2 Tahun Lesu, Omzet Pedagang Parcel Tahun Ini Naik hingga 60%
loading...
Penjualan parcel di Pasar Kembang, Cikini, Jakarta Pusat, kembali menggeliat di musim lebaran 2022. Foto/MPI/Viola Triamanda
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang melandai menjadi angin segar bagi para pedagang parcel di Pasar Kembang, Cikini, Jakarta Pusat. Setelah dua tahun omzet merosot dihantam pandemi, kini mereka kembali panen cuan di musim Lebaran 2022.
Kayet, salah seorang pedagang parcel di Cikini mengaku senang karena omzet penjualan parcelnya naik hingga 60% pada tahun ini.
"Setelah pandemi penjualan saya meningkat sekitar 60-70% lah, tapi kalau dibandingkan dengan penjualan sebelum pandemi itu malah menurun 40-50%," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (29/04/2022).
Menurut dia, kondisi penjualan selama pandemi sangat memprihatinkan. Parcel yang telah disediakan hanya terjual ke beberapa langganan saja.
"Dua tahun terakhir bisa dibilang parah banget, untungnya masih sehat ya, tapi penghasilannya malah nggak sehat, bisa makan aja syukur. Saya cuma jual ke beberapa langganan aja, coba bayangin yang nggak ada langganan," tukasnya.
Kayet menyatakan bahwa angka penjualan yang masih belum kembali normal seperti saat sebelum pandemi juga dipengaruhi oleh perizinan mudik yang diberlakukan pemerintah.
"Mulai agak normal ya kalau penjualan tahun ini, meskipun nggak sebanyak sebelum pandemi. Mungkin juga karena baru diperbolehkan mudik kali ya? jadi anggarannya diutamakan untuk mudik," tuturnya.
Kayet membeberkan, modal yang dikeluarkan untuk satu parcel kecil berkisar Rp60.000-75.000, berisikan 8 jenis makanan dengan harga jual Rp100.000-120.000. Adapun parcel yang dia sediakan jenisnya hanya parcel makanan.
Kayet, salah seorang pedagang parcel di Cikini mengaku senang karena omzet penjualan parcelnya naik hingga 60% pada tahun ini.
"Setelah pandemi penjualan saya meningkat sekitar 60-70% lah, tapi kalau dibandingkan dengan penjualan sebelum pandemi itu malah menurun 40-50%," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (29/04/2022).
Menurut dia, kondisi penjualan selama pandemi sangat memprihatinkan. Parcel yang telah disediakan hanya terjual ke beberapa langganan saja.
"Dua tahun terakhir bisa dibilang parah banget, untungnya masih sehat ya, tapi penghasilannya malah nggak sehat, bisa makan aja syukur. Saya cuma jual ke beberapa langganan aja, coba bayangin yang nggak ada langganan," tukasnya.
Kayet menyatakan bahwa angka penjualan yang masih belum kembali normal seperti saat sebelum pandemi juga dipengaruhi oleh perizinan mudik yang diberlakukan pemerintah.
"Mulai agak normal ya kalau penjualan tahun ini, meskipun nggak sebanyak sebelum pandemi. Mungkin juga karena baru diperbolehkan mudik kali ya? jadi anggarannya diutamakan untuk mudik," tuturnya.
Kayet membeberkan, modal yang dikeluarkan untuk satu parcel kecil berkisar Rp60.000-75.000, berisikan 8 jenis makanan dengan harga jual Rp100.000-120.000. Adapun parcel yang dia sediakan jenisnya hanya parcel makanan.
Lihat Juga :
(ind)
