Menhub Usul Usaha Kapal dan Logistik Laut Manfaatkan Dana CSR
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi meminta kalangan usaha kapal dan pelabuhan bisa memanfaatkan dana Corporate Social Responsibility (CSR) dalam rangka menekan disparitas harga di daerah.
Menhub Budi Karya mengatakan, selama ini program tol laut sudah berjalan menekan laku disparitas antara wilayah barat dan timur Indonesia.
“Tapi alangkah baiknya kalau ini bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan dana CSR. Para pemilik kapal dan usaha kargo pelabuhan saya kira bisa melihat peluang ini sehingga ikut membantu menekan disparitas harga yang ada di daerah,” ucapnya pada pelantikan pengurus DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) secara virtual di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Dia menegaskan, tidak ada alasan logistik tidak bergerak, bahkan di masa pandemi sekalipun, selama protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dijalankan dengan ketat.
“Satu problem adalah angkutan dari timur tidak banyak. Padahal mereka punya ikan, punya kayu, rumput laut dan kekayaan alam laut lainnya. Saya kira anggota INSA bisa bergerak melalui CSR, mengangkut barang yang ada di wilayah timur ini,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan memastikan, arus pengiriman barang tol laut tetap berjalan dengan protokol new normal. Dalam protokol new normal telah dipersiapkan sejumlah mekanisme yang diharapkan dapat memperlancar proses pengiriman barang melalui jalur laut dengan mengoptimalkan Tol Laut. (Baca juga : Bisnis Logistik Tak Lagi Sama Setelah Pandemi Berlalu )
Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengoptimalkan Logistic Communication System (LCS). Selain itu, data muatan dengan LCS akan lebih diperketat sehingga akan menghilangkan penyimpangan SOP penyelenggaraan program Tol Laut.
Lebih lanjut, Menhub Budi Karya juga mengapresiasi peran INSA selama ini sebagai salah satu penggerak perekonomian. “INSA saya kira telah memberikan banyak warna dalam perjalanan perekonomian. Karena pergerakan barang didukung dengan pergerakan kapal banyak dilakukan kawan-kawan dari INSA,” ucap Menhub.
Menhub Budi Karya mengatakan, selama ini program tol laut sudah berjalan menekan laku disparitas antara wilayah barat dan timur Indonesia.
“Tapi alangkah baiknya kalau ini bisa ditingkatkan dengan memanfaatkan dana CSR. Para pemilik kapal dan usaha kargo pelabuhan saya kira bisa melihat peluang ini sehingga ikut membantu menekan disparitas harga yang ada di daerah,” ucapnya pada pelantikan pengurus DPP Indonesian National Shipowners' Association (INSA) secara virtual di Jakarta, Jumat (19/6/2020).
Dia menegaskan, tidak ada alasan logistik tidak bergerak, bahkan di masa pandemi sekalipun, selama protokol kesehatan untuk pencegahan Covid-19 dijalankan dengan ketat.
“Satu problem adalah angkutan dari timur tidak banyak. Padahal mereka punya ikan, punya kayu, rumput laut dan kekayaan alam laut lainnya. Saya kira anggota INSA bisa bergerak melalui CSR, mengangkut barang yang ada di wilayah timur ini,” ujarnya.
Kementerian Perhubungan memastikan, arus pengiriman barang tol laut tetap berjalan dengan protokol new normal. Dalam protokol new normal telah dipersiapkan sejumlah mekanisme yang diharapkan dapat memperlancar proses pengiriman barang melalui jalur laut dengan mengoptimalkan Tol Laut. (Baca juga : Bisnis Logistik Tak Lagi Sama Setelah Pandemi Berlalu )
Salah satu strategi yang akan diterapkan adalah dengan mengoptimalkan Logistic Communication System (LCS). Selain itu, data muatan dengan LCS akan lebih diperketat sehingga akan menghilangkan penyimpangan SOP penyelenggaraan program Tol Laut.
Lebih lanjut, Menhub Budi Karya juga mengapresiasi peran INSA selama ini sebagai salah satu penggerak perekonomian. “INSA saya kira telah memberikan banyak warna dalam perjalanan perekonomian. Karena pergerakan barang didukung dengan pergerakan kapal banyak dilakukan kawan-kawan dari INSA,” ucap Menhub.
(ind)