Mau Cuan Malah Boncos, PPATK Ingatkan Modus Pencucian Uang Kian Masif dan Rumit

Minggu, 24 April 2022 - 09:38 WIB
loading...
Mau Cuan Malah Boncos,...
Ilustrasi foto/pexels/reynaldo brigworkz
A A A
JAKARTA - Investasi ilegal yang marak harus selalu diwaspadai karena modusnya pun ditengarai kian masif dan rumit. Akibatnya, banyak yang terjebak dan pada akhirnya keinginan mengejar keuntungan secara instan malah berbuah kepailitan.

Seperti diketahui, penangkapan sejumlah afiliator yang diduga melakukan penipuan dan pencucian uang (money laundering) seperti Indra Kenz dan Doni Salmanan menjadi buah bibir dalam dua bulan terakhir.

Publik pun dibuat terperangah dengan temuan fakta-fakta di balik kasus tersebut. Bahkan, polisi juga kemudian menangkap beberapa influencer dan menyelidiki sejumlah artis untuk mendalami kasus tersebut.

Guna memberantas kejahatan itu, banyak rekening yang terafiliasi para tersangka dibekukan oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK), lembaga sentral yang mengkoordinir pelaksanaan upaya pencegahan dan pemberantasan tidak pindana pencucian uang di Indonesia.

Sayangnya, banyak orang, terutama kaum milenial yang tidak sadar bahwa mereka menjadi target penipuan dan pencucian uang.

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana dalam webinar bertajuk "Mau Tajir Instan? Hati-Hati Kena Pencucian Uang!" yang digelar Forum Milenial Madjoe pada Sabtu (23/4/2022) mengatakan, perkembangan teknologi digital perbankan memberikan manfaat berupa efisiensi, kecepatan, dan kemudahan dalam transaksi perbankan dan keuangan.

Akan tetapi, para pelaku kejahatan juga memanfaatkan kemajuan teknologi digital untuk melakukan pencucian uang hasil investasi illegal itu.

’’Kondisi ini menjadikan modus pencucian uang menjadi lebih masif, rumit, dan semakin sulit diidentifikasi,’’ ujarnya, dikutip Sabtu (24/4/2022).



Menurut dia, modus para pelaku untuk menyembunyikan atau menyamarkan dana hasil investasi ilegal tersebut juga kian beragam.

Beberapa di antaranya adalah menyimpan dana dalam bentuk aset kripto, penggunaan rekening milik orang lain, serta mengalirkan dana ke berbagai rekening di beberapa bank dalam dan luar negeri untuk mempersulit penelusuran transaksi.

Agar tidak menjadi korban penipuan dan investasi ilegal, Ivan mengingatkan masyarakat untuk memastikan legalitas perusahaan sektor jasa keuangan yang diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan legalitas perusahaan pada instansi terkait sesuai dengan kegiatan usaha. Selain itu, dalam berinvestasi pun semua perlu mengikuti proses secara benar.

"Terpenting lagi, tidak ada investasi yang instan, semuanya perlu proses. Harus sakit dulu. Kuliah saja harus skripsi dulu baru lulus, bukan?” tukasnya. “Harus aware juga terhadap bahaya pencucian uang, karena risikonya kita yang hadapi sendiri,’’ imbuh Ivan.

Senada, CEO Pintu Jeth Soetoyo, menekankan jika ingin berinvestasi lakukanlah secara perlahan dan hati-hati. Jangan langsung percaya jika diiming-imingi kaya mendadak karena sebuah investasi tidak bisa langsung mendapat keuntungan.

’’Lakukan riset terlebih dulu. Sekarang akses internet kan mudah, banyak informasi di sana. Pilih sumber baik news maupun sumber lain yang kredibel,” tandasnya.

Dia pun mengingatkan setiap orang harus mengedukasikan diri sendiri agar semakin mengerti produk investasi yang akan dipilih atau dibeli.

“Pilih platform yang sudah diregulasi OJK dan Bappebti (Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi). Kita juga perlu mengerti seberapa banyak risiko yang akan kita ambil dalam investasi itu,’’ saran dia.



Terkait asset kripto yang dijadikan salah satu tempat pencucian uang, Jeth tidak menutup mata akan kemungkinan tersebut. Meski begitu, dia meyakini bahwa masih banyak jenis investasi yang aman dan diawasi OJK.

’’Pasti ada saja masalah-masalah tersebut, dan kripto bisa jadi salah satu tempat pencucian uang. Tapi kripto di aplikasi Pintu terhubung ke jaringan blockchain yang sifatnya terbuka sehingga mudah di-track,’’ tuturnya.

Direktur Utama IKComm yang juga penggagas Forum Milenial Madjoe Ira Koesno, mengharapkan melalui webinar ini generasi milenial semakin paham mengenai investasi yang benar-benar legal dan aman.



Pada akhirnya, kata dia, anak-anak muda perlu menyadari mencari cuan dan menjadi kaya tidak ada yang bersifat instan, karena semuanya perlu usaha dan kerja keras.

’’Selain itu, webinar ini juga dimaksudkan untuk membuat anak muda berhati- hati dalam memilih produk investasi dan mengerti ke mana uang investasi mereka mengalir, agar terhindar dari target pencucian uang,’’ tandasnya.
(ind)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1476 seconds (0.1#10.140)