DPR Sebut Pelaksanaan New Normal Dorong Tingkat Konsumsi

Senin, 22 Juni 2020 - 13:28 WIB
loading...
DPR Sebut Pelaksanaan New Normal Dorong Tingkat Konsumsi
Era new normal dorong peningkatan konsumsi masyarakat. FOTO/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Penyebaran wabah virus Corona (Covid-19) benar-benar memukul tingkat konsumsi masyarakat. Tulang punggung pertumbuhan ekonomi ini masih belum menunjukkan perbaikan di Kuartal II/2020 meskipun anggaran ratusan triliun telah digelontorkan pemerintah untuk jaring pengaman sosial (social safety net).

"Minimnya mobilitas publik menjadi salah satu penyebab stagnannya tingkat konsumsi masyarakat maka penerapan new normal di berbagai daerah di Indonesia akan menjadi kunci tumbuhnya tingkat konsumsi masyarakat," ujar Wakil Ketua Komisi XI DPR Fathan Subchi kepada wartawan, Senin (22/6/2020).

(BACA JUGA: Menaker Berharap Geliat Ekonomi Jelang New Normal Ciptakan Kesempatan Kerja)

Dia menjelaskan pemerintah telah menyediakan anggaran hingga Rp203,9 triliun untuk berbagai program perlindungan sosial. Anggaran tersebut dialokasikan untuk bantuan sembako Rp43,6 triliun, Program Keluarga Harapan Rp37,4 triliun, Bansos Jabodetabek Rp6,8 triliun, Bansos non-Jabodetabek Rp32,4 triliun. Selain itu Bantuan Langsung Tunai (BLT) Dana Desa Rp31,8 triliun, Kartu Prakerja Rp20 triliun, diskon tarif listrik Rp6,9 triliun, hingga penyedian logistik Rp25 triliun.

"Alokasi anggaran untuk perlindungan sosial ini tidak hanya semata menjaga terpenuhinya kebutuhan dasar masyarakat di era pandemik, tetapi juga untuk menjaga daya beli masyarakat agar roda pertumbuhan ekonomi juga berjalan. Namun sejauh ini efek anggaran ratusan triliun terhadap pertumbuhan ekonomi masih belum terasa," katanya.

Fathan mengatakan Kementerian Keuangan menargetkan tingkat konsumsi masyarakat di Kuartal II-2020 ini sebesar 3%. Namun pada faktanya belum ada pergerakan tingkat konsumsi masyarakat sehingga, Kemenkeu memprediksi tingkat konsumsi ini mengalami pelemahan hingga 0%.

"Banyak analisa yang menyebutkan jika tingkat konsumsi masyarakat yang stagnan karena minimnya mobilasi masyarakat akibat kebijakan social distancing maupun physical distancing selama masa pandemi Covid-19," ujarnya.

Politikus PKB ini pun mendesak agar daerah-daerah yang telah masuk zona kuning maupun hijau segera mempersiapkan diri masuk era kenormalan baru. Diharapkan dengan masuk era new normal mobilisasi masyarakat bisa dilakukan sehingga produktivitas mereka juga meningkat.

"Tentu yang khas dari era new normal adalah kedisplinan dalam menerapkan protokol kesehatan. Jaga jarak, pakai masker, dan rajin cuci tangan. Di sini peran individu dan pemerintah daerah menjadi kunci keberhasilan penerapan new norma yang bertujuan meningkatkan produktivitas dan tetap aman dari Covid-19," katanya.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1064 seconds (0.1#10.140)