Data Ekonomi Gagal Redam Kecemasan Kenaikan Suku Bunga, Wall Street Ditutup Loyo

Kamis, 02 Juni 2022 - 06:31 WIB
loading...
Data Ekonomi Gagal Redam Kecemasan Kenaikan Suku Bunga, Wall Street Ditutup Loyo
Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Tiga indeks utama Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Rabu (1/6/2022) waktu setempat. Hal itu karena investor bertaruh bahwa data ekonomi terbaru tidak akan mempengaruhi langkah Federal Reserve (The Fed) keluar jalur dari siklus kenaikan suku bunga agresif yang bertujuan menjinakkan inflasi.

Mengutip Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 176,89 poin, atau 0,54%, menjadi 32.813,23, S&P 500 kehilangan 30,92 poin, atau 0,75%, menjadi 4.101,23 dan Nasdaq Composite turun 86,93 poin, atau 0,72%, menjadi 11.994,46.

Data menunjukkan bahwa meski lowongan pekerjaan di AS turun pada bulan April namun levelnya tetap tinggi. Ini menunjukkan kenaikan upah yang berkelanjutan berkontribusi pada inflasi yang sangat tinggi karena perusahaan berebut pekerja.

Aktivitas manufaktur AS juga meningkat lebih cepat dari yang diperkirakan pada Mei karena permintaan barang tetap kuat, meredakan kekhawatiran tentang resesi yang akan segera terjadi.

Seiring dengan data tersebut, investor memantau komentar publik dari beberapa pejabat Fed pada hari Rabu.
Laporan Fed menunjukkan ekonomi di sebagian besar wilayah AS berkembang pada kecepatan sedang atau moderat dari April hingga akhir Mei dengan tanda-tanda upaya Fed untuk mendinginkan permintaan sedang dirasakan.



Tetapi ahli strategi mengatakan mereka memperkirakan pasar akan diperdagangkan secara kasar ke samping sampai inflasi melambat sejauh investor secara realistis dapat bertaruh pada jeda kenaikan suku bunga.

"Kecuali dan sampai kita mendapatkan langkah inflasi yang berkelanjutan lebih rendah, kita tidak dapat menempatkan gagasan jeda di atas meja," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones, yang akan memantau dengan cermat laporan pekerjaan Mei yang akan dirilis pada Jumat dan pembacaan inflasi yang akan dirilis minggu depan.

Investor telah mengamati data ekonomi dengan cermat sebagai petunjuk tentang apa artinya bagi suku bunga. "Tidak ada informasi yang dapat ditemukan dalam rilis hari ini yang kemungkinan akan membuat Federal Reserve menjadi kurang agresif atau untuk mengurangi hawkishness dalam kampanye kenaikan suku bunganya," kata Mark Luschini, kepala strategi investasi Janney Montgomery Scott.

Kemudian Presiden Fed San Francisco Mary Daly mengatakan dia melihat kenaikan suku bunga setengah poin dalam beberapa pertemuan berikutnya karena bank sentral memerangi inflasi yang tinggi, menaikkan suku bunga menjadi 2,5% secepat mungkin. Hal ini sejalan dengan komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller pada hari Senin.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1795 seconds (0.1#10.140)