mendapatkan tagihan pemanas sentral yang lebih mahal. Permintaan dari Asia telah mendorong harga, bersama dengan musim dingin di Eropa tahun lalu, yang menghabiskan cadangan gas.
2. Kekurangan Pasokan
Harga barang konsumsi sehari-hari melonjak selama pandemi. Konsumen yang terjebak di rumah selama lockdown tahun lalu membutuhkan barang-barang rumah tangga dan perbaikan rumah karena mereka tidak bisa pergi ke restoran atau berlibur.
Produsen di tempat-tempat seperti Asia, banyak di antaranya menghadapi penutupan karena pembatasan Covid. Hal itu membuatnya banyak negara telah berjuang untuk memenuhi permintaan sejak saat itu.
Inflasi global, tingkat di mana harga -harga naik berada pada titik tertinggi sejak 2008. Berikut adalah 7 alasan mengapa biaya hidup melonjak tinggi di seluruh belahan dunia.
1. Kenaikan Harga Energi dan Bensin
Harga minyak merosot pada awal pandemi, tetapi permintaan telah meroket kembali sejak saat itu dan kini telah mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun terakhir.
Di Amerika Serikat (AS), harga Bahan Bakar Minyak (BBM) atau bensin saat ini rata-rata pada kisaran USD3,31 per galon (sekitar Rp42.885 per USD) atau mengalami kenaikan dari sebelumnya USD2,39 per galon tahun lalu. Ini adalah cerita yang sama yang terjadi di Inggris dan Uni Eropa.
Harga gas juga melonjak, membuat orang-orang di seluruh dunia mendapatkan tagihan pemanas sentral yang lebih mahal. Permintaan dari Asia telah mendorong harga, bersama dengan musim dingin di Eropa tahun lalu, yang menghabiskan cadangan gas.
2. Kekurangan Pasokan
Harga barang konsumsi sehari-hari melonjak selama pandemi. Konsumen yang terjebak di rumah selama lockdown tahun lalu membutuhkan barang-barang rumah tangga dan perbaikan rumah karena mereka tidak bisa pergi ke restoran atau berlibur.
Produsen di tempat-tempat seperti Asia, banyak di antaranya menghadapi penutupan karena pembatasan Covid. Hal itu membuatnya banyak negara telah berjuang untuk memenuhi permintaan sejak saat itu.