Buwas Yakin Pemerintah Bakal Atasi Penyakit Mulut dan Kuku
loading...
A
A
A
JAKARTA - Penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak berpotensi memengaruhi suplai daging sapi dan kerbau. Kemungkinan ini terjadi bila wabah tak tertangani dalam beberapa bulan mendatang.
Saat ini PMK menginfeksi sejumlah hewan ternak di Jawa Timur (Jatim). Dampaknya diperkirakan akan signifikan terhadap sektor industri peternakan nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengakui hal ini. Menurutnya, suplai daging menjadi terganggu bila PMK menyebar luas. Hanya saja, dia optimistis pemerintah akan segera menangani wabah ini.
"Kita (tunggu) bilamana nanti dari Menteri Perdagangan menyatakan akibat dari perkembangan penyakit, tapi saya yakin tidak berkembang. Tidak mungkinlah pemerintah kita membiarkan penyakit ini terus berkembang dan berdampak pada permasalahan supply (daging kerbau dan sapi," ungkap Buwas saat ditemui di kawasan Gedung Bulog, Selasa (10/5/2022).
Hingga saat ini, lanjut Buwas, pemerintah belum memperkirakan PMK pada hewan ternak ini menyebar luas dan memberi dampak negatif ke sektor peternakan. Namun begitu, akan ada penugasan baru yang dijalani BUMN pangan, bila kemungkinan terburuk akan terjadi.
"Tapi kita tak berpikir sampai yang terjadi yang terburuk, hingga (ganggu) suplai daging, tentunya pemerintah itu akan melaksanakan penugasan. Nanti kalau sapi bisa ditugaskan suplainya akibat dampak dari berkembangnya penyakit tadi. Bisa ditugaskan, tapi tidak harus Bulog, bisa juga yang lainnya. Tapi prinsipnya pemerintah itu memperhitungkan," tutur dia.
Buwas pun memastikan daging kerbau yang diimpor dari India tidak terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku. Menurutnya, daging kerbau yang diimpor melewati proses pemeriksaan laboratorium yang ketat, sebelum di jual di pasar Tanah Air.
Saat ini PMK menginfeksi sejumlah hewan ternak di Jawa Timur (Jatim). Dampaknya diperkirakan akan signifikan terhadap sektor industri peternakan nasional.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso atau Buwas mengakui hal ini. Menurutnya, suplai daging menjadi terganggu bila PMK menyebar luas. Hanya saja, dia optimistis pemerintah akan segera menangani wabah ini.
"Kita (tunggu) bilamana nanti dari Menteri Perdagangan menyatakan akibat dari perkembangan penyakit, tapi saya yakin tidak berkembang. Tidak mungkinlah pemerintah kita membiarkan penyakit ini terus berkembang dan berdampak pada permasalahan supply (daging kerbau dan sapi," ungkap Buwas saat ditemui di kawasan Gedung Bulog, Selasa (10/5/2022).
Hingga saat ini, lanjut Buwas, pemerintah belum memperkirakan PMK pada hewan ternak ini menyebar luas dan memberi dampak negatif ke sektor peternakan. Namun begitu, akan ada penugasan baru yang dijalani BUMN pangan, bila kemungkinan terburuk akan terjadi.
"Tapi kita tak berpikir sampai yang terjadi yang terburuk, hingga (ganggu) suplai daging, tentunya pemerintah itu akan melaksanakan penugasan. Nanti kalau sapi bisa ditugaskan suplainya akibat dampak dari berkembangnya penyakit tadi. Bisa ditugaskan, tapi tidak harus Bulog, bisa juga yang lainnya. Tapi prinsipnya pemerintah itu memperhitungkan," tutur dia.
Buwas pun memastikan daging kerbau yang diimpor dari India tidak terinfeksi Penyakit Mulut dan Kuku. Menurutnya, daging kerbau yang diimpor melewati proses pemeriksaan laboratorium yang ketat, sebelum di jual di pasar Tanah Air.
(uka)