Ribuan Pegawai Bank Bukopin Resign, Ada Apa?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekitar 1.400-an karyawan KB Bukopin kompak mengundurkan diri alias resign sampai dengan akhir tahun 2021. Alasannya, perusahaan membuka program pensiun dini yang ditawarkan kepada seluruh karyawan.
Presiden Direktur KB Bukopin, Chang Su Choi menjelaskan bahwa saat ini Perseroan fokus pertumbuhan berbasis teknologi dan mengembangkan ekosistem IT. Salah satu yang dilakukan adalah melalui transformasi SDM dengan program penawaran pengakhiran hubungan kerja secara sukarela.
"Perusahaan sangat memperhatikan tiap karyawan yang memilih mengikuti program ini. Maka dari itu, perusahaan tetap memberikan fasilitas asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga hingga 6 bulan ke depan," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (25/1/2022).
Program ini merupakan program bagi semua karyawan, semua dapat berpartisipasi, tidak dibatasi oleh masa kerja dan usia, dan nasabah diklaim mendapat kompensasi lebih baik.
Choi mengatakan, perusahaan memberikan dukungan kepada karyawan yang akhirnya memilih untuk mengikuti program ini, yakni memberikan manfaat finansial dan non finansial dengan kompensasinya.
Untuk manfaat non finansial, perusahaan juga memberikan pembekalan melalui pelatihan yang bisa diikuti oleh karyawan yang mengikuti program tersebut.
Bahkan Bank KB Bukopin memastikan pihaknya memberikan seluruh hak karyawan sesuai aturan. Karyawan yang sukarela mengundurkan diri mendapat pesangon lebih dari aturan pemerintah.
Terkait dengan akan berkurangnya karyawan ini, Choi meyakinkan bahwa tidak akan mengganggu operasional perusahaan, terutama pelayanan nasabah.
"Fokus kami adalah pelayanan nasabah. Maka pada kesempatan ini, dapat kami pastikan bahwa operasional dan pelayanan nasabah tidak akan terpengaruh," pungkasnya.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan sampai dengan periode 30 September 2021, perseroan tercatat masih membukukan kerugian bersih senilai Rp361,02 miliar dengan kerugian operasional Rp 78,60 miliar.
Bank bersandi BBKP ini menyalurkan kredit sebesar Rp 53,93 triliun sampai dengan September 2021, turun 5% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 56,87 triliun. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat tumbuh 28% menjadi Rp 56,47 triliun.
Presiden Direktur KB Bukopin, Chang Su Choi menjelaskan bahwa saat ini Perseroan fokus pertumbuhan berbasis teknologi dan mengembangkan ekosistem IT. Salah satu yang dilakukan adalah melalui transformasi SDM dengan program penawaran pengakhiran hubungan kerja secara sukarela.
"Perusahaan sangat memperhatikan tiap karyawan yang memilih mengikuti program ini. Maka dari itu, perusahaan tetap memberikan fasilitas asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarga hingga 6 bulan ke depan," katanya, dalam keterangan resmi, Selasa (25/1/2022).
Program ini merupakan program bagi semua karyawan, semua dapat berpartisipasi, tidak dibatasi oleh masa kerja dan usia, dan nasabah diklaim mendapat kompensasi lebih baik.
Choi mengatakan, perusahaan memberikan dukungan kepada karyawan yang akhirnya memilih untuk mengikuti program ini, yakni memberikan manfaat finansial dan non finansial dengan kompensasinya.
Untuk manfaat non finansial, perusahaan juga memberikan pembekalan melalui pelatihan yang bisa diikuti oleh karyawan yang mengikuti program tersebut.
Bahkan Bank KB Bukopin memastikan pihaknya memberikan seluruh hak karyawan sesuai aturan. Karyawan yang sukarela mengundurkan diri mendapat pesangon lebih dari aturan pemerintah.
Terkait dengan akan berkurangnya karyawan ini, Choi meyakinkan bahwa tidak akan mengganggu operasional perusahaan, terutama pelayanan nasabah.
"Fokus kami adalah pelayanan nasabah. Maka pada kesempatan ini, dapat kami pastikan bahwa operasional dan pelayanan nasabah tidak akan terpengaruh," pungkasnya.
Berdasarkan publikasi laporan keuangan perusahaan sampai dengan periode 30 September 2021, perseroan tercatat masih membukukan kerugian bersih senilai Rp361,02 miliar dengan kerugian operasional Rp 78,60 miliar.
Bank bersandi BBKP ini menyalurkan kredit sebesar Rp 53,93 triliun sampai dengan September 2021, turun 5% dari periode yang sama di tahun sebelumnya Rp 56,87 triliun. Sedangkan, dana pihak ketiga (DPK) perseroan tercatat tumbuh 28% menjadi Rp 56,47 triliun.
(nng)