Upaya Stabilkan Harga Pangan saat Ramadhan Butuh Kerja Sama Semua Pihak
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jelang Ramadhan umumnya harga sejumlah bahan pangan selalu mengalami kenaikan. Namun berbeda pada tahun ini, beberapa harga kebutuhan pokok cenderung stabil.
Jika melihat dari kacamata inflasi global, kecemasan di atas dapat dikatakan berawal dari tahun 2021 hingga sekarang, ketika banyak negara mulai membangun kembali pemulihan ekonomi global. Selain itu, dilihat dari kenaikan permintaan yang meningkat, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan pasokan produksi global.
Muhammad Edhie Purnawan, PhD, staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), mengatakan adanya aktivitas ekonomi menyebabkan masalah gangguan pada rantai pasokan global hingga distribusi barang produksi dan bahan material antarnegara.
“Adanya kelangkaan kontainer serta menumpuknya barang di pelabuhan telah menyebabkan waktu pengiriman bahan pokok tersebut tertunda. Lalu, biaya pengiriman yang meningkat dan juga produksi beberapa negara menurun,” katanya, dikutip Minggu (10/4/2022).
Selain itu, terjadinya perang Rusia-Ukraina juga menjadi salah satu penyebab harga minyak dan gas naik. Diperkirakan lamanya perang antara keduanya dapat mengakibatkan inflasi global dan meredam tekanan inflasi. Sebagai masyarakat yang bijak dan cerdas, harus mengetahui penyebab global yang menyebabkan kenaikan pada bahan pokok menjelang Ramadhan.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional. Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa timnya akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk sama-sama menstabilkan harga kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan.
“Pada 8 April silam, DPR meminta agar pemerintah dapat membuat rancangan jangka pendek, menengah dan panjang menyusul pengendalian harga pangan, supaya nantinya dapat memonitor kenaikan harga pokok secara detail dan mendalam,” jelas Arief.
Senada, Eddy Junarsin, ekonom UGM, menerangkan kenaikan harga bahan pokok ini akibat kebutuhan lebih tinggi daripada penawaran. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, kenaikan harga bahan pokok atau inflasi tidak dapat diantisipasi, karena sifatnya alamiah.
Menurut Eddy, inflasi merupakan sebuah konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi. Yang paling penting adalah level inflasi tetap ideal.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengimbau seluruh pemangku kepentingan di pemerintahan agar saling gotong-royong dalam menstabilkan harga pangan serta memastikan ketersediaan stok bahan pokok di seluruh pasar Indonesia. Dengan demikian tidak terjadi lonjakan harga pada suasana bulan Ramadhan.
Untuk menjaga kestabilan harga, khususnya harga pangan, pemerintah harus memastikan kelancaran dan distribusi pasokan pangan, khususnya di daerah kritis dari sisi jumlah penduduk. Juga memastikan tidak adanya manipulatif harga pasar dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Optimalisasi sinergi dari para pemangku kebijakan dan juga masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan adanya rencana antisipasi yang telah disusun oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, akan melahirkan ekonomi masyarakat yang stabil dan sejahtera.
Jika melihat dari kacamata inflasi global, kecemasan di atas dapat dikatakan berawal dari tahun 2021 hingga sekarang, ketika banyak negara mulai membangun kembali pemulihan ekonomi global. Selain itu, dilihat dari kenaikan permintaan yang meningkat, sehingga menyebabkan rendahnya kemampuan pasokan produksi global.
Muhammad Edhie Purnawan, PhD, staf pengajar Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga Ketua Badan Supervisi Bank Indonesia (BSBI), mengatakan adanya aktivitas ekonomi menyebabkan masalah gangguan pada rantai pasokan global hingga distribusi barang produksi dan bahan material antarnegara.
“Adanya kelangkaan kontainer serta menumpuknya barang di pelabuhan telah menyebabkan waktu pengiriman bahan pokok tersebut tertunda. Lalu, biaya pengiriman yang meningkat dan juga produksi beberapa negara menurun,” katanya, dikutip Minggu (10/4/2022).
Selain itu, terjadinya perang Rusia-Ukraina juga menjadi salah satu penyebab harga minyak dan gas naik. Diperkirakan lamanya perang antara keduanya dapat mengakibatkan inflasi global dan meredam tekanan inflasi. Sebagai masyarakat yang bijak dan cerdas, harus mengetahui penyebab global yang menyebabkan kenaikan pada bahan pokok menjelang Ramadhan.
Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional. Arief Prasetyo Adi menyatakan bahwa timnya akan bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan untuk sama-sama menstabilkan harga kebutuhan pokok pada bulan Ramadhan.
“Pada 8 April silam, DPR meminta agar pemerintah dapat membuat rancangan jangka pendek, menengah dan panjang menyusul pengendalian harga pangan, supaya nantinya dapat memonitor kenaikan harga pokok secara detail dan mendalam,” jelas Arief.
Senada, Eddy Junarsin, ekonom UGM, menerangkan kenaikan harga bahan pokok ini akibat kebutuhan lebih tinggi daripada penawaran. Lebih lanjut dirinya menjelaskan, kenaikan harga bahan pokok atau inflasi tidak dapat diantisipasi, karena sifatnya alamiah.
Menurut Eddy, inflasi merupakan sebuah konsekuensi logis dari pertumbuhan ekonomi. Yang paling penting adalah level inflasi tetap ideal.
Ketua DPR RI Puan Maharani mengimbau seluruh pemangku kepentingan di pemerintahan agar saling gotong-royong dalam menstabilkan harga pangan serta memastikan ketersediaan stok bahan pokok di seluruh pasar Indonesia. Dengan demikian tidak terjadi lonjakan harga pada suasana bulan Ramadhan.
Untuk menjaga kestabilan harga, khususnya harga pangan, pemerintah harus memastikan kelancaran dan distribusi pasokan pangan, khususnya di daerah kritis dari sisi jumlah penduduk. Juga memastikan tidak adanya manipulatif harga pasar dari oknum yang tidak bertanggung jawab.
Optimalisasi sinergi dari para pemangku kebijakan dan juga masyarakat sangat dibutuhkan dalam upaya pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadhan dan Idul Fitri. Dengan adanya rencana antisipasi yang telah disusun oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah, akan melahirkan ekonomi masyarakat yang stabil dan sejahtera.
(uka)