Larang Ekspor Gandum di Tengah Krisis Pangan, Ini Pembelaan India

Selasa, 07 Juni 2022 - 18:30 WIB
loading...
A A A
Kelly Goughary, dari kelompok penelitian data pertanian Gro Intelligence, menjelaskan, bahwa larangan ekspor India menyebabkan lonjakan harga lebih lanjut karena "pembeli global bergantung pada pasokan dari India setelah ekspor dari wilayah Laut Hitam anjlok".

Siapa yang Terkena Dampak Larangan Ekspor Gandum India?

India sendiri merupakan produsen gandum terbesar kedua di dunia, tetapi menyumbang kurang dari 1% dari perdagangan gandum global. Mereka menyimpan banyak untuk menyediakan makanan bersubsidi bagi warga miskin.

Tetapi tepat sebelum mengumumkan larangan itu, India berencana meningkatkan ekspor dengan mencetak rekor 10 juta ton gandum tahun ini dibandingkan dengan hanya dua juta tahun lalu.

Hal itu menawarkan pasokan ke pasar baru di Asia dan Afrika, dan bahkan setelah larangan itu, beberapa negara mengatakan mereka berhubungan dengan India untuk menjaga ekspor tetap berjalan.

India mengatakan, beberapa negara masih akan menerima ekspor gandum, dan bahwa mereka akan "terus membantu tetangga mereka di saat mereka membutuhkan."

Pasar ekspor utamanya adalah Bangladesh, Nepal dan Sri Lanka serta Uni Emirat Arab (UEA). Pada 2019-20, Sri Lanka dan UEA mengimpor lebih dari 50% gandum mereka dari India, menurut Observatory of Economic Complexity (OEC), dan Nepal mengimpor lebih dari 90%.

Belum jelas apakah negara-negara ini masih akan mendapatkan gandum dari India di bawah kontrak yang ada, atau akan menerima pasokan di bawah kesepakatan terbaru. Namun, Mesir menerangkan pembelian gandum India oleh pemerintah akan terus berlanjut. Ini adalah salah satu importir gandum terbesar secara global.

Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) telah meminta India untuk mempertimbangkan kembali larangan ekspor, dengan mengatakan, negara itu dapat memainkan peran penting dalam membantu meringankan krisis pasokan gandum saat ini untuk negara-negara yang paling terpengaruh oleh perang di Ukraina.

Cuaca Buruk dan Harga Pupuk
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1773 seconds (0.1#10.140)