OJK ajak Jamkrida garap asuransi sapi tahun depan

Selasa, 12 November 2013 - 16:32 WIB
OJK ajak Jamkrida garap asuransi sapi tahun depan
OJK ajak Jamkrida garap asuransi sapi tahun depan
A A A
Sindonews.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan menggandeng PT Penjaminan Kredit Daerah (Jamkrida) untuk mendukung Konsorsium Asuransi Ternak Sapi (KATS) yang saat ini menjadi pilot project.

Pihak otoritas menilai keterlibatan Askrindo dalam program asuransi ternak sapi ini cukup signifikan demi menjaring lebih banyak perbankan yang terlibat di tahun depan.

Kepala Bidang Institusi Lembaga Keuangan Non Bank (IKNB) dan Anggota Dewan Komisioner OJK Firdaus Djaelani mengatakan, keterlibatan Askrindo dapat menarik lebih banyak perbankan terkait penjaminan kredit yang diberikan Askrindo bagi lembaga keuangan yang memberikan kreditnya ke para petani.

"Rencana ini untuk mendukung penyebaran produk micro insurance ke sektor agribisnis. Kita ingin perbankan merasa didukung dengan semua risiko yang ada," ujar Firdaus saat jumpa pers di Jakarta, Selasa (12/11/2013).

Sebelumnya, Kementerian Pertanian, Bank Indonesia (BI), dan pihak lainnya, mengembangkan asuransi ternak sapi dengan melibatkan konsorsium perusahaan asuransi yang dipimpin PT Jasindo.

Perusahaan asuransi yang tergabung dalam konsorsium itu diantaranya PT Asuransi Umum Bumiputera Muda 1967, PT Asuransi Tri Pakarta, serta PT Asuransi Raya. Asuransi ternak sapi bertujuan untuk membantu petani meningkatkan produksi ternak sapi, serta membantu perbankan mengurangi risiko kredit macet di subsektor peternakan.

Menurutnya, asuransi ternak sapi akan memberi penggantian kepada pemilik jika sapi ternak mengalami risiko kematian. Baik karena penyakit, kecelakaan, dan melahirkan maupun risiko kehilangan atau lainnya sebagaimana diatur dalam polis.

"Program ini untuk mendukung peningkatan produksi sapi di dalam negeri. Asuransi ini juga akan meminimalisir kredit macet perbankan apabila ternaknya mati sebelum kredit pembelian sapinya lunas. Premi untuk sapi diperkirakan Rp100 ribu per tahun," ujar dia.

Asuransi memberikan perlindungan terhadap risiko kerugian baik bagi peternak maupun perbankan. Adanya produk asuransi ini juga diharapkan mendorong pendalaman industri asuransi dan perbankan secara umum dan menjadi momentum pengembangan asuransi sektor pertanian di Indonesia.

Selain sapi, dia juga mengatakan asuransi mikro akan dikembangkan untuk petani sawit di perkebunan inti rakyat (PIR). Rencana ini disebutnya masih dalam pembahasan di antara perbankan dan perusahaan asuransi.

Deputi Gubernur BI, Halim Alamsyah sebelumnya mengatakan karakteristik usaha sektor pertanian, khususnya subsektor budidaya dan pembibitan sapi, dianggap berisiko tinggi karena bersifat biologis yang rentan terhadap serangan penyakit dan kematian, sehingga dapat menyebabkan kerugian.

Faktor ini menjadi penyebab rendahnya penyaluran kredit di sektor usaha peternakan sapi. "Sebab itu, sudah selayaknya usaha peternakan ini mendapat perhatian khusus untuk meminimalisir risiko melalui manajemen risiko dalam bentuk asuransi," kata Halim.
(izz)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6905 seconds (0.1#10.140)