Karya Talents Bantu Perusahaan Dapatkan SDM Berkualitas
loading...
A
A
A
JAKARTA - Karya Talents berupaya membantu perusahaan mendapatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Karya Talents merupakan perusahaan penyaluran talenta yang memilikiunique algorithmdengan sistemcustomized.
Chairman dan Co-Founder dari Karya Talents, Suparno mengatakan perusahaan yang dipimpinnya berupaya mencocokkan pengalamanatau pelamar dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Dengan demikian, perusahaan diuntungkan karena mendapat calon karyawan yang ahli di bidangnya.
“Kami melihat bahwa sejauh ini belum ada yang menaruh perhatian akurat dalam menemukan talenta yang tepat. Oleh karena itu, Karya Talents ingin membantu perusahaan mendapatkan talenta yang tepat di bidangnya,” kata Chairman dan Co-Founder dari Karya Talents, Suparno dalam dalam Virtual Press Conference Karya Talents #JoyatWork, Selasa (8/3/2022).
(Baca juga:Transformasi Struktural dan SDM)
Dia mengatakan Karya Talents memastikan kualitas talenta yang direferensikan dapat mendukung perusahaan dalam menjaga ketahanan terlebih dalam situasi sulit saat ini. Di sisi lain Karya Talents memberikan informasi ketersediaan lapangan pekerjaan kepada calon pelamar ataupun menyediakan talenta terbaik bagi perusahaan yang membutuhkan. “Kami melaukan penyaringan, pembekalan, pelatihan, dan penyaluran yang tepat,” kata dia.
Untuk itu, Karya Talents memperkenalkan KT 300 Club, program terbaru untuk menghasilkan talenta terbaik yang dibutuhkan perusahaan. KT 300 Club merupakan wadah berkumpulnya para talenta berpotensi dari berbagai bidang pekerjaan.
“Asses(penilaian),consult(konsultasi),equip(memperlengkapi), danempower(pemberdayaan) menjadi empat pilar yang melengkapi program ini guna memastikan para talenta tidak hanya bertemu dengan lapangan pekerjaan tepat dan kompeten secara teknis dan emosional, tetapi juga memiliki pola pikir berkembang,” tuturnya.
(Baca juga:Transformasi Digital dalam Manajemen SDM)
Untuk pilarasses,Karya Talents memiliki skema yang disebut VIP (Value, Interest, Personality). Pilar kedua ialahconsult.Pada tahapan ini talenta akan digali lebih dalam secaracase-by-casedalam halpersonality, emotional intelligence, strong points, weakness, areas of development,communication style,dan masih banyak lagi, yang akan dibahas berdasarkanresultVIP assessment yang sudah diterima dari tahapanasses.
Setelahnya, Karya Talents akan membekali (equip)calon pelamar dengan newsletter, konten dane-learningyang diberikan secara berkala agar mereka dapat terus terinformasi (update), berkembang dan belajar. Tidak hanya itu, Karya Talents juga menggandeng partner terbaik untuk menyediakan program pemberdayaan (empower) untuk para calon pelamar.
Pada kesempatan yang sama, HR Director of Blue Bird Group Pambudi Sunarsihanto membeberkan, budaya kerja yang disukai oleh kaum milenial adalah budaya kerja ‘VOICE’. “VOICE itu terdiri dari V yaitu Vision, O untuk Opportunity, I untuk Insentive, C untuk Community, dan E untuk Entrepreneur,” ujarnya.
(Baca juga:Tingkatkan Skill SDM Pasca Pandemi)
Untuk Vision, kata Pambudi, generasi milenial lebih suka perusahaan yang mempunyai visi yang jelas dalam melakukan perubahan, serta bukan hanya sekadar mencari keuntungan. Kemudian untuk Opportunity, generasi milenial suka ketika perusahaan mendorong karyawan untuk memiliki peluang dalam mengembangkan karir.
Sehingga karyawan bisa merasakan adanya achievment dalam bekerja. “Ketiga yaitu Insentif. Jangan dikira mentang-mentang perusahaan itu memiliki visi dan jenjang karir yang oke insentif tidak penting, itu salah. Memang insentif penting tapi bukan yang utama, tetap ujung-ujungnya uang,” jelas Pambudi.
Kemudian yang keempat adalah Community atau komunitas lingkungan yang sehat. Menurut Pambudi, jelas semua orang akan nyaman ketika memiliki lingkungan kerja yang sehat serta positif. Namun khusus untuk milenial, lebih dari itu.
“Kalau pun iklim di kantor saling bersaing tentu harus cara yang positif jangan suka saling sikut-sikutan. Kalau lingkungannya saling menusuk, mereka enggak akan suka," bebernya.
“Dan yang terakhir yaitu E untuk Entrepreneur yang mana milenial suka perusahaan yang di dalamnya itu bisa menciptakan bisnis yang baru dalam artian bersedia menanggung sebagian besar risiko, dan sebagai imbalannya bisa menikmati sebagian besar keuntungannya,” jelas Pambudi.
Chairman dan Co-Founder dari Karya Talents, Suparno mengatakan perusahaan yang dipimpinnya berupaya mencocokkan pengalamanatau pelamar dengan lapangan pekerjaan yang tersedia. Dengan demikian, perusahaan diuntungkan karena mendapat calon karyawan yang ahli di bidangnya.
“Kami melihat bahwa sejauh ini belum ada yang menaruh perhatian akurat dalam menemukan talenta yang tepat. Oleh karena itu, Karya Talents ingin membantu perusahaan mendapatkan talenta yang tepat di bidangnya,” kata Chairman dan Co-Founder dari Karya Talents, Suparno dalam dalam Virtual Press Conference Karya Talents #JoyatWork, Selasa (8/3/2022).
(Baca juga:Transformasi Struktural dan SDM)
Dia mengatakan Karya Talents memastikan kualitas talenta yang direferensikan dapat mendukung perusahaan dalam menjaga ketahanan terlebih dalam situasi sulit saat ini. Di sisi lain Karya Talents memberikan informasi ketersediaan lapangan pekerjaan kepada calon pelamar ataupun menyediakan talenta terbaik bagi perusahaan yang membutuhkan. “Kami melaukan penyaringan, pembekalan, pelatihan, dan penyaluran yang tepat,” kata dia.
Untuk itu, Karya Talents memperkenalkan KT 300 Club, program terbaru untuk menghasilkan talenta terbaik yang dibutuhkan perusahaan. KT 300 Club merupakan wadah berkumpulnya para talenta berpotensi dari berbagai bidang pekerjaan.
“Asses(penilaian),consult(konsultasi),equip(memperlengkapi), danempower(pemberdayaan) menjadi empat pilar yang melengkapi program ini guna memastikan para talenta tidak hanya bertemu dengan lapangan pekerjaan tepat dan kompeten secara teknis dan emosional, tetapi juga memiliki pola pikir berkembang,” tuturnya.
(Baca juga:Transformasi Digital dalam Manajemen SDM)
Untuk pilarasses,Karya Talents memiliki skema yang disebut VIP (Value, Interest, Personality). Pilar kedua ialahconsult.Pada tahapan ini talenta akan digali lebih dalam secaracase-by-casedalam halpersonality, emotional intelligence, strong points, weakness, areas of development,communication style,dan masih banyak lagi, yang akan dibahas berdasarkanresultVIP assessment yang sudah diterima dari tahapanasses.
Setelahnya, Karya Talents akan membekali (equip)calon pelamar dengan newsletter, konten dane-learningyang diberikan secara berkala agar mereka dapat terus terinformasi (update), berkembang dan belajar. Tidak hanya itu, Karya Talents juga menggandeng partner terbaik untuk menyediakan program pemberdayaan (empower) untuk para calon pelamar.
Pada kesempatan yang sama, HR Director of Blue Bird Group Pambudi Sunarsihanto membeberkan, budaya kerja yang disukai oleh kaum milenial adalah budaya kerja ‘VOICE’. “VOICE itu terdiri dari V yaitu Vision, O untuk Opportunity, I untuk Insentive, C untuk Community, dan E untuk Entrepreneur,” ujarnya.
(Baca juga:Tingkatkan Skill SDM Pasca Pandemi)
Untuk Vision, kata Pambudi, generasi milenial lebih suka perusahaan yang mempunyai visi yang jelas dalam melakukan perubahan, serta bukan hanya sekadar mencari keuntungan. Kemudian untuk Opportunity, generasi milenial suka ketika perusahaan mendorong karyawan untuk memiliki peluang dalam mengembangkan karir.
Sehingga karyawan bisa merasakan adanya achievment dalam bekerja. “Ketiga yaitu Insentif. Jangan dikira mentang-mentang perusahaan itu memiliki visi dan jenjang karir yang oke insentif tidak penting, itu salah. Memang insentif penting tapi bukan yang utama, tetap ujung-ujungnya uang,” jelas Pambudi.
Kemudian yang keempat adalah Community atau komunitas lingkungan yang sehat. Menurut Pambudi, jelas semua orang akan nyaman ketika memiliki lingkungan kerja yang sehat serta positif. Namun khusus untuk milenial, lebih dari itu.
“Kalau pun iklim di kantor saling bersaing tentu harus cara yang positif jangan suka saling sikut-sikutan. Kalau lingkungannya saling menusuk, mereka enggak akan suka," bebernya.
“Dan yang terakhir yaitu E untuk Entrepreneur yang mana milenial suka perusahaan yang di dalamnya itu bisa menciptakan bisnis yang baru dalam artian bersedia menanggung sebagian besar risiko, dan sebagai imbalannya bisa menikmati sebagian besar keuntungannya,” jelas Pambudi.
(dar)