Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mulai Uji Coba Akhir 2022
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) akan dilakukan uji coba (trial run) pada November 2022 ini. Adapun, pengerjaan proyek strategis nasional (PSN) ini mencapai 79,90%.
Presiden Direktur KCJB, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan pihaknya akan terus melakukan upaya maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022
"Saat ini progres KCJB terus berjalan dan sudah mencapai 79,90%. Kami akan terus melakukan upaya maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022," ujar Dwiyana Slamet Riyadi melalui keterangan pers, Senin (24/1/2022).
Dia mencatat, progres KCJB di semua lini konstruksi sudah mendekati 100%. Di mana, progres KCJB untuk konstruksi jembatan sudah mencapai 89,30%, Subgrade 78,41%, dan Tunnel 98,07% atau 10 dari 13 tunnel telah berhasil tembus.
Lalau, Produksi Electric Multiple Unit (EMU) KCJB yang dilakukan di CRRC Sifang, Tiongkok pun sudah mencapai 85%. Artinya, 7 dari 11 unit EMU atau kereta yang akan digunakan untuk KCJB sudah selesai diproduksi.
Selain EMU, Comprehensive Inspection Trail (CIT) untuk kebutuhan maintenance dan uji coba KCJB juga sudah selesai dibuat. EMU atau kereta dan CIT direncanakan tiba di Indonesia pada pertengahan 2022.
Untuk pembangunan empat stasiun yang terdiri dari Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar pun sudah berjalan. Per Desember 2021, Stasiun Halim mengalami progres yang paling tinggi hingga 66,05%, disusul Tegalluar dengan 62,75%, dan Karawang 40,21%. Khusus untuk stasiun Padalarang, saat ini KCIC sedang menyiapkan segala kebutuhan untuk melakukan pembangunan stasiun tersebut, lengkap dengan rencana integrasinya.
Saat ini KCIC, sudah memiliki Depo yang berlokasi di Tegalluar dengan progres pembangunan yang mencapai 50,24%. Meski belum rampung sepenuhnya, lanjut Dwiyana, Depo ini sudah bisa dioperasikan untuk kebutuhan proyek seperti pengelasan batang rel KCJB di fasilitas Welding Factory yang tersedia di sana.
"Dengan progres yang mencapai 79.90%, tentu sudah banyak yang sudah kami capai. Konstruksi bridge, Subgrade dan tunnel sudah hampir mendekati final. Rangkaian EMU dan CIT KCJB juga sudah diproduksi. Beberapa unit bahkan sudah selesai produksinya dan rencananya akan tiba di Indonesia di pertengahan 2022 untuk dipakai saat trial run nanti," kata dia.
Manajemen bersama tim konstruksi dan para ahli juga sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis berupa clay shale yang dihadapi dalam pengerjaan Tunnel #2, Tunnel #, dan Tunnel #6.
Adapun langkah yang dilakukan KCIC adalah dengan melibatkan ahli tunnel dari ITB dan Tiongkok. Titik penggalian pun ditambah dari dua menjadi empat arah. Jadi selain penggalian di titik inlet dan outlet, kontraktor melakukan penggalian di dua titik inclined shaft.
Di samping itu ada perubahan metode kerja dari three bench menjadi double side-wall untuk menghindari longsor, serta melakukan surface grouting di lapisan atas tunnel dengan melakukan drilling dan pengecoran di titik-titik rawan clay shale untuk memperkuat lapisan atas tunnel.
"Kami sangat bersyukur sekali karena KCIC bersama kontraktor KCJB sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis di Tunnel #2, #4, dan #6. Tentu solusi ini jadi langkah yang besar saat upaya percepatan pembangunan berlangsung karena ketiga tunnel tersebut berada di area clay shale dan masuk sebagai titik konstruksi dengan tantangan geografis yang terberat," ungkap dia.
Presiden Direktur KCJB, Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan pihaknya akan terus melakukan upaya maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022
"Saat ini progres KCJB terus berjalan dan sudah mencapai 79,90%. Kami akan terus melakukan upaya maksimal untuk mewujudkan trial run di akhir tahun 2022," ujar Dwiyana Slamet Riyadi melalui keterangan pers, Senin (24/1/2022).
Dia mencatat, progres KCJB di semua lini konstruksi sudah mendekati 100%. Di mana, progres KCJB untuk konstruksi jembatan sudah mencapai 89,30%, Subgrade 78,41%, dan Tunnel 98,07% atau 10 dari 13 tunnel telah berhasil tembus.
Lalau, Produksi Electric Multiple Unit (EMU) KCJB yang dilakukan di CRRC Sifang, Tiongkok pun sudah mencapai 85%. Artinya, 7 dari 11 unit EMU atau kereta yang akan digunakan untuk KCJB sudah selesai diproduksi.
Selain EMU, Comprehensive Inspection Trail (CIT) untuk kebutuhan maintenance dan uji coba KCJB juga sudah selesai dibuat. EMU atau kereta dan CIT direncanakan tiba di Indonesia pada pertengahan 2022.
Untuk pembangunan empat stasiun yang terdiri dari Stasiun Halim, Karawang, Padalarang, dan Tegalluar pun sudah berjalan. Per Desember 2021, Stasiun Halim mengalami progres yang paling tinggi hingga 66,05%, disusul Tegalluar dengan 62,75%, dan Karawang 40,21%. Khusus untuk stasiun Padalarang, saat ini KCIC sedang menyiapkan segala kebutuhan untuk melakukan pembangunan stasiun tersebut, lengkap dengan rencana integrasinya.
Saat ini KCIC, sudah memiliki Depo yang berlokasi di Tegalluar dengan progres pembangunan yang mencapai 50,24%. Meski belum rampung sepenuhnya, lanjut Dwiyana, Depo ini sudah bisa dioperasikan untuk kebutuhan proyek seperti pengelasan batang rel KCJB di fasilitas Welding Factory yang tersedia di sana.
"Dengan progres yang mencapai 79.90%, tentu sudah banyak yang sudah kami capai. Konstruksi bridge, Subgrade dan tunnel sudah hampir mendekati final. Rangkaian EMU dan CIT KCJB juga sudah diproduksi. Beberapa unit bahkan sudah selesai produksinya dan rencananya akan tiba di Indonesia di pertengahan 2022 untuk dipakai saat trial run nanti," kata dia.
Manajemen bersama tim konstruksi dan para ahli juga sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis berupa clay shale yang dihadapi dalam pengerjaan Tunnel #2, Tunnel #, dan Tunnel #6.
Adapun langkah yang dilakukan KCIC adalah dengan melibatkan ahli tunnel dari ITB dan Tiongkok. Titik penggalian pun ditambah dari dua menjadi empat arah. Jadi selain penggalian di titik inlet dan outlet, kontraktor melakukan penggalian di dua titik inclined shaft.
Di samping itu ada perubahan metode kerja dari three bench menjadi double side-wall untuk menghindari longsor, serta melakukan surface grouting di lapisan atas tunnel dengan melakukan drilling dan pengecoran di titik-titik rawan clay shale untuk memperkuat lapisan atas tunnel.
"Kami sangat bersyukur sekali karena KCIC bersama kontraktor KCJB sudah menemukan solusi untuk mengatasi kendala geografis di Tunnel #2, #4, dan #6. Tentu solusi ini jadi langkah yang besar saat upaya percepatan pembangunan berlangsung karena ketiga tunnel tersebut berada di area clay shale dan masuk sebagai titik konstruksi dengan tantangan geografis yang terberat," ungkap dia.
(nng)