Meski Surplus, Neraca Dagang Mei Kurang Menggembirakan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Mei 2020 mengalami surplus sebesar USD2,1 miliar. Surplus ini dikarenakan nilai ekspor lebih besar daripada impor. Tercatat, ekspor sebesar USD10,53 miliar dan impor USD8,44 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, surplus USD2,1 miliar ini kurang menggembirakan. Hal ini dikarenakan eskpor turun tajam. ( Baca: Menteri Basuki Tinjau Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kalteng )
"Surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor turun tajam sebesar 13,40% dibandingkan bulan April dan impornya juga turun lebih dalam," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (15/6/2020)
Dia melanjutkan eskpor mengalami negatif dan impor curam dikarenakan bahan baku barang modal dan bahan baku modal ikut turun. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan pergerakan industri.
"Ini perlu diwaspadai karena memengaruhi pergerakan industri kita dan dan impor barang modal investasi di dalam pertumbuhan," katanya.
Dia menambahkan saat ini perkembangan ekonomi global yang terkontraksi ikut mempengaruhi neraca dagang Indonesia.
"Pertumbuhan ekonimi global akan tekrontraksi karena adanya pelemahan daya beli yang mana masih menerapkan pyshcal distancing," tukasnya.
Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, surplus USD2,1 miliar ini kurang menggembirakan. Hal ini dikarenakan eskpor turun tajam. ( Baca: Menteri Basuki Tinjau Rehabilitasi Jaringan Irigasi di Kalteng )
"Surplus ini kurang menggembirakan karena ekspor turun tajam sebesar 13,40% dibandingkan bulan April dan impornya juga turun lebih dalam," ujar Suhariyanto di Jakarta, Senin (15/6/2020)
Dia melanjutkan eskpor mengalami negatif dan impor curam dikarenakan bahan baku barang modal dan bahan baku modal ikut turun. Hal ini perlu diwaspadai karena bisa mempengaruhi pertumbuhan pergerakan industri.
"Ini perlu diwaspadai karena memengaruhi pergerakan industri kita dan dan impor barang modal investasi di dalam pertumbuhan," katanya.
Dia menambahkan saat ini perkembangan ekonomi global yang terkontraksi ikut mempengaruhi neraca dagang Indonesia.
"Pertumbuhan ekonimi global akan tekrontraksi karena adanya pelemahan daya beli yang mana masih menerapkan pyshcal distancing," tukasnya.
(uka)