Pangkas Sepertiga Impor Gas Rusia, UE Serukan Kebangkitan Energi Nuklir

Sabtu, 05 Maret 2022 - 07:00 WIB
loading...
Pangkas Sepertiga Impor...
Ilustrasi Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir. FOTO/REUTERS/Pascal Rossignol
A A A
JAKARTA - Badan Energi Internasional (International Energy Agency/IEA) menyebut Uni Eropa (UE) akan memangkas sepertiga impor gas dari Rusia . Berdasarkan laporan IEA, UE mengimpor sekitar 155 miliar meter kubik gas dari Rusia tahun lalu sementara 30 miliar meter kubik berhasil digantikan dari pemasok lain.

"Ketergantungan terhadap Rusia telah lama diperdebatkan di Eropa, akan tetapi urgensi geopolitik keamanan energi telah membawa masalah ini menjadi fokus utama setelah invasi Presiden Rusia Vladimir Putin ke Ukraina," ungkap IEA, melalui pernyataannya, seperti dikutip Bloomberg, Jumat (4/3/2022).



Di samping mencari pemasok gas lain, pembangkit tenaga nuklir dan sumber energi baru terbarukan (EBT) dan efisiensi energi telah mendorong perubahan konsumsi sehingga membantu mengurangi ketergantungan terhadap Rusia. Terkait energi terbarukan (ET), UE terus memperluas pengembangan pembangkit tenaga angin dan surya.

Melalui upaya tersebut, UE berencana tidak lagi membuat kontrak baru pembelian gas bumi dari Rusia. Guna meredam melonjaknya tarif listrik, UE mengantisipasi dengan kebijakan jangka pendek untuk melindungi masyarakat.

Sebagai informasi, harga gas di UE telah melonjak ke rekor terbaru sejak invasi Putin ke Ukraina. Lonjakan harga gas di tengah kekhawatiran pemutusan kontrak dengan UE.

Terkait kontrak gas dengan Rusia akan diputuskan minggu depan. Hal itu akan berpenaruh terhadap Rusia, mengingat UE 40% impor gas bumi dari Rusia.

Komisaris Energi UE Kadri Simson mengatakan, UE pekan ini akan mengeluarkan skenario kebijakan baru terkait impor gas dari Rusia. Terjadinya invasi Rusia ke Ukraina, UE mendorong kembali meningkatkan kembali tenaga pembangkit nuklir.

Ia bahkan mengisyaratkan akan melunakkan penentang terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir, sebuah pergeseran yang didukung oleh IEA. "Perang Rusia-Ukraina telah mendorong memilih kembali ke sumber aseli energi mereka," kata dia.



Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol mengungkapkan, kebijakan UE telah menggugah kembali negara-negara yang selama ini memensiunkan pembangkit nuklir. "Tapi mungkin masih ada manfaat untuk meninjau kembali keputusan tersebut," kata dia.

(nng)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1920 seconds (0.1#10.140)