Kementan Ajak Petani Milenial Kalsel Garap Agribisnis dari Smart Farming
loading...
A
A
A
Pelatihan agribisnis smart farming bertujuan memberikan pemahanan kepada petani tentang konsep agribisnis pertanian modern, pertanian cerdas, dan penggunaan teknologi pertanian berbasis teknologi informasi (IT) dan internet of things (IoT) pada aktivitas pertaniannya.
(Baca juga:Tingkatkan Kualitas Petani Milenial, SMKPP Kementan Gandeng Industri)
Dalam sambutannya, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memotivasi peserta dan seluruh insan pertanian terutama petani milenial untuk selalu belajar dan transformasi mindset bertani. “Petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbisnis pertanian,” katanya.
Dedi mengingatkan harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian, modern yang memanfaatkan seluruh teknologi yang dapat menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian. Pandemi saat ini memang tidak banyak mempengaruhi usaha sektor pertanian. Hal ini karena meskipun situasi pandemi, tentu masyarakat tetap membutuhkan pangan. Ketika sektor usaha lain turun, sektor pertanian justru menggeliat hingga 16%.
“Maka untuk mendorong petani tetap semangat mengolah lahan dan berorientasi bisnis, pemerintah memfasilitasinya dengan pinjaman tanpa agunan melalui Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” kata Dedi.
Pemerintah berharap program KUR dapat menggenjot hasil produksi pertanian Indonesia. Selain itu, KUR juga dapat mendorong semangat usaha petani, pada dasarnya KUR adalah pinjaman yang harus dikembalikan.
Ke-10 orang utusan petani dari Kalsel diharapkan setelah kembali ke wilayahnya masing-masing dapat menerapkan agribisnis pertanian modern melalui konsep smart farming dengan memanfaatkan IT dan IoT, kemudian usaha pertanian dengan memanfaatkan KUR yang difasilitasi oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi hasil pertaniannya.
(Baca juga:Tingkatkan Kualitas Petani Milenial, SMKPP Kementan Gandeng Industri)
Dalam sambutannya, Kepala BPPSDMP Dedi Nursyamsi memotivasi peserta dan seluruh insan pertanian terutama petani milenial untuk selalu belajar dan transformasi mindset bertani. “Petani harus bertransformasi, yang dulu bertani hasilnya hanya untuk kebutuhan pribadi dan keluarga, saat ini pertanian harus menjadi sarana untuk mencari uang sebanyak-banyaknya dengan berbisnis pertanian,” katanya.
Dedi mengingatkan harus dibangun pemahaman agribisnis pertanian, modern yang memanfaatkan seluruh teknologi yang dapat menggenjot produksi, produktifitas dan kualitas hasil pertanian. Pandemi saat ini memang tidak banyak mempengaruhi usaha sektor pertanian. Hal ini karena meskipun situasi pandemi, tentu masyarakat tetap membutuhkan pangan. Ketika sektor usaha lain turun, sektor pertanian justru menggeliat hingga 16%.
“Maka untuk mendorong petani tetap semangat mengolah lahan dan berorientasi bisnis, pemerintah memfasilitasinya dengan pinjaman tanpa agunan melalui Kredit Usaha Rakyat atau KUR,” kata Dedi.
Pemerintah berharap program KUR dapat menggenjot hasil produksi pertanian Indonesia. Selain itu, KUR juga dapat mendorong semangat usaha petani, pada dasarnya KUR adalah pinjaman yang harus dikembalikan.
Ke-10 orang utusan petani dari Kalsel diharapkan setelah kembali ke wilayahnya masing-masing dapat menerapkan agribisnis pertanian modern melalui konsep smart farming dengan memanfaatkan IT dan IoT, kemudian usaha pertanian dengan memanfaatkan KUR yang difasilitasi oleh pemerintah untuk meningkatkan produksi hasil pertaniannya.
(dar)