5 Perusahaan Batu Bara Terbesar di Kalimantan, Siapa Paling Cuan?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Lima perusahaan batu bara terbesar di Indonesia beroperasi di Pulau Kalimantan. Keberadaan mereka di Kalimantan tak lepas dari cadangan batu bara di pulau itu.
Data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020 menunjukkan terdapat tiga provinsi di Pulau Kalimantan masuk dalam deretan wilayah dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Sejalan dengan kekayaan alam yang melimpah, banyak perusahaan pertambangan batu bara yang menginjakkan kaki di Tanah Borneo. Dari sekian banyak perusahaan komoditas batu bara, beberapa di antaranya merupakan penguasa dengan area konsesi yang luas dengan produksi yang masif.
Berikut lima perusahaan batu bara terbesar di Kalimantan, sebagaimana dirangkum pada Rabu (2/2/2022).
1. PT Kaltim Prima Coal (KPC)
Kaltim Prima Coal merupakan entitas ventura bersama dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), korporasi tambang milik Grup Bakrie. BUMI mengakuisisi KPC pada tahun 2003. Setelah mengalami rangkaian perubahan kepemilikan saham dan seiring berkembangnya waktu, kepemilikan BUMI atas KPC menjadi sebesar 51%, dengan rincian 25% dimiliki langsung oleh perusahaan dan 26% lainnya melalui entitas anak PT Sitrade Coal (Sitrade).
Sementara 30% saham KPC dimiliki oleh Bhira Investments Ltd, dan 19% sisanya dimiliki Mountain Netherlands.
Menurut data di web resmi perseroan, KPC mengklaim sebagai salah satu perusahaan yang mengelola pertambangan open-pit terbesar di dunia di area konsesi penambangan seluas 84.938 hektare dengan produksi sekitar 61-61 juta ton yang berpusat di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Menurut laporan keuangan BUMI hingga 30 September 2021, Kaltim Prima Coal memiliki pendapatan sebesar USD3,08 miliar dengan laba bersih USD350,1 juta.
2. PT Adaro Indonesia (AI)
Adaro Indonesia merupakan entitas anak dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kepemilikan saham mencapai 88,47%. Sampai saat ini, AI memiliki jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan berakhir kontraknya pada 1 Oktober 2022.
AI memiliki operasi pertambangan batu bara AE terbesar dalam Adaro Group dengan produksi mencapai 32,70 juta ton batu bara hingga September 2021, menurut laporan keuangan dan aktivitas kuartal III-2021.
Perseroan menjalankan operasi pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan luas konsesi diperkirakan mencapai 31.379,80 hektare. AI memiliki laba sebesar USD23,89 juta hingga 30 September 2021.
3. PT Kideco Jaya Agung
Kideco Jaya Agung (KJA) adalah entitas anak dari PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan kepemilikan saham mencapai 91%. KJA memiliki jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan berakhir pada 13 Maret 2023.
KJA mengoperasikan enam tambang yang terletak di Kalimantan Timur seluas 47.500 hektare. Total produksi batubara KJA untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2021 adalah 27,1 juta ton.
Pendapatan KJA hingga kuartal III-2021 adalah sebesar USD1,48 miliar, dengan laba bersih sejumlah USD243,81 juta.
4. PT Arutmin Indonesia
Arutmin merupakan entitas anak dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten raksasa tambang milik Grup Bakrie. Diketahui, BUMI memegang 90% saham Arutmin, dengan rincian 70% dimiliki perseroan langsung, sedangkan 20% melalui PT Green Resources (GR).
Wilayah kerja Arutmin saat ini terdiri dari 5 tambang aktif dan 1 terminal batu bara yang tersebar di tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Kotabaru.
Berdasarkan laporan kinerja BUMI hingga semester I-2021, produksi batu bara Arutmin diketaui mencapai 10,7 juta ton.
Berdasarkan laporan keuangan BUMI kuartal III-2021, laba Arutmin Indonesia mencapai USD5,41 juta, per 30 September 2021.
5. PT Berau Coal
PT Berau Coal merupakan entitas anak dari PT Berau Coal Energy. Perseroan memiliki area konsesi pertambangan seluas 108.900 ha yang terletak di Kabupaten Berau, atau sekitar 300 kilometer sebelah utara Samarinda, ibu kota provinsi Kalimantan Timur.
Perseroan memiliki tiga lokasi penambangan yakni di Tambang Lati, Tambang Binungan, dan Tambang Sambarata, dengan jenis izin PKP2B yang berlaku hingga 26 April 2025.
Sesuai dengan status JORC per 30 Juni 2014, jumlah cadangan batu bara yang dimiliki perusahaan adalah 519 Juta ton terdiri atas 285 juta ton merupakan cadangan terbukti dan 234 juta ton merupakan cadangan terkira.
Data Handbook of Energy and Economic Statistics of Indonesia 2020 menunjukkan terdapat tiga provinsi di Pulau Kalimantan masuk dalam deretan wilayah dengan cadangan batu bara terbesar di Indonesia, yaitu Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Tengah.
Sejalan dengan kekayaan alam yang melimpah, banyak perusahaan pertambangan batu bara yang menginjakkan kaki di Tanah Borneo. Dari sekian banyak perusahaan komoditas batu bara, beberapa di antaranya merupakan penguasa dengan area konsesi yang luas dengan produksi yang masif.
Berikut lima perusahaan batu bara terbesar di Kalimantan, sebagaimana dirangkum pada Rabu (2/2/2022).
1. PT Kaltim Prima Coal (KPC)
Kaltim Prima Coal merupakan entitas ventura bersama dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), korporasi tambang milik Grup Bakrie. BUMI mengakuisisi KPC pada tahun 2003. Setelah mengalami rangkaian perubahan kepemilikan saham dan seiring berkembangnya waktu, kepemilikan BUMI atas KPC menjadi sebesar 51%, dengan rincian 25% dimiliki langsung oleh perusahaan dan 26% lainnya melalui entitas anak PT Sitrade Coal (Sitrade).
Sementara 30% saham KPC dimiliki oleh Bhira Investments Ltd, dan 19% sisanya dimiliki Mountain Netherlands.
Menurut data di web resmi perseroan, KPC mengklaim sebagai salah satu perusahaan yang mengelola pertambangan open-pit terbesar di dunia di area konsesi penambangan seluas 84.938 hektare dengan produksi sekitar 61-61 juta ton yang berpusat di Sangatta, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur.
Menurut laporan keuangan BUMI hingga 30 September 2021, Kaltim Prima Coal memiliki pendapatan sebesar USD3,08 miliar dengan laba bersih USD350,1 juta.
2. PT Adaro Indonesia (AI)
Adaro Indonesia merupakan entitas anak dari PT Adaro Energy Tbk (ADRO) dengan kepemilikan saham mencapai 88,47%. Sampai saat ini, AI memiliki jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan berakhir kontraknya pada 1 Oktober 2022.
AI memiliki operasi pertambangan batu bara AE terbesar dalam Adaro Group dengan produksi mencapai 32,70 juta ton batu bara hingga September 2021, menurut laporan keuangan dan aktivitas kuartal III-2021.
Perseroan menjalankan operasi pertambangan batu bara di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, dengan luas konsesi diperkirakan mencapai 31.379,80 hektare. AI memiliki laba sebesar USD23,89 juta hingga 30 September 2021.
3. PT Kideco Jaya Agung
Kideco Jaya Agung (KJA) adalah entitas anak dari PT Indika Energy Tbk (INDY) dengan kepemilikan saham mencapai 91%. KJA memiliki jenis izin Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B) yang akan berakhir pada 13 Maret 2023.
KJA mengoperasikan enam tambang yang terletak di Kalimantan Timur seluas 47.500 hektare. Total produksi batubara KJA untuk periode sembilan bulan yang berakhir pada 30 September 2021 adalah 27,1 juta ton.
Pendapatan KJA hingga kuartal III-2021 adalah sebesar USD1,48 miliar, dengan laba bersih sejumlah USD243,81 juta.
4. PT Arutmin Indonesia
Arutmin merupakan entitas anak dari PT Bumi Resources Tbk (BUMI), emiten raksasa tambang milik Grup Bakrie. Diketahui, BUMI memegang 90% saham Arutmin, dengan rincian 70% dimiliki perseroan langsung, sedangkan 20% melalui PT Green Resources (GR).
Wilayah kerja Arutmin saat ini terdiri dari 5 tambang aktif dan 1 terminal batu bara yang tersebar di tiga kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan, yaitu di Kabupaten Tanah Laut, Kabupaten Tanah Bumbu, dan Kabupaten Kotabaru.
Berdasarkan laporan kinerja BUMI hingga semester I-2021, produksi batu bara Arutmin diketaui mencapai 10,7 juta ton.
Berdasarkan laporan keuangan BUMI kuartal III-2021, laba Arutmin Indonesia mencapai USD5,41 juta, per 30 September 2021.
5. PT Berau Coal
PT Berau Coal merupakan entitas anak dari PT Berau Coal Energy. Perseroan memiliki area konsesi pertambangan seluas 108.900 ha yang terletak di Kabupaten Berau, atau sekitar 300 kilometer sebelah utara Samarinda, ibu kota provinsi Kalimantan Timur.
Perseroan memiliki tiga lokasi penambangan yakni di Tambang Lati, Tambang Binungan, dan Tambang Sambarata, dengan jenis izin PKP2B yang berlaku hingga 26 April 2025.
Sesuai dengan status JORC per 30 Juni 2014, jumlah cadangan batu bara yang dimiliki perusahaan adalah 519 Juta ton terdiri atas 285 juta ton merupakan cadangan terbukti dan 234 juta ton merupakan cadangan terkira.
(uka)