Ekspor poliester tak akan dihentikan

Selasa, 16 Oktober 2012 - 10:39 WIB
Ekspor poliester tak akan dihentikan
Ekspor poliester tak akan dihentikan
A A A
Sindonews.com — Pelaku industri tekstil dan produk tekstil (TPT) menyatakan tidak akan menghentikan ekspor benang poliester.

Sekretaris Jenderal Asosiasi Produsen Synthetic Fiber Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, hingga saat ini produksi benang poliester per tahun baru mencapai 680.000 ton dari total kapasitas sebesar 833.000 ton.

“Utilisasi kami baru mencapai 81 persen. Kami masih bisa menambah produksi sekitar 153.000 ton jika memang industri kecil membutuhkannya” kata Redma di Jakarta, Selasa (16/10/2012).

Menurutnya, dari 680.000 ton produksi pada tahun 2011, sebanyak 200.000 ton diekspor dan 480.000 ton untuk pasar domestik.

“Kami akan sangat senang jika industri dalam negeri masih membutuhkannya. Artinya, kami bisa memproduksi lebih banyak sehingga utilisasi produksi kami bisa meningkat” ujarnya.

Redma menjelaskan, konsumsi benang poliester tahun 2011 mencapai 400.000 ton dan tahun ini diperkirakan bisa mencapai 520.000 ton. Bahkan, diprediksi hingga tahun 2015 bisa mencapai 580.000 ton.

“IKM memang membutuhkan kain poliester lebih banyak, yang berarti membutuhkan benang poliester yang lebih banyak karena memang tren dunia menuju kesana menyusul berkurangnya suplai kapas” jelas Redma.

Dihubungi terpisah, Direktur Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Euis Saedah mengatakan, tidak akan ada pelarangan ekspor poliester karena akan menggangu penerimaan devisa negara.

Euis menjelaskan, kebutuhan bahan baku IKM memang terus meningkat karena didorong meningkatnya permintaan dari konsumen khususnya untuk produk fesyen, namun tidak sampai harus menghentikan ekspor karena dari sisi kemampuan produksi masih dapat tercukupi.

“Selama ini, pelaku IKM tidak kesulitan memperoleh poliester. Pemerintah juga tidak melarang produsen mengekspor bahan baku tersebut. Yang diperlukan adalah jalinan kerja sama yang baik antara industri produsennya dengan industri kecil dan menengah agar potensi pasar ini bisa tergarap karena Indonesia termasuk negara potensial dalam memproduksi bahan baku poliester dan serat rayon,” tutur Euis.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7157 seconds (0.1#10.140)