Neraca Dagang Surplus, BI : Perkuat Ketahanan Eksternal

Selasa, 16 Juni 2020 - 00:00 WIB
loading...
Neraca Dagang Surplus,...
BI memandang surplus neraca perdagangan Mei 2020 berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia bulan Mei 2020 mencatatkan surplus USD2,09 miliar setelah pada bulan sebelumnya defisit USD372,1 juta. Berdasarkan komponen, surplus tersebut terutama didukung oleh surplus neraca perdagangan nonmigas dan perbaikan defisit neraca perdagangan migas.

Dengan perkembangan tersebut, secara keseluruhan neraca perdagangan Indonesia pada Januari-Mei 2020 mencatat surplus USD4,31 miliar , lebih tinggi dibandingkan dengan capaian pada periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat defisit USD2,68 miliar.

Adapun Bank Indonesia (BI) memandang surplus neraca perdagangan tersebut berkontribusi positif dalam menjaga ketahanan eksternal perekonomian Indonesia.

"Bank Indonesia akan terus memperkuat sinergi kebijakan dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk meningkatkan ketahanan eksternal, termasuk prospek kinerja neraca perdagangan," kata Direktur Eksekutif Komunikasi BI Onny Widjarnako di Jakarta, Senin (15/6/2020). (Baca juga : Meski Surplus, Neraca Dagang Mei Kurang Menggembirakan )

Dia melanjutkan, neraca perdagangan nonmigas Mei 2020 mencatat surplus sebesar USD2,10 miliar berbalik dari capaian bulan sebelumnya yang defisit USD81,7 juta.

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan impor nonmigas sejalan dengan permintaan domestik yang melemah akibat merebaknya dampak Covid-19.

"Penurunan impor nonmigas terjadi pada seluruh golongan penggunaan barang. Sementara itu, ekspor nonmigas menurun sejalan dengan pertumbuhan ekonomi global yang juga melambat, meskipun beberapa komoditas seperti emas, serta besi dan baja membaik," tandasnya.

Sementara itu, neraca perdagangan migas pada Mei 2020 mencatat defisit sebesar USD5,4 juta lebih rendah dari defisit pada bulan sebelumnya sebesar USD290,4 juta.

Perbaikan defisit ini dipengaruhi penurunan impor migas sejalan dengan penurunan permintaan minyak mentah dan hasil minyak, dan peningkatan ekspor migas, terutama pertambangan gas.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1873 seconds (0.1#10.140)