Sri Mulyani Sebut Covid-19 Masih Menghantui Dinamika Ekonomi RI

Rabu, 17 Juni 2020 - 09:16 WIB
loading...
Sri Mulyani Sebut Covid-19 Masih Menghantui Dinamika Ekonomi RI
Menkeu Sri Mulyani mengatakan, pandemi Covid-19 akan terus menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika dan prospek ekonomi global maupun nasional ke depannya. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, pandemi Covid-19 akan terus menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi dinamika dan prospek ekonomi global maupun nasional ke depannya. Seperti diketahui gelombang kedua infeksi corona diperkirakan bakal terjadi seiring dengan pelonggaran yang dilakukan beberapa negara dan juga Indonesia untuk menghidupkan aktivitas ekonomi kembali.

"Di Indonesia kita jumlahnya juga mengalami peningkatan seiring dengan keinginan pemerintah untuk meningkatkan jumlah tes. Dari yang biasanya 11-17 ribu, presiden mengharapkan untuk terus ditingkatkan agar mencegah terjadinya kenaikan covid-19," kata Sri Mulyani di Jakarta.

( )

Lebih lanjut Ia menerangkan, jumlah terbesar kasus Corona tetap berada di DKI Jakarta, meskipun munculnya kasus penyebaran baru di Jawa Timur yang meningkat sangat tinggi sehingga sudah menjadi the second wafe. "Jangan menyebabkan kesulitan dalam melakukan normalisasi atau yang disebut peningkatan interaksi sosial dan ekonomi yang memang diperlukan oleh masyarakat," ungkapnya.

( )

Dia menambahkan, jumlah kasus Covid-19 di seluruh dunia sudah lebih dari 7,9 juta dan beberapa negara yang sekarang ini menjadi sangat menonjol dari jumlah kasus, penyebaran serta kematian adalah di Latin Amerika. Terutama di Brazil tetapi Peru, Chili, Maxico, juga mengalami peningkatan yang cukup signifikan ini sesudah Amerika Serikat sekarang lebih dari 1015.000 meninggal dan lebih dari 2 juta.

"Ini adalah seuatu proyeksi yang luar biasa mempengaruhi sentimen di bidang ekonomi dan keuangan. Kemarin sudah ada optimisme dari akan ada pembukaan aktivitas-aktivitas di seluruh dunia, namun kemudian munculnya kasus yang semakin besar terutama di Bejing menimbulkan sentimen negatif dalam bentuk tantangan terjadinya second wave," paparnya.
(akr)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2767 seconds (0.1#10.140)