Batu Bara Indonesia Ketiban Berkah Perang Rusia-Ukraina
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perang Rusia-Ukraina belum menemukan titik terang penyelesaiannya. Situasi itu memberi peluang ekspor batu bara yang besar untuk Indonesia.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, beberapa negara di Eropa tengah melakukan penjajakan untuk mencari batu bara yang kualitasnya sesuai dengan yang mereka butuhkan.
"Sejak pecah perang, beberapa potential buyer dari Eropa sudah menjajaki Indonesia. Kami juga dikontak oleh kedubes masing-masing untuk membantu memfasilitasi potential buyers dan supplier tersebut," ujar Hendra dalam Market Review IDX Channel, Kamis (7/4/2022).
Menurutnya, negara Eropa mengalami kesulitan mendapat pasokan batu bara karena selama ini kebutuhannya dipenuhi Rusia. Setelah sanksi dijatuhkan, Eropa menghentikan mengimpor batu bara dari Rusia.
Rusia sendiri adalah eksportir batu bara terbesar ke-3 dunia dengan jumlah sekitar 200 juta ton. Sebanyak 120-130 juta ton diekspor ke negara-negara di Asia Timur dan India.
"Dan sisanya 60-70 juta ton diekspor ke Eropa. Nah ini yang menjadi peluang," ungkapnya.
Hendra mengaku, peluang itu menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan batu bara Indonesia karena selama ini Indonesia hanya mengekspor batu bara ke negara-negara Asia.
"Selama ini Eropa bukan jadi market tradisional kita. Eropa itu kecil sekali (porsi ekspor), tapi karen ada kondisi ini, ada peluang. Tapi tetap ada keterbatasan," pungkasnya.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batubara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengungkapkan, beberapa negara di Eropa tengah melakukan penjajakan untuk mencari batu bara yang kualitasnya sesuai dengan yang mereka butuhkan.
"Sejak pecah perang, beberapa potential buyer dari Eropa sudah menjajaki Indonesia. Kami juga dikontak oleh kedubes masing-masing untuk membantu memfasilitasi potential buyers dan supplier tersebut," ujar Hendra dalam Market Review IDX Channel, Kamis (7/4/2022).
Menurutnya, negara Eropa mengalami kesulitan mendapat pasokan batu bara karena selama ini kebutuhannya dipenuhi Rusia. Setelah sanksi dijatuhkan, Eropa menghentikan mengimpor batu bara dari Rusia.
Rusia sendiri adalah eksportir batu bara terbesar ke-3 dunia dengan jumlah sekitar 200 juta ton. Sebanyak 120-130 juta ton diekspor ke negara-negara di Asia Timur dan India.
"Dan sisanya 60-70 juta ton diekspor ke Eropa. Nah ini yang menjadi peluang," ungkapnya.
Hendra mengaku, peluang itu menjadi tantangan tersendiri bagi perusahaan batu bara Indonesia karena selama ini Indonesia hanya mengekspor batu bara ke negara-negara Asia.
"Selama ini Eropa bukan jadi market tradisional kita. Eropa itu kecil sekali (porsi ekspor), tapi karen ada kondisi ini, ada peluang. Tapi tetap ada keterbatasan," pungkasnya.
(uka)