Menakar Kesiapan Industri Petrokimia Menuju Industri Hijau

Sabtu, 12 Februari 2022 - 20:11 WIB
loading...
A A A
Menjadikan industri menjadi lebih hijau mengharuskan pelaku industri mengutamakan upaya efisiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya secara berkelanjutan dalam proses produksinya. Dalam hal ini, dapat menerapkan energi baru terbarukan (EBT) sebagai alternatif energi serta penggunaan bahan baku yang lebih ramah lingkungan dan memiliki emisi yang lebih rendah.

Di sisi lain, upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan juga termasuk ke dalam upaya yang tidak hanya bermanfaat terhadap lingkungan, tetapi juga cost effective dan efisien sehingga tercipta lingkungan yang hijau serta ekonomi hijau sebagaimana yang dipaparkan oleh Laksmi Dhewanthi, Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan dalam webinar diskusi publik (28/1).

Penerapan dari ekonomi sirkular yang memanfaatkan bahan baku dari bahan atau gas buangan produksi yang masih bisa digunakan. dengan semaksimal mungkin. Dengan demikian, terjadi pemanfaatan gas buangan yang dapat mengurangi jejak karbon dari proses produksi.

Disisi lain, pembentukan budaya ramah lingkungan dalam internal perusahaan juga mampu mengakselerasi terciptanya industri hijau dengan praktik hidup yang lebih ramah lingkungan. Peran perusahaan dalam menumbuhkan semangat tersebut dapat melalui berbagai hal, di antaranya adalah membuat kompetisi mengenai carbon offset bagi karyawan sebagaimana yang dilakukan oleh Pupuk Kaltim. Selanjutnya, karyawan didorong untuk menggunakan kendaraan listrik dalam kegiatan operasional yang tentunya perlu difasilitasi oleh perusahaan.

“Dengan membiasakan karyawan menggunakan kendaraan listrik dalam bekerja, dapat mengurangi karbon hingga 23,78 ton /tahun yang tentunya berkontribusi cukup signifikan dalam pengurangan gas buangan dibandingkan masih menggunakan kendaraan yang berbahan bakar bensin atau solar,” ujar Rahmad.

Guna menghasilkan dampak nyata yang lebih terukur, pelaku industri perlu melakukan pengukuran emisi yang dikeluarkan sehingga dapat melakukan penataan serta penentuan strategi yang perlu dilakukan agar menjadi industri yang lebih hijau. Terus berinovasi dalam upaya penurunan gas emisi rumah kaca dan juga menerapkan sikap adaptif terhadap dampak-dampak perubahan iklim merupakan ciri dari industri masa depan yang peduli akan keberlanjutan.

“Peran proaktif dari pelaku industri khususnya petrokimia dalam mengurangi gas emisi karbon perlu semakin digencarkan. Dengan konsistensi dalam penerapan berbagai upaya pengurangan gas buangan serta rutin melakukan evaluasi, Pupuk Kaltim siap dan optimis mampu mencapai target untuk mengurangi emisi gas karbon hingga 32,51% pada 2030," ungkapnya.

"Kami berharap dengan aksi nyata kami, dapat menginspirasi pihak lain dari sektor sejenis maupun sektor lainnya untuk bersama-sama bertransformasi menjadi industri yang lebih hijau. Dengan demikian, bukan tidak mungkin di tahun 2060, Pupuk Kaltim serta industri lainnya akan mencapai net zero emission serta mendukung target pemerintah,” tutup Rahmad.

(akr)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2332 seconds (0.1#10.140)