Negara-negara Penghasil Sayuran Terbesar Dunia, Nomor 5 Kalahkan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Negara-negara penghasil sayuran terbesar di dunia ditentukan oleh beberapa faktor. Yang paling utama adalah luas lahan pertanian yang di dalamnya termasuk luas lahan tanaman sayuran. Pada dasarnya, semakin luas lahan pertanian atau sayuran, akan semakin besar pula produksi sayuran yang dihasilkan.
Namun untuk menentukan negara penghasil sayuran terbesar di dunia tak hanya bisa menggunakan luas lahan semata. Ada banyak faktor penentu lainnya sebuah negara bisa menjadi penghasil sayuran terbesar di dunia. Selain luas lahan, faktor lainnya adalah tingkat kesuburan, iklim, dan juga tekonologi yang melingkupi perangkat, pupuk, dan juga rekayasa benih.
Negara penghasil sayuran terbesar di dunia tak melulu menjadi negara eksportir produk sayuran terbesar pula. Tingkat ekspor produk sayuran ditentukan oleh faktor ketersediaan dan kebutuhan di dalam negeri sebuah negara. Satu lagi, negara penghasil pertanian terbesar di dunia belum tentu menjadi negara penghasilan sayuran terbesar juga, karena komoditas yang dihasilkannya berbeda.
Berdasarkan data Statista, sebuah portal data dan statistik terkemuka dunia asal Jerman, tahun 2020 Indonesia tak masuk tiga besar atau bahkan 10 besar sebagai negara penghasil sayuran terbesar di dunia. Indonesia memang memang menjadi penghasil minyak sawit terbesar di dunia, tapi sawit jelas bukan sayuran.
Berdasarkan data statista, ini tiga negara penghasilan sayuran terbesar di dunia:
1. China
Dengan luas lahan pertanian (bisa ditanami berbagai tanaman pertanian dan sayuran) yang mencapai 5,2 juta hektare (data FAO 2018), Negeri Tirai Bambu ini menjadi negara numero uno sebagai penghasil sayuran di dunia. Berdasarkan data Statista, produksi sayuran China di tahun 2020 sebanyak 594,05 juta ton. Nilai ekspor sayuran China di tahun 2021 menembus hampir USD9,3 miliar atau Rp134,8 triliun (kurs Rp14.500). Jenis-jenis sayuran yang dihasilkan China adalah bawang merah, tomat, kentang, buncis, bayam, terung, kubis, dan brokoli. Namun nilai ekspor produk pertanian China secara umum tak masuk dalam lima besar.
2. India
Berdasarkan data Statista tahun 2020 India menjadi negara terbesar kedua di dunia penghasil sayuran. Total produksi sayuran India mencapai 141,2 juta ton. Menariknya, luas lahan pertanian di India (termasuk lahan sayuran) hanya sebesar 179 juta hektare, atau berada di posisi ke-7, di bawah Amerika Serikat (405,5 juta hektare), Australia (471 juta hektare), Brasil (235,9 juta ha), Kazhakstan (216,9 juta ha), dan Rusia (216,2 juta ha).
Nilai ekspor sayuran India tahun 2021 mencapai USD1,14 miliar (Rp16,5 triliun) yang terdiri dari sayuran segar dan beku. Produk sayuran terbanyak India adalah cabai, buncis, terung, bawang merah, kubis, kentang, bayam, dan terung.
3. Amerika Serikat
Negeri Paman Sam ini jika melihat nilai ekspor produk pertaniannya berada di angka nomor satu dengan nilai mencapai USD118,3 miliar atau Rp1.715 triliun. Namun untuk kelompok sayuran, produksi sayuran Amerika berada di urutan ketiga sebanyak 33,12 juta ton. Pada tahun 2021 nilai ekspor sayuran segar AS sebesar USD2,68 miliar (Rp38,8 triliun). Sedangkan ekspor produk sayuran olahan Amerika mencapai USD2,79 miliar (Rp40,4 triliun).
Salada merupakan produk unggulan sayuran Amerika. Selain itu, ada bawang merah dan bayam.
Amerika tercatat sebagai negara yang memiliki luas lahan pertanian terbesar kedua setelah China. Luas lahan pertanian di Amerika mencapai 405 juta hektar.
4. Turki
Negara Erdogan ini masuk dalam posisi keempat negara penghasilan sayuran terbesar di dunia. Produksi sayuran negara itu pada 2020 mencapai 25,96 juta ton. Turki sedikit mengejutkan karena luas lahan pertaniannya tak masuk dalam 10 besar atau masih kalah dengan Australia, Khazakstan, dan Rusia. Luas lahan pertanian Turki hanya 378 ribu hekatare, kalah dari Indonesia yang seluas 623 ribu hektare.
5. Vietnam
Tak dinyana, Vietnam masuk dalam liba besar negara penghasi sayuran terbesar di dunia. Tahun 2020, produksi sayuran Vietnam mencapai 17 juta ton. Padahal luas lahan pertanian Vietnam hanya 121 ribu hektare, kalah jauh dibanding Indonesia. Tahun 2020 ekspor sayuran Vietnam ke Eropa saja mencapai USD1,88 miliar (Rp27,2 triliun).
Lima negara lainnya yang masuk dalam 10 besar penghasil sayuran adalah Mesir (16 juta ton), Nigeria (15,7 juta ton), Meksiko (15,1 juta ton). Lalu ada Rusia (13,9 juta ton) dan terakhir Sepanyol (12,6 juta ton).
Namun untuk menentukan negara penghasil sayuran terbesar di dunia tak hanya bisa menggunakan luas lahan semata. Ada banyak faktor penentu lainnya sebuah negara bisa menjadi penghasil sayuran terbesar di dunia. Selain luas lahan, faktor lainnya adalah tingkat kesuburan, iklim, dan juga tekonologi yang melingkupi perangkat, pupuk, dan juga rekayasa benih.
Negara penghasil sayuran terbesar di dunia tak melulu menjadi negara eksportir produk sayuran terbesar pula. Tingkat ekspor produk sayuran ditentukan oleh faktor ketersediaan dan kebutuhan di dalam negeri sebuah negara. Satu lagi, negara penghasil pertanian terbesar di dunia belum tentu menjadi negara penghasilan sayuran terbesar juga, karena komoditas yang dihasilkannya berbeda.
Berdasarkan data Statista, sebuah portal data dan statistik terkemuka dunia asal Jerman, tahun 2020 Indonesia tak masuk tiga besar atau bahkan 10 besar sebagai negara penghasil sayuran terbesar di dunia. Indonesia memang memang menjadi penghasil minyak sawit terbesar di dunia, tapi sawit jelas bukan sayuran.
Berdasarkan data statista, ini tiga negara penghasilan sayuran terbesar di dunia:
1. China
Dengan luas lahan pertanian (bisa ditanami berbagai tanaman pertanian dan sayuran) yang mencapai 5,2 juta hektare (data FAO 2018), Negeri Tirai Bambu ini menjadi negara numero uno sebagai penghasil sayuran di dunia. Berdasarkan data Statista, produksi sayuran China di tahun 2020 sebanyak 594,05 juta ton. Nilai ekspor sayuran China di tahun 2021 menembus hampir USD9,3 miliar atau Rp134,8 triliun (kurs Rp14.500). Jenis-jenis sayuran yang dihasilkan China adalah bawang merah, tomat, kentang, buncis, bayam, terung, kubis, dan brokoli. Namun nilai ekspor produk pertanian China secara umum tak masuk dalam lima besar.
2. India
Berdasarkan data Statista tahun 2020 India menjadi negara terbesar kedua di dunia penghasil sayuran. Total produksi sayuran India mencapai 141,2 juta ton. Menariknya, luas lahan pertanian di India (termasuk lahan sayuran) hanya sebesar 179 juta hektare, atau berada di posisi ke-7, di bawah Amerika Serikat (405,5 juta hektare), Australia (471 juta hektare), Brasil (235,9 juta ha), Kazhakstan (216,9 juta ha), dan Rusia (216,2 juta ha).
Nilai ekspor sayuran India tahun 2021 mencapai USD1,14 miliar (Rp16,5 triliun) yang terdiri dari sayuran segar dan beku. Produk sayuran terbanyak India adalah cabai, buncis, terung, bawang merah, kubis, kentang, bayam, dan terung.
3. Amerika Serikat
Negeri Paman Sam ini jika melihat nilai ekspor produk pertaniannya berada di angka nomor satu dengan nilai mencapai USD118,3 miliar atau Rp1.715 triliun. Namun untuk kelompok sayuran, produksi sayuran Amerika berada di urutan ketiga sebanyak 33,12 juta ton. Pada tahun 2021 nilai ekspor sayuran segar AS sebesar USD2,68 miliar (Rp38,8 triliun). Sedangkan ekspor produk sayuran olahan Amerika mencapai USD2,79 miliar (Rp40,4 triliun).
Salada merupakan produk unggulan sayuran Amerika. Selain itu, ada bawang merah dan bayam.
Amerika tercatat sebagai negara yang memiliki luas lahan pertanian terbesar kedua setelah China. Luas lahan pertanian di Amerika mencapai 405 juta hektar.
4. Turki
Negara Erdogan ini masuk dalam posisi keempat negara penghasilan sayuran terbesar di dunia. Produksi sayuran negara itu pada 2020 mencapai 25,96 juta ton. Turki sedikit mengejutkan karena luas lahan pertaniannya tak masuk dalam 10 besar atau masih kalah dengan Australia, Khazakstan, dan Rusia. Luas lahan pertanian Turki hanya 378 ribu hekatare, kalah dari Indonesia yang seluas 623 ribu hektare.
5. Vietnam
Tak dinyana, Vietnam masuk dalam liba besar negara penghasi sayuran terbesar di dunia. Tahun 2020, produksi sayuran Vietnam mencapai 17 juta ton. Padahal luas lahan pertanian Vietnam hanya 121 ribu hektare, kalah jauh dibanding Indonesia. Tahun 2020 ekspor sayuran Vietnam ke Eropa saja mencapai USD1,88 miliar (Rp27,2 triliun).
Lima negara lainnya yang masuk dalam 10 besar penghasil sayuran adalah Mesir (16 juta ton), Nigeria (15,7 juta ton), Meksiko (15,1 juta ton). Lalu ada Rusia (13,9 juta ton) dan terakhir Sepanyol (12,6 juta ton).
(uka)