China Ambil Keuntungan di Tengah Perang Ukraina, Batu Bara Murah Rusia Diborong
loading...
A
A
A
BEIJING - China mengambil keuntungan dari perang Ukraina dengan mengambil batu bara dengan diskon besar, dimana impornya mencapai lebih dari dua kali lipat pada bulan Maret 2022.
Selain itu impor bahan bakar yang digunakan untuk membuat baja juga naik menjadi 1,4 juta ton di bulan Maret dari 590.000 di tahun sebelumnya. Beijing telah bergerak untuk mengambil keuntungan dari harga murah setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Aksi ambil kesempatan yang dilakukan China di tengah seruan embargo energi yang dilakukan negara Barat dan sekutunya seperti Jepang dan Uni Eropa. Kondisi itu membuat perusahaan Rusia berebut mencari pembeli.
Secara keseluruhan, impor batu bara turun 31% secara year-on-ear, didorong oleh jatuhnya permintaan batu bara termal, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Batu bara sejauh ini merupakan sumber energi paling umum di Cina, mewakili lebih dari setengah total konsumsi meskipun ada upaya selama beberapa dekade terakhir untuk mengurangi penggunaannya.
Dikutip dari Telegraph, China telah bergerak untuk meningkatkan penambangan batu bara domestik, tetapi tambangnya menghasilkan kualitas material yang lebih rendah yang tidak cocok untuk digunakan di pabrik baja. Kondisi itu memaksa mereka bergantung pada impor asing.
Pihak berwenang China juga telah mempertimbangkan untuk meningkatkan impor energi dari Rusia lebih jauh meskipun ada tentangan dari Barat.
Pada bulan lalu tercatat China telah mengimpor 321.380 ton gas alam cair dari Rusia, jumlah yang kira-kira sama seperti pada Maret tahun lalu. Meski secara keseluruhan terjadi penurunan 17% secara YoY untuk impor gasnya, didorong oleh melonjaknya harga.
Kesediaan Beijing untuk bekerja dengan Moskow akan menyulut frustrasi di Barat, karena hal itu merusak efektivitas sanksi yang diluncurkan selama dua bulan terakhir. India juga memanfaatkan gangguan tersebut untuk mendapatkan bahan bakar dengan harga diskon.
Minyak mentah Brent diperdagangkan pada posisi di sekitar USD108 per barel pada Rabu sore. Pada pertengahan Maret, para pedagang telah menjual campuran Ural – varietas Rusia yang paling umum – dengan diskon USD25 hingga USD30 per barel.
Sementara itu Uni Eropa (UE) membeli 5,2 miliar euro batu bara Rusia pada tahun 2021. Menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap menjadi bagian utama dari rencana Brussels untuk menghentikan Eropa dari energi Rusia.
Holger Schmieding, seorang ekonom di Berenberg, mengatakan bahwa bakal memakan waktu "memungkinkan anggota UE untuk menemukan sumber alternatif". Ini juga akan memberi Rusia waktu untuk mengarahkan kembali ekspornya.
Selain itu impor bahan bakar yang digunakan untuk membuat baja juga naik menjadi 1,4 juta ton di bulan Maret dari 590.000 di tahun sebelumnya. Beijing telah bergerak untuk mengambil keuntungan dari harga murah setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Aksi ambil kesempatan yang dilakukan China di tengah seruan embargo energi yang dilakukan negara Barat dan sekutunya seperti Jepang dan Uni Eropa. Kondisi itu membuat perusahaan Rusia berebut mencari pembeli.
Secara keseluruhan, impor batu bara turun 31% secara year-on-ear, didorong oleh jatuhnya permintaan batu bara termal, yang digunakan untuk pembangkit listrik. Batu bara sejauh ini merupakan sumber energi paling umum di Cina, mewakili lebih dari setengah total konsumsi meskipun ada upaya selama beberapa dekade terakhir untuk mengurangi penggunaannya.
Dikutip dari Telegraph, China telah bergerak untuk meningkatkan penambangan batu bara domestik, tetapi tambangnya menghasilkan kualitas material yang lebih rendah yang tidak cocok untuk digunakan di pabrik baja. Kondisi itu memaksa mereka bergantung pada impor asing.
Pihak berwenang China juga telah mempertimbangkan untuk meningkatkan impor energi dari Rusia lebih jauh meskipun ada tentangan dari Barat.
Pada bulan lalu tercatat China telah mengimpor 321.380 ton gas alam cair dari Rusia, jumlah yang kira-kira sama seperti pada Maret tahun lalu. Meski secara keseluruhan terjadi penurunan 17% secara YoY untuk impor gasnya, didorong oleh melonjaknya harga.
Kesediaan Beijing untuk bekerja dengan Moskow akan menyulut frustrasi di Barat, karena hal itu merusak efektivitas sanksi yang diluncurkan selama dua bulan terakhir. India juga memanfaatkan gangguan tersebut untuk mendapatkan bahan bakar dengan harga diskon.
Minyak mentah Brent diperdagangkan pada posisi di sekitar USD108 per barel pada Rabu sore. Pada pertengahan Maret, para pedagang telah menjual campuran Ural – varietas Rusia yang paling umum – dengan diskon USD25 hingga USD30 per barel.
Sementara itu Uni Eropa (UE) membeli 5,2 miliar euro batu bara Rusia pada tahun 2021. Menghentikan penggunaan batu bara secara bertahap menjadi bagian utama dari rencana Brussels untuk menghentikan Eropa dari energi Rusia.
Holger Schmieding, seorang ekonom di Berenberg, mengatakan bahwa bakal memakan waktu "memungkinkan anggota UE untuk menemukan sumber alternatif". Ini juga akan memberi Rusia waktu untuk mengarahkan kembali ekspornya.
(akr)