Kinerja BRI Kinclong, Ekonom: Kuncinya di UMKM dan Transformasi Digital

Selasa, 24 Mei 2022 - 16:15 WIB
loading...
Kinerja BRI Kinclong,...
Bank BRI dinilai telah menunjukkan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Performa PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) diyakini akan terus melejit dengan kinerja yang positif pada kuartal I-2022. Ekonom memperkirakan bagusnya kinerja perseroan akan terus berlanjut mengingat fondasi bisnis dan pasar yang besar serta tranformasi digital yang sudah tepat di jalurnya.

Ekonom dan Financial Market Specialist LBP Enterprises Internasional Lucky Bayu Purnomo mengatakan, BRI bahkan telah menunjukkan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal.



"Dalam jangka pendek, BRI sudah menunjukkan performa yang baik dan kinerja yang unggul dibanding industri perbankan. Memang, market share BRI di UMKM yang masih memiliki posisi tersendiri dibanding bank lain, dia punya captive market," kata Lucky di Jakarta, Selasa (24/5/2022).

Menurut dia, BRI berada di posisi yang tepat sehingga menunjukkan kinerja yang sangat baik di kuartal I-2022. BRI mencatat laba Rp12,2 triliun di tiga bulan pertama 2022, tumbuh 78,13 persen secara tahunan, pertumbuhan ini tercatat yang tertinggi dibandingkan bank Buku IV lain.

Sementara untuk aset, pada akhir Maret 2022 tercatat asset BRI Group tumbuh sebesar 8,99 persen (yoy) menjadi Rp1.650,28 triliun. Kondisi usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun.

Lucky mengatakan, UMKM adalah captive market yang paling mampu bertahan dan bangkit sangat cepat di masa pandemi. Dibandingkan korporasi yang sulit bergerak, UMKM lebih tahan banting dan bisa bergerak cepat.
"Jadi BRI ini saya menyebutnya sustainable bank karena berada di segmen konsumer, market share UMKM-nya lebih baik," kata dia.

Menurut Lucky, sebagai BUMN dengan kapitalisasi terbesar, BRI harus terus mendorong digitalisasi untuk mempertahankan kinerja cemerlangnya. BRI harus gencarkan program digital banking yang homogen dengan fokus usaha yakni di segmen UMKM. Transformasi digital yang lebih masif diyakini akan berdampak positif juga pada kinerja emiten di pasar modal.

Menurut Lucky, market cap bank-bank digital yang kini lebih tinggi dengan pamor yang melesat di pasar modal terjadi karena peran digital. Bank digital dipersepsikan dapat bergerak lebih luwes dengan kapitalisasinya sebagai bank kecil. "Maka itu, BRI perlu terus mendorong akselerasi digital agar pergerakannya bisa diatur untuk melaju dengan kecepatan tinggi," ujarnya.

Lebih lanjut, Lucky menilai kinerja keuangan sektor perbankan masih memiliki prospek yang baik dan menarik untuk jangka panjang, kendati saat ini tengah terjadi gejolak ekonomi. Perbankan menurutnya masih berada di posisi netral untuk jangka pendek dan menengah. Meski demikian, sudah ada bank yang punya prospek positif dengan kinerjanya yang signifikan di kuartal I-2022.

"Masih ada tekanan ekonomi yang memberikan dampak ke sentimen kinerja sektor perbankan, tapi saat ini posisinya jadi masih netral," kata dia.

Pemulihan ekonomi yang diproyeksi terus berlanjut akan membawa prospek positif untuk kinerja jangka panjang perbankan. Namun saat ini untuk jangka pendek, perbankan belum dapat ikut serta dalam sentimen positif salah satunya karena rupiah yang tertekan.

Kinerja bank menurutnya juga akan tergantung pada status pandemi atau endemi. Sinyal kuat sudah dirasakan pasar dari meningkatnya mobilitas serta pelonggaran kebijakan pembatasan dari pemerintah. "Industri sudah berfungsi, sudah ada banyak pertunjukan, hiburan, perbankan yang tadinya mengalami tekanan karena restrukturisasi kredit mendapatkan angin sengar untuk jangka panjang," katanya.

Pemulihan aktivitas tersebut menjadi energi baru perbaikan pertumbuhan industri. Menurut Lucky, sejumlah bank telah menunjukan performa perbaikan kinerja yang signifikan lebih awal. Salah satunya adalah BRI.

Terpisah, Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan bahwa pencapaian laba BRI tak lepas dari pulihnya perekonomian nasional serta menggeliatnya aktivitas UMKM yang merupakan bisnis inti BRI. "Kondisi UMKM yang mulai pulih saat ini mendorong penyaluran kredit BRI tumbuh 7,43 persen (yoy) menjadi sebesar Rp1.075,93 triliun. Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan penyaluran kredit perbankan nasional di kuartal I-2022 sebesar 6,65 persen," kata Sunarso.

Secara umum, portofolio kredit UMKM BRI tercatat tumbuh sebesar 9,24persen (yoy) dari Rp826,85 triliun di akhir Maret 2021 menjadi Rp903,29 triliun di akhir Maret 2022. Hal ini menjadikan proporsi kredit UMKM dibandingkan total kredit BRI terus merangkak naik, menjadi sebesar 83,95 persen.



Apabila dirinci, penyaluran kredit kepada seluruh segmen UMKM tercatat tumbuh positif, dengan penopang utama yakni segmen mikro yang tumbuh 13,55 persen, segmen konsumer tumbuh 4,56persen dan segmen kecil dan menengah tumbuh 3,96 persen.

Sunarso menambahkan, keberhasilan BRI dalam menyalurkan kredit di atas rata rata industri perbankan nasional diiringi dengan manajemen risiko yang baik. Hal tersebut tercermin dari rasio NPL BRI secara konsolidasian yang tercatat sebesar 3,09persen pada akhir Maret 2022. Angka ini tercatat menurun apabila dibandingkan dengan NPL pada periode yang sama tahun lalu yakni sebesar 3,30 persen.

Selain itu, kualitas kredit yang membaik tersebut juga disebabkan oleh restrukturisasi kredit terdampak Covid yang saat ini terus menurun secara gradual. Hingga akhir kuartal I-2022 tercatat restrukturisasi kredit terdampak Covid sebesar Rp144,27 triliun, atau telah turun sebesar Rp103,75 triliun apabila dibandingkan dengan total akumulasi restrukturisasi yang mencapai Rp248,02 triliun.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0899 seconds (0.1#10.140)