Harga BBM Indonesia Termurah di Dunia, Pertamina Beberkan Data dan Faktanya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Usai menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertamax belum lama ini, PT Pertamina (Persero) menyatakan harga BBM dan LPG di Indonesia tetap terbilang murah dibanding negara-negara lain di dunia.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menerangkan, banyak faktor yang mendorong Pertamina harus menyesuaikan harga BBM Non Subsidi.
Pertama, harga BBM dan LPG di seluruh dunia naik karena peningkatan aktivitas masyarakat dan peningkatan situasi geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan berkurangnya pasokan minyak mentah dunia.
"Kedua, Pertamax dan Pertamax Turbo merupakan BBM non subsidi, yang selama ini volume penjualannya hanya sebesar 14% dari total volume penjualan seluruh jenis BBM Pertamina. Yang membeli juga sebagian besar adalah masyarakat mampu yang menggunakan kendaraan mewah,” kata Fajriyah, Senin (11/4/2022).
Sebelum pandemi, sambung dia, harga Pertamax Series ini mengikuti harga pasar. “Sehingga seiring pulihnya perekonomian nasional, Pertamina melakukan penyesuaian," imbuhnya.
Secara global, harga BBM dan LPG di Indonesia termasuk yang termurah di dunia karena disubsidi Pemerintah. Selain LPG 3 kg, harga Biosolar dan Pertalite pun dijaga stabil, tidak ada kenaikan.
Hal ini untuk mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional dan menghindari terjadinya kenaikan harga logistik, baik di angkutan barang maupun orang.
Apalagi mengingat 2 jenis produk ini merupakan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, yaitu sebesar 83% dari total penjualan seluruh BBM retail Pertamina.
"Baik Biosolar maupun Pertalite merupakan jenis BBM yang mendapatkan dukungan dari Pemerintah dalam bentuk subsidi atau kompensasi, sehingga harganya tetap," tuturnya.
Untuk diketahui, setiap 1 liter Biosolar yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7.800. Nilai subsidi ini 150% atau 1,5 kali lebih tinggi dari harga yang dijual ke masyarakat sebesar Rp5.150.
Sedangkan setiap 1 liter Pertalite yang dibeli masyarakat, pemerintah menyubsidi sebesar Rp4.000-4.500 per liter. Nilai subsidi ini juga lebih dari 50% atau setengah dari harga jual ke masyarakat yang sebesar Rp7.650. "Jika kita bandingkan harga rata-rata BBM di Asia, harga di Indonesia masih yang terendah,” tandasnya.
Dia lantas merinci harga rata-rata BBM tertinggi adalah di Singapura Rp30.208 per liter, disusul Laos Rp24.767 per liter, Filipina Rp20.828 per liter, Kamboja Rp20.521 per liter, Thailand Rp19.767 per liter, Vietnam Rp18.647 per liter, dan Indonesia rata-rata Rp16.500 per liter.
“Di bawah Indonesia memang ada Malaysia yang harga BBM nya relatif lebih rendah karena adanya perbedaan nilai subsidi,” ucapnya.
Sedangkan apabila menelisik harga BBM di negara-negara maju, sudah jauh lebih tinggi lagi. Harga tertinggi adalah Hong Kong Rp36.176 per liter, Finlandia Rp34.741 per liter, Jerman Rp34.454 per liter, Italia Rp34.510 per liter.
Selanjutnya Norwegia Rp33.162 per liter, Belanda Rp33.018 per liter, Yunani Rp32.733 per liter dan Portugal Rp31.728 per liter. Harga tersebut berdasarkan kurs Rp14.357 per dolar AS.
"Mengacu pada data dan fakta di atas, wajar jika banyak pihak menyebut harga BBM Pertamina masih tergolong yang terendah di dunia,” sebut Fajriyah.
Tak hanya BBM, untuk LPG pun sama. “Setiap 1 tabung LPG 3 Kg yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp33.750. Nilai subsidi ini pun lebih tinggi daripada harga jual LPG tersebut ke masyarakat," ungkapnya.
Sebagai informasi, per Februari 2022, harga jual LPG di Singapura sekitar Rp32.000/kg, Filipina sekitar Rp27.000/Kg dan Vietnam sekitar Rp24.000/Kg.
Adapun untuk Thailand harga LPG Rp10.000/Kg dan Malaysia Rp6.500/Kg, karena harga LPG di kedua negara tersebut saat ini disubsidi oleh pemerintah.
VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman menerangkan, banyak faktor yang mendorong Pertamina harus menyesuaikan harga BBM Non Subsidi.
Pertama, harga BBM dan LPG di seluruh dunia naik karena peningkatan aktivitas masyarakat dan peningkatan situasi geopolitik Rusia-Ukraina yang menyebabkan berkurangnya pasokan minyak mentah dunia.
"Kedua, Pertamax dan Pertamax Turbo merupakan BBM non subsidi, yang selama ini volume penjualannya hanya sebesar 14% dari total volume penjualan seluruh jenis BBM Pertamina. Yang membeli juga sebagian besar adalah masyarakat mampu yang menggunakan kendaraan mewah,” kata Fajriyah, Senin (11/4/2022).
Sebelum pandemi, sambung dia, harga Pertamax Series ini mengikuti harga pasar. “Sehingga seiring pulihnya perekonomian nasional, Pertamina melakukan penyesuaian," imbuhnya.
Secara global, harga BBM dan LPG di Indonesia termasuk yang termurah di dunia karena disubsidi Pemerintah. Selain LPG 3 kg, harga Biosolar dan Pertalite pun dijaga stabil, tidak ada kenaikan.
Hal ini untuk mendukung upaya stabilitas perekonomian nasional dan menghindari terjadinya kenaikan harga logistik, baik di angkutan barang maupun orang.
Apalagi mengingat 2 jenis produk ini merupakan BBM yang paling banyak dikonsumsi masyarakat, yaitu sebesar 83% dari total penjualan seluruh BBM retail Pertamina.
"Baik Biosolar maupun Pertalite merupakan jenis BBM yang mendapatkan dukungan dari Pemerintah dalam bentuk subsidi atau kompensasi, sehingga harganya tetap," tuturnya.
Untuk diketahui, setiap 1 liter Biosolar yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp7.800. Nilai subsidi ini 150% atau 1,5 kali lebih tinggi dari harga yang dijual ke masyarakat sebesar Rp5.150.
Sedangkan setiap 1 liter Pertalite yang dibeli masyarakat, pemerintah menyubsidi sebesar Rp4.000-4.500 per liter. Nilai subsidi ini juga lebih dari 50% atau setengah dari harga jual ke masyarakat yang sebesar Rp7.650. "Jika kita bandingkan harga rata-rata BBM di Asia, harga di Indonesia masih yang terendah,” tandasnya.
Dia lantas merinci harga rata-rata BBM tertinggi adalah di Singapura Rp30.208 per liter, disusul Laos Rp24.767 per liter, Filipina Rp20.828 per liter, Kamboja Rp20.521 per liter, Thailand Rp19.767 per liter, Vietnam Rp18.647 per liter, dan Indonesia rata-rata Rp16.500 per liter.
“Di bawah Indonesia memang ada Malaysia yang harga BBM nya relatif lebih rendah karena adanya perbedaan nilai subsidi,” ucapnya.
Sedangkan apabila menelisik harga BBM di negara-negara maju, sudah jauh lebih tinggi lagi. Harga tertinggi adalah Hong Kong Rp36.176 per liter, Finlandia Rp34.741 per liter, Jerman Rp34.454 per liter, Italia Rp34.510 per liter.
Selanjutnya Norwegia Rp33.162 per liter, Belanda Rp33.018 per liter, Yunani Rp32.733 per liter dan Portugal Rp31.728 per liter. Harga tersebut berdasarkan kurs Rp14.357 per dolar AS.
"Mengacu pada data dan fakta di atas, wajar jika banyak pihak menyebut harga BBM Pertamina masih tergolong yang terendah di dunia,” sebut Fajriyah.
Tak hanya BBM, untuk LPG pun sama. “Setiap 1 tabung LPG 3 Kg yang dibeli masyarakat, pemerintah memberikan subsidi sebesar Rp33.750. Nilai subsidi ini pun lebih tinggi daripada harga jual LPG tersebut ke masyarakat," ungkapnya.
Sebagai informasi, per Februari 2022, harga jual LPG di Singapura sekitar Rp32.000/kg, Filipina sekitar Rp27.000/Kg dan Vietnam sekitar Rp24.000/Kg.
Adapun untuk Thailand harga LPG Rp10.000/Kg dan Malaysia Rp6.500/Kg, karena harga LPG di kedua negara tersebut saat ini disubsidi oleh pemerintah.
(ind)