Tahun Depan, Bos BI Patok Rupiah di Rp13.700 per USD
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) akan stabil dan cenderung menguat pada level Rp13.700 per USD di tahun 2021 mendatang.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penguatan rupiah di tahun 2021 mendatang, dikarenakan pulihnya perekonomian global dan Indonesia, usai pandemi Covid-19.
"Nilai tukar rupiah ini akan terus menguat pada tahun 2021 pada kisaran Rp13.700 per USD hingga Rp14.300 per USD,” ujar Perry di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dia melanjutkan, kontraksi perekonomian global berlanjut, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun. Meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang.
"Menghadapi perkembangan tersebut, Bank Indonesia menempuh respons bauran kebijakan untuk memitigasi risiko dampak Covid-19 terhadap perekonomian, serta bersinergi erat mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan perekonomian yang menurun pada 2020 akan kembali membaik pada 2021. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5%-6% pada 2021.
"Pertumbuhan tersebut disertai dengan inflasi yang terjaga dalam sasarannya 3,0%±1%. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1,5% PDB pada 2020 dan di bawah 2,5%-3,0% PDB pada 2021," jelasnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan penguatan rupiah di tahun 2021 mendatang, dikarenakan pulihnya perekonomian global dan Indonesia, usai pandemi Covid-19.
"Nilai tukar rupiah ini akan terus menguat pada tahun 2021 pada kisaran Rp13.700 per USD hingga Rp14.300 per USD,” ujar Perry di Jakarta, Senin (22/6/2020).
Dia melanjutkan, kontraksi perekonomian global berlanjut, sementara pertumbuhan ekonomi Indonesia diprakirakan menurun. Meskipun perkembangan terkini menunjukkan tekanan mulai berkurang.
Baca Juga
"Menghadapi perkembangan tersebut, Bank Indonesia menempuh respons bauran kebijakan untuk memitigasi risiko dampak Covid-19 terhadap perekonomian, serta bersinergi erat mengambil langkah-langkah kebijakan lanjutan yang diperlukan secara terkoordinasi dengan Pemerintah dan KSSK untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional," katanya.
Ke depan, Bank Indonesia memprakirakan perekonomian yang menurun pada 2020 akan kembali membaik pada 2021. Pertumbuhan ekonomi diprakirakan menurun pada kisaran 0,9%-1,9% pada 2020 dan kembali meningkat pada kisaran 5%-6% pada 2021.
"Pertumbuhan tersebut disertai dengan inflasi yang terjaga dalam sasarannya 3,0%±1%. Sementara itu, defisit transaksi berjalan diprakirakan sekitar 1,5% PDB pada 2020 dan di bawah 2,5%-3,0% PDB pada 2021," jelasnya.
(bon)