Urbanisasi Meningkat Usai Lebaran, Desa Terancam Kehilangan SDM Produktif

Jum'at, 06 Mei 2022 - 16:16 WIB
loading...
Urbanisasi Meningkat Usai Lebaran, Desa Terancam Kehilangan SDM Produktif
Sejumlah pemudik tiba di Terminal Kalideres, Jakarta, Kamis (5/5/2022). ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/nz
A A A
JAKARTA - Peningkatan arus urbanisasi kerap terjadi pasca Lebaran . Tak sedikit warga desa yang ikut arus balik bersama saudara atau temannya demi mencoba mengadu nasib di kota besar.

Terlebih lagi, saat ini pemerintah juga telah melonggarkan pembatasan dan pemulihan ekonomi juga sedang berlangsung.

Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan, arus urbanisasi harus diantisipasi pasca Lebaran tahun ini.



Pasalnya, jika ada 85 juta orang pemudik, maka sebagian akan membawa keluarga ataupun para pencari kerja baru dan angkatan kerja baru.

Menurut Bhima, jika yang datang ke Jabodetabek ataupun kota-kota besar itu adalah pekerja yang memiliki keahlian atau keterampilan yang dibutuhkan perusahaan, maka tidak akan timbul persoalan.

"Tapi ada juga urbanisasi di mana para pencari kerja ini masih belum pasti, masih menganggur terlebih dahulu sambil berusaha mendapatkan pekerjaan. Jadi, belum ada kepastian kerja di kota, mereka sudah berangkat ikut arus balik," kata Bhima saat dihubungi MNC Portal Indonesia (MPI), Jumat (6/5/2022).

"Nah ini harus diantisipasi karena bisa menimbulkan masalah pengangguran di perkotaan kemudian juga bisa menimbulkan masalah kemiskinan bahkan kriminalitas," tandasnya.



Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya sinergi Pemerintah Daerah (Pemda) dan Pemerintah Pusat. Lantaran, Bhima bilang, sebenarnya desa bisa maju jika Pemda-nya bisa memaksimalkan sektor pertanian.

"Tenaga kerja yang ada di desa-desa itu seharusnya bisa diberdayakan. Jika sektor pertanian memberikan hasil yang mencukupi kebutuhan maka tak perlu lagi warga desa pergi ke kota. Pemda jadi punya PR," tandasnya.



Menurut dia, sektor pertanian di pedesaan merupakan salah satu sektor penyerap tenaga kerja yang paling besar. Terlebih saat ini ada bantuan untuk pupuk, harga jual yang stabil serta margin yang dinikmati para petani juga tinggi.

"Maka, jika Pemda tidak putar otak, desa kehilangan banyak sekali tenaga kerja yang sifatnya produktif," tukasnya.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2067 seconds (0.1#10.140)