Dilengkapi Fasilitas Kelas Dunia, Waterfront Jadi Magnet Baru Labuan Bajo

Jum'at, 25 Februari 2022 - 21:23 WIB
loading...
Dilengkapi Fasilitas Kelas Dunia, Waterfront Jadi Magnet Baru Labuan Bajo
Waterfront Labuan Bajo telah selesai dibangun dan ditata. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Pesona Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur sebagai destinasi pariwisata super prioritas (DPSP) semakin memikat dengan adanya ikon baru Waterfront City.

Waterfront merupakan salah satu dari program penataan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) Labuan Bajo dan saat ini infrastrukturnya telah rampung dibangun, siap digunakan dan telah dilengkapi fasilitas kelas dunia.

Dengan status DPSP, Labuan Bajo memang mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pun terus melakukan pembangunan infrastruktur KSPN Labuan Bajo untuk menjadi salah satu destinasi wisata premium.

Hal ini sesuai dengan arahan presiden Joko Widodo yang ingin mengubah wajah destinasi yang dikenal dengan hewan eksotis komodo tersebut agar lebih menarik bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.

Sebagai satuan kerja di bawah Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) , Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) memegang fungsi koordinasi lintas dalam rangka mempercepat pembangunan pariwisata di Labuan Bajo juga turut memberi penjelasan terkait progres dan proses aktivasi Waterfront.



Menurut Direktur Utama BPOLBF Shana Fatina, per tanggal 08 Februari 2022 pembangunan dan penataan Waterfront telah 100% selesai.

Saat ini pihaknya bersama kementerian dan lembaga terkait tengah mempersiapkan beberapa aktivasi untuk mengisi ruang publik yang telah dibangun tersebut.

"Saat ini kita sudah masuk dalam tahap menggabungkan aktivasi program dan infrastruktur, sehingga ruang publik ini bisa memberi manfaat langsung ke masyarakat dan bisa menjadi atraksi landmark wajib Labuan Bajo," jelas Shana, dikutip Jumat (25/2/2022).

Shana menyebut bahwa semua pihak dapat menggunakan ruang publik tersebut selama mengikuti peraturan dan memberi dampak positif kepada masyarakat setempat.

"Waterfront adalah ruang publik, jadi siapa pun boleh menggunakan area Waterfront untuk aktivitas, baik aktivitas dari komunitas dan bisa diisi oleh event-event selama mendapat izin dari pihak pengelola Waterfront, menjaga kebersihan, dan menjaga segala fasilitas yang dibangun tersebut,” bebernya.

Sebagai bangunan yang didesain sebagai ruang publik, BPOLBF bersama kementerian dan lembaga terkait berupaya untuk selalu melibatkan masyarakat lokal dan menduniakan salah satu bangunan ikonik Labuan Bajo ini.

"Event yang dibuat tentunya akan selalu melibatkan komunitas lokal dan kita berharap mulai dari Waterfront ini kita punya banyak produk kesenian dan kebudayaan yang menarik. Kita akan mengembangkan Labuan Bajo sebagai destinasi yang berkualitas dan berkelanjutan,” tandasnya.

Shana juga menyebut bahwa sejak awal proses pembangunan Waterfront selalu melibatkan masyarakat. "Ketika Waterfront pertama kali didesain, masyarakat setempat turut diikutsertakan sehingga muncullah desain seperti yang saat ini sudah jadi dan bagian dari aspirasi mereka,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia juga menegaskan bahwa kawasan yang dibangun untuk kebangkitan ekonomi masyarakat adalah bangunan yang dibangun untuk masyarakat dan digunakan untuk masyarakat.

"Waterfront ini dibangun untuk publik, jadi jangan malu-malu untuk menggunakannya dengan maksimal. Namun, tentunya harus tetap mengikuti peraturan yang ada, menjaga kebersihan, dan tentunya merawat fasilitas yang sudah dibangun bersama ini," tegasnya.



Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut mengapresiasi pemerintah pusat yang telah membangun infrastruktur di Labuan Bajo, salah satunya Waterfront.

Dia berharap Waterfront segera diserahkan kepada Pemkab Manggarai Barat untuk selanjutnya dikelelola dengan melibatkan masyarakat lokal.

Pius Baut juga mengajak semua pihak bergandengan tangan menyambut G20 serta memanfaatkan ajang akbar tersebut untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Travel Agent Indonesia (Astindo) Labuan Bajo Ignas Suradin menyampaikan, Waterfront tentu menambah ruang publik untuk warga Labuan Bajo dan wisatawan sehingga seluruh warga punya kewajiban untuk menjaga dan merawatnya.

“Jangan pernah dikasih ruang untuk vandalisme ataupun pedagang kaki lima di area tersebut apalagi mengubah fungsinya menjadi tempat jemur pakaian,” kata dia mengingatkan.

Dia melanjutkan, Waterfront tentu menambah spot wisata terutama untuk pasar wisatawan nusantara, baik untuk foto-foto maupun wisata sejarah Kampung Bajo.



Oleh karena itu perlu juga digalakkan kegiatan yang produktif dan hiburan yang disediakan pemerintah untuk mengisi amphiteater yang sudah disiapkan di pelabuhan.

Tak kalah penting adalah disediakan petugas kebersihan serta keamanan sehingga daya tarik baru ini menjadi spot yang aman dan nyaman untuk dikunjungi serta terbebas dari sampah.

Lima Zona Waterfront City

Waterfront City Labuan Bajo terdiri dari lima Zona, yaitu Zona 1 (promenade Bukit Pramuka), Zona 2 (promenade Kampung Air, Zona 3 (plaza dan ruang publik), Zona 4 (promenade bagian dari plaza hotel), dan Zona 5 (promenade struktur kantilever).

“Waterfornt City ini dibagi menjadi 5 Zona. Zona 1 dan Zona 2 dikelola oleh pemerintah kabupaten, Zona 3 dikelola oleh Kementerian Perhubungan, Zona 4 milik BUMN dan Zona 5 juga dikelola oleh pemerintah kabupaten,” terang Shana Fatina.

Menurut dia, Waterfront City Labuan Bajo rencananya akan diresmikan pada Juni 2022 mendatang. Shana menjelaskan bahwa setiap zona akan dilengkapi dengan sarana dan prasarana pendukung lainnya. Di antaranya Tourist Information Center (TIC) yang berada di Zona 4.

Bekerjasama dengan Kemenhub, TIC ini dibangun dan dikelola bersama guna membantu pengunjung yang datang dalam pencarian informasi terkait pariwisata di Labuan Bajo.

“TIC akan menjadi pusat informasi atau sistem pelayanan publik untuk para wisatawan ke Labuan Bajo dan sekitarnya. Kami juga merencanakan untuk menyiapkan program para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif lokal untuk bisa berkegiatan di sini, seperti di F&B, pop up mart, hingga loket e-ticketing dan help desk pariwisata,” papar Shana.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1680 seconds (0.1#10.140)