Miliarder Rusia Kehilangan Rp559,2 Triliun dalam Satu Hari Saat Serangan ke Ukraina Dimulai

Sabtu, 26 Februari 2022 - 09:59 WIB
loading...
Miliarder Rusia Kehilangan Rp559,2 Triliun dalam Satu Hari Saat Serangan ke Ukraina Dimulai
Vladimir Potanin, Presiden Norilsk Nickel dan saat ini menyandang label orang terkaya Rusia kehilangan USD3 miliar atau Rp43 triliun. Foto/Dok
A A A
MOSKOW - Orang- orang terkaya Rusia sudah merasakan tekanan dari meningkatnya ketegangan antara negara mereka dan Ukraina. Hal yang jauh lebih buruk terjadi saat kekayaan miliarder Rusia hangus setelah keputusan Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina.

Dalam waktu kurang dari 24 jam, miliarder Rusia kehilangan harta mereka mencapai USD39 miliar atau setara Rp559,2 triliun (Kurs Rp14.339 per USD) dari apa yang mereka miliki sampai saat ini di tahun 2022.



Dampak dari perang Rusia Ukraina terjadi di seluruh kelas aset. Indeks MOEX Rusia ditutup 33% lebih rendah di Moskow, penurunan terburuk kelima dalam sejarah pasar saham dalam mata uang lokal itu. Ini menjadi pertama kalinya sejak kecelakaan Black Monday 1987 bahwa penurunan sebesar itu menghantam pasar senilai lebih dari USD50 miliar.

UBS Group AG, sementara itu memicu margin call pada beberapa klien manajemen kekayaan yang menggunakan obligasi Rusia sebagai jaminan untuk portofolio mereka setelah memotong nilai pinjaman dari beberapa utang negara itu menjadi nol. Ucap beberapa sumber kepada Bloomberg News.

Manajer kekayaan Swiss mengatakan, mereka melayani setengah dari miliarder dunia. Salah satu krisis keamanan terburuk di Eropa sejak Perang Dunia II mengancam bakal memperdalam penurunan bursa di kawasan itu, terutama Rusia yang telah terkena sanksi oleh AS dan Inggris.

Sejumlah miliarder, termasuk Gennady Timchenko juga dikenakan hukuman karena hubungan dekatnya dengan Presiden Putin, meskipun ada seruan sanksi tersebut bakal memperluas targetnya kepada miliarder lain.

"Ada banyak orang di AS dan Eropa yang ingin menghantam mereka secara langsung," ucap Chris Miller, co-direktur program Rusia dan Eurasia di Tufts University Fletcher School, mengatakan tentang miliarder Rusia dalam sebuah wawancara.

"Saya tidak berpikir ada kabar baik terkait sanksi untuk mereka (miliarder Rusia)," sambungnya.

Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1746 seconds (0.1#10.140)