Menakar Kesiapan Industri Petrokimia Menuju Industri Hijau

Sabtu, 12 Februari 2022 - 20:11 WIB
loading...
Menakar Kesiapan Industri...
Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan target Net Zero Emission di 2060. Salah satu industri yang disoroti untuk turut menekan emisinya adalah industri petrokimia. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Keberlanjutan ekosistem lingkungan bumi sudah semakin menjadi perhatian global. Di Indonesia, pemerintah telah menetapkan target Net Zero Emission di 2060 . Salah satu industri yang disoroti untuk turut menekan emisinya adalah industri petrokimia .

Pasalnya, industri petrokimia merupakan industri di sektor hulu yang menyediakan hampir seluruh bahan baku industri hilir seperti industri plastik, tekstil, cat, kosmetik, hingga farmasi, dengan melalui proses produksi yang memanfaatkan energi.

Oleh karena itu, industri petrokimia digadang-gadang menjadi sebuah industri yang dinilai paling tepat untuk bertransformasi menjadi industri hijau dan berkelanjutan guna mendukung target Indonesia bebas emisi karbon di tahun 2060 yang diwujudkan dalam dokumen yang dinamakan nationally determined contribution (NDC).



Praktik Net Zero Emission (NZE) yang dilakukan adalah melakukan penyerapan terhadap gas rumah kaca dalam jumlah yang sama atau lebih besar dari emisi yang dihasilkan. Sebagaimana yang dipaparkan dalam webinar diskusi publik “Indonesia Net Zero Emission 2060, Transformasi Industri Petrokimia Menjadi Industri Hijau”, industri petrokimia berperan signifikan dalam upaya pencapaian bebas emisi karbon, bahkan sebagai penentu keberhasilan tercapainya bebas emisi karbon yang tertera dalam persetujuan paris (Paris Climate Agreement).

Dengan demikian, kesiapan pelaku industri menerapkan prinsip keberlanjutan dalam menjalankan bisnis hingga tercipta industri yang lebih hijau perlu diperhatikan, terutama di industri petrokimia mengingat peran vitalnya yang mendukung tercapainya ketahanan pangan dan menjadi katalisator ekonomi pada level nasional maupun global.

Sebagai salah satu pemain utama di industri petrokimia Indonesia, PT Pupuk Kalimantan Timur ( Pupuk Kaltim /PKT) siap menjadi pionir transformasi industri petrokimia menjadi industri hijau. Direktur Utama Pupuk Kaltim, Rahmad Pribadi mengungkapkan, bahwa terciptanya industri hijau dapat dilakukan dengan mengintegrasikan berbagai upaya yang sudah tertera dalam roadmap PKT agar lebih hijau dan berkelanjutan.

“Kami di Pupuk Kaltim melihat kedepannya perusahaan tidak hanya dituntut menjadi lebih produktif tetapi juga lebih ramah lingkungan. Hal ini tertuang di roadmap 40 tahun kedua PKT yang akan fokus ke arah industri petrokimia yang berbasis renewable," ujar Rahmad.

"Roadmap tersebut akan terus kami kembangkan dengan fokus pada 3 pondasi utama, yaitu efisiensi energi lewat digitalisasi, diversifikasi usaha dengan bahan baku energi terbarukan dan melakukan praktik ekonomi sirkular guna memanfaatkan emisi produksi menjadi komoditas bisnis baru seperti soda ash. Praktik-praktik ini tidak hanya sebagai upaya mengurangi jejak karbon, tetapi dapat memberikan dampak keberlanjutan dan multiplier effect positif baik bagi perusahaan, masyarakat sekitar, maupun negara," sambungnya.

Dalam upaya pengurangan jejak karbon, Rahmad juga menjelaskan, bahwa saat ini PKT sudah memulai penggunaan biomassa sebagai sumber energi alternatif yang lebih ramah lingkungan, sebagai campuran pembangkit listrik boiler batubara. Melalui praktik ini, diperkirakan dapat mengurangi emisi pabrik hingga 5,4%.
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
ABB Berkomitmen Dukung...
ABB Berkomitmen Dukung Target Net Zero dan Transisi Energi Indonesia
Cara PLN Icon Plus Menjawab...
Cara PLN Icon Plus Menjawab Tantangan untuk Menurunkan Emisi Karbon di Sektor Pariwisata
Perkuat Industri Petrokimia...
Perkuat Industri Petrokimia RI, Pemerintah Perlu Contoh Korsel
Bagaimana Kewajiban...
Bagaimana Kewajiban Pupuk Kaltim Terkait Polis Pensiunan, Begini Kata Legislator
Green Operation, BSI...
Green Operation, BSI Pakai 139 Kendaraan Listrik dan Luncurkan Digital Carbon Tracking
Pupuk Kaltim Teken Kontrak...
Pupuk Kaltim Teken Kontrak EPC: Pabrik Soda Ash Pertama di Indonesia Siap Dibangun
PLN IP Hasilkan Green...
PLN IP Hasilkan Green Energy 814 GWh di 2024, Tekan Lebih 921.000 Ton CO2
Inaplas Beberkan Dampak...
Inaplas Beberkan Dampak Positif Perpanjangan HGBT ke Sektor Industri
Jababeka Optimistis...
Jababeka Optimistis Mampu Wujudkan Kawasan Industri yang Berkelanjutan
Rekomendasi
Natalius Pigai Ingin...
Natalius Pigai Ingin Ada UU Kebebasan Beragama, WNI Boleh Miliki Kepercayaan Selain 5 Agama Resmi
Agensi Kim Soo Hyun...
Agensi Kim Soo Hyun Diduga Tuntut Kim Sae Ron Bayar Rp224 Miliar, Ancam Seret ke Jalur Hukum
Tanggapi Gugatan Pidana...
Tanggapi Gugatan Pidana CMNP, Kuasa Hukum BHIT Hotman Paris: Sudah Kedaluwarsa!
Berita Terkini
Tren Perjalanan Wisata...
Tren Perjalanan Wisata Meningkat, Tokio Marine Perkuat Kerjasama dengan Travel Agent
1 jam yang lalu
Menaker Resmi Buka Posko...
Menaker Resmi Buka Posko THR 2025, Terima Aduan Pekerja
1 jam yang lalu
Ada Perubahan Konsumsi...
Ada Perubahan Konsumsi dan Belanja saat Ramadan, Perlu Bijak Kelola Keuangan
1 jam yang lalu
Momentum Positif Pemain...
Momentum Positif Pemain di Industri Asuransi saat Literasi Masyarakat Meningkat
2 jam yang lalu
Kebut Gasifikasi di...
Kebut Gasifikasi di Sulawesi Maluku, PLN EPI dan Konsorsium Dirikan JV
3 jam yang lalu
Bukti Transformasi,...
Bukti Transformasi, PTPN Group Cetak Laba Rp14,9 Triliun
3 jam yang lalu
Infografis
Salah Satunya Hipertensi,...
Salah Satunya Hipertensi, Berikut 6 Manfaat Kacang Hijau
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved