Bergerak Variatif, Bursa Saham Asia Terus Pantau Polah The Fed
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bursa saham Asia bergerak variatif pada perdagangan hari ini. Berdasarkan data Investing Jumat (8/4/2022) hingga pukul 09:53 WIB, KOSPI Korea Selatan (KS11) turun 0,05% di 2.694,48, Hang Seng Hong Kong (HSI) tertekan 0,13% di 21.780, dan Nikkei 225 Jepang (N225) terkoreksi 0,02% di 26.883.
Shanghai Composite China (SSEC) terpuruk 0,17% di 3.231,10, Taiwan Weighted (TWII) menguat 0,46% di 17.257,61. Adapun Straits Times Singapura longsor 0,54% di 3.385,70, dan Australia ASX 200 (AXJO) tumbuh 0,61% di 7.488,10. Indonesia Composite Index / IHSG juga menguat menembus rekor barunya sebesar 0,64% di 7.176,64.
Bursa Asia terus memantau langkah The Fed terkait pengetatan kebijakan moneter demi menahan inflasi. Tambahan suku bunga The Fed dikhawatirkan mengancam aset berisiko seperti saham. Pembatasan mobilitas akibat infeksi baru Covid-19 di China juga menjadi perhatian pasar di tengah turunnya permintaan bahan baku.
"Saham mengalami sedikit kesulitan minggu ini mencerna fakta bahwa suku bunga akan lebih tinggi," kata analis Ameriprise Financial Inc Anthony Saglimbene, dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/4/2022).
Gubernur The Fed wilayah St. Louis James Bullard mengatakan, dirinya lebih suka menaikkan suku bunga kebijakan dari 3% menjadi 3,25% pada paruh kedua tahun 2022. Namun, Gubernur The Fed wilayah Chicago Charles Evans dan mitranya dari Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa mereka mendukung kenaikan suku bunga di tingkat netral sambil melanjutkan untuk memantau perekonomian.
Selain suku bunga, bursa Asia juga masih mengamati perkembangan perang Rusia dan Ukraina. Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk melarang impor batu bara dari Rusia.
Shanghai Composite China (SSEC) terpuruk 0,17% di 3.231,10, Taiwan Weighted (TWII) menguat 0,46% di 17.257,61. Adapun Straits Times Singapura longsor 0,54% di 3.385,70, dan Australia ASX 200 (AXJO) tumbuh 0,61% di 7.488,10. Indonesia Composite Index / IHSG juga menguat menembus rekor barunya sebesar 0,64% di 7.176,64.
Bursa Asia terus memantau langkah The Fed terkait pengetatan kebijakan moneter demi menahan inflasi. Tambahan suku bunga The Fed dikhawatirkan mengancam aset berisiko seperti saham. Pembatasan mobilitas akibat infeksi baru Covid-19 di China juga menjadi perhatian pasar di tengah turunnya permintaan bahan baku.
"Saham mengalami sedikit kesulitan minggu ini mencerna fakta bahwa suku bunga akan lebih tinggi," kata analis Ameriprise Financial Inc Anthony Saglimbene, dikutip dari Bloomberg, Jumat (8/4/2022).
Gubernur The Fed wilayah St. Louis James Bullard mengatakan, dirinya lebih suka menaikkan suku bunga kebijakan dari 3% menjadi 3,25% pada paruh kedua tahun 2022. Namun, Gubernur The Fed wilayah Chicago Charles Evans dan mitranya dari Atlanta Raphael Bostic mengatakan bahwa mereka mendukung kenaikan suku bunga di tingkat netral sambil melanjutkan untuk memantau perekonomian.
Selain suku bunga, bursa Asia juga masih mengamati perkembangan perang Rusia dan Ukraina. Uni Eropa telah mencapai kesepakatan untuk melarang impor batu bara dari Rusia.
(uka)