Defisit APBN 2023 Kembali Dipatok di Bawah 3%, Maksimum Rp596,7 Triliun

Kamis, 14 April 2022 - 16:10 WIB
loading...
Defisit APBN 2023 Kembali Dipatok di Bawah 3%, Maksimum Rp596,7 Triliun
Menkeu Sri Mulyani. ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay/wsj
A A A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menyatakan, defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2023 dirancang pada kisaran Rp562,6 triliun hingga Rp596,7 triliun atau 2,81% hingga 2,95% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Kebijakan tersebut mengacu kepada UU nomor 2 tahun 2020, di mana defisit APBN tahun 2023 akan kembali di bawah 3%.

"Dengan kenaikan inflasi dan pengetatan moneter, maka dari sisi utang yang akan kita kelola akan juga mengalami tekanan dari sisi jumlah bunga utang maupun cicilan yang harus dibayar,” ujarnya dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Kamis (14/4/2022).



“Ini yang harus kita pertimbangkan sebagai bagian untuk mendesain APBN 2023 kembali menuju pada defisit di bawah 3% agar jumlah kebutuhan untuk menerbitkan surat utang bisa diberikan secara bertahap namun tetap berhati-hati," imbuh Menkeu.

Oleh karena itu, lanjut Sri, di dalam kebijakan fiskal 2023 akan terus difokuskan untuk mendukung pemulihan ekonomi terutama program-program prioritas yang telah ditetapkan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Program dimaksud yakni pembangunan kualitas SDM, pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi, revitalisasi industri dan mendukung pertumbuhan ekonomi hijau.



Di sisi lain, sambung Menkeu, APBN juga akan melakukan reformasi di bidang pendapatan negara, belanja negara, dan dari pembiayaan dengan membangun pembiayaan yang makin inovatif.

“Oleh karena itu, untuk APBN 2023, kita masih akan terus mengkalibrasikan dan mempertajam pada perhitungan untuk belanja baik pusat maupun transfer ke daerah dan estimasi penerimaan negara," tandas mantan direktur pelaksana Bank Dunia itu.

Dalam sidang kabinet hari ini, Menkeu juga menyampaikan range untuk tahun depan pendapatan negara diperkirakan mencapai 11,28% hingga 11,76% dari PDB. Ini berarti pada kisaran Rp2.255,5 triliun hingga 2.382,6 triliun.



Sedangkan belanja negara tahun depan dirancang pada kisaran 14,09% hingga 14,71% dari PDB. Itu artinya belanja negara pada kisaran antara Rp2.818,1 triliun hingga Rp2.979,3 triliun.

"Belanja negara tersebut terdiri dari belanja pusat, yaitu antara Rp2.017 triliun hingga Rp2.152 triliun dan transfer ke daerah yang akan berkisar antara Rp800-826 triliun," beber Sri Mulyani.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2195 seconds (0.1#10.140)