Nestapa Produsen Tahu-Tempe, Laba Pupus Digerus Harga Kedelai

Sabtu, 19 Februari 2022 - 19:58 WIB
loading...
Nestapa Produsen Tahu-Tempe, Laba Pupus Digerus Harga Kedelai
Produsen tahu tempe mengeluh turunnya keuntungan akibat kenaikan harga kedelai belakangan ini. Foto/Iqbal Dwi Purnama
A A A
JAKARTA - Kenaikan harga kedelai langsung terasa dampaknya oleh para produsen produk olahan kedelai seperti tahu dan tempe. Kenaikan ongkos produksi akibat harga bahan baku yang meningkat menggerus keuntungan yang diperoleh.

Para pedagang sekaligus produsen tempe dan tahu di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, misalnya mengaku pasrah dan mencoba terus bertahan dalam situasi ini.



"Naik sangat pesat, kita sebagai produsen itu hanya bisa bertahan," kata salah seorang pedagang, Maizun, saat ditemui MNC Portal Indonesia, Sabtu (19/2/2022).

Maizun menjelaskan, untuk belanja kedelai guna memproduksi tempe dirinya harus merogoh kocek sebesar Rp1.180.000 per kuintal. Padahal sebelumnya Maizun cukup membayar Rp750-850 ribu per kuintal.



"Keuntungan menipis. Kalau tempe itu kan belum (menghitung) biaya gasnya, plastiknya, belum ngitung makan," kata pria yang akrab disapa Ambon itu.

Di tengah kebutuhan hidup yang makin meningkat, kata Maizun, para pedagang bergarap kepada pemerintah untuk segera menstabilkan harga kedelai yang menjadi sumber penghasilannya. "Pemerintah harus memperhatikan rakyat kecil, tolong lah untuk menstabilkan harga kedelai, ya pedagang kecil menjerit," tutur Maizun.



Pedagang sekaligus produsen tempe lain asal Jakarta Timur Munasyifa menambahkan, harga kedelai yang tinggi membuat keuntungan makin menyusut. Kalaupun dagangannya habis, kata dia, keuntungan yang didapat hanya pas untuk biaya hidup. "Pas saja, itu pun kalau habis ya, kalau sisa ya nombokin, jadi kalau habis ya tidak ada lebihnya," kata Munasyifa.

Para pedagang terimpit kesulitan karena tak bisa menaikkan harga terlalu tinggi karena khawatir ditinggal pembeli. Menurutnya, saat ini saja kondisi pasar makin sepi, serapan produk olahan kedelai seperti tempe dan tahu makin kecil.

"Harapannya harga itu stabil, karena ini kan bahan pokok ya, kalau naikkan (harga) kasihan masyarakat juga. Biar sama-sama enak lah antara produsen dan konsumen," pungkasnya.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2147 seconds (0.1#10.140)