UE Bakal Lebih Mudah Menemukan Pemasok Minyak Baru, Tapi Tidak dengan Gas Rusia
loading...
A
A
A
BRUSSELS - Pengamat menilai Uni Eropa (UE) bakal lebih mudah menggantikan minyak Rusia dibandingkan pasokan gasnya. Seperti diketahui 27 negara anggota UE bersiap menjatuhkan sanksi baru terhadap Rusia dengan menargetkan industri minyak Moskow.
Kepala peneliti minyak dan gas di Investec, Nathan Piper mengatakan, untuk minyak ada lebih banyak pilihan untuk mendapatkan pasokan alternatif, dibandingkan dengan gas yang diangkut paling sering melalui pipa.
Dia menambahkan, lebih sulit bagi negara-negara Uni Eropa yang terkurung daratan untuk menemukan sumber-sumber baru. Piper juga menambahkan, Jerman kemungkinan tidak keberatan dengan kebijakan melarang impor minyak Rusia.
Namun untuk mematikan pasokan gas Rusia yang merupakan 40% dari total impornya, akan memakan waktu bertahun-tahun bagi Jerman. "Rusia bisa pergi, jika Anda ingin mengejar minyak. Tapi bagaimana kalau mengurangi gas," tambahnya.
"Mereka bisa menaikkan harga, mengurangi volume. Mereka memiliki banyak daya tawar," papar Piper.
Di tempat lain, lembaga penelitian energi EWI mengatakan Jerman, harus membatasi penggunaan gas mulai dari sekarang untuk mempersiapkan kemungkinan pemutusan dari Rusia di masa depan.
Uniper, salah satu perusahaan energi terbesar Jerman, juga memperingatkan, larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dapat mendorong Moskow untuk menghentikan aliran gas ke arah barat.
Bayar Gas Rusia Pakai Rubel Bikin Bingung
Pada pekan lalu, perusahaan energi menerangkan, bakal membayar dengan mata uang euro yang kemudian dikonversi menjadi rubel untuk memenuhi permintaan Kremlin agar semua transaksi pembelian gas dilakukan dalam mata uang Rusia.
Kepala peneliti minyak dan gas di Investec, Nathan Piper mengatakan, untuk minyak ada lebih banyak pilihan untuk mendapatkan pasokan alternatif, dibandingkan dengan gas yang diangkut paling sering melalui pipa.
Dia menambahkan, lebih sulit bagi negara-negara Uni Eropa yang terkurung daratan untuk menemukan sumber-sumber baru. Piper juga menambahkan, Jerman kemungkinan tidak keberatan dengan kebijakan melarang impor minyak Rusia.
Namun untuk mematikan pasokan gas Rusia yang merupakan 40% dari total impornya, akan memakan waktu bertahun-tahun bagi Jerman. "Rusia bisa pergi, jika Anda ingin mengejar minyak. Tapi bagaimana kalau mengurangi gas," tambahnya.
"Mereka bisa menaikkan harga, mengurangi volume. Mereka memiliki banyak daya tawar," papar Piper.
Di tempat lain, lembaga penelitian energi EWI mengatakan Jerman, harus membatasi penggunaan gas mulai dari sekarang untuk mempersiapkan kemungkinan pemutusan dari Rusia di masa depan.
Uniper, salah satu perusahaan energi terbesar Jerman, juga memperingatkan, larangan Uni Eropa terhadap minyak Rusia dapat mendorong Moskow untuk menghentikan aliran gas ke arah barat.
Bayar Gas Rusia Pakai Rubel Bikin Bingung
Pada pekan lalu, perusahaan energi menerangkan, bakal membayar dengan mata uang euro yang kemudian dikonversi menjadi rubel untuk memenuhi permintaan Kremlin agar semua transaksi pembelian gas dilakukan dalam mata uang Rusia.