Anak Buah Jadi Bagian Mafia Pangan, Buwas Ancam Pecat 100 Karyawan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengancam akan memecat 100 karyawannya sebagai upaya memberantas mafia pangan. Ia berjanji bakal bertindak tegas terhadap anak buahnya yang bagian dari mafia pangan
“Apa benar Buwas memecat 100 karyawan. Potensinya iya. Ini orang-orang yang sulit diubah. Berpikirnya sudah luar biasa. Ini bagian dari mafia itu yang ada di internal," ucap Buwas -sapaan akrabnya- dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (25/6/2020).
Kata dia pemecatan ini sudah lebih dulu melalui proses evaluasi. Bahkan, sudah meminta bantuan Polri untuk memberikan kajian hukum. “Ini harus. Harus dilakukan. Bukan berarti saya galak. Ini enggak bisa ditoleransi, membebani perusahaan," jelasnya.
( )
Buwas mengatakan selama pandemi COVID-19, peran mafia pangan semakin menjadi-jadi. Pasalnya beberapa kali upaya Bulog mengajukan kuota impor sampai berniat menggelontorkan stok demi stabilisasi harga kerap terhalangi, tetapi pihak tertentu malah memperoleh kemudahan.
"Mafia ini harus kita lawan lebih keras. Ini memang sulit manakala kita tidak ada sinergi pemahaman bersama untuk menghilangkan mafia ini. Jujur sampai hari ini juga masih ada Pak," ungkapnya.
( )
Sebelumnya, Buwas menegaskan bahwa praktik mafia pangan nyata adanya. Ia sudah tahu dan menyarahkan informasi ke pihak berwenang. "Sudah saya serahkan kepada yang punya kewenangannya. Dan fakta kok. sekarang mau kita bicara pemalsuan berasnya ya kan, terus pemungutan daripada uang ya kan, di lapangan bagaimana kan sudah jelas itu bukan hal yang fiktif," tandasnya.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
“Apa benar Buwas memecat 100 karyawan. Potensinya iya. Ini orang-orang yang sulit diubah. Berpikirnya sudah luar biasa. Ini bagian dari mafia itu yang ada di internal," ucap Buwas -sapaan akrabnya- dalam rapat bersama Komisi IV DPR RI, Kamis (25/6/2020).
Kata dia pemecatan ini sudah lebih dulu melalui proses evaluasi. Bahkan, sudah meminta bantuan Polri untuk memberikan kajian hukum. “Ini harus. Harus dilakukan. Bukan berarti saya galak. Ini enggak bisa ditoleransi, membebani perusahaan," jelasnya.
( )
Buwas mengatakan selama pandemi COVID-19, peran mafia pangan semakin menjadi-jadi. Pasalnya beberapa kali upaya Bulog mengajukan kuota impor sampai berniat menggelontorkan stok demi stabilisasi harga kerap terhalangi, tetapi pihak tertentu malah memperoleh kemudahan.
"Mafia ini harus kita lawan lebih keras. Ini memang sulit manakala kita tidak ada sinergi pemahaman bersama untuk menghilangkan mafia ini. Jujur sampai hari ini juga masih ada Pak," ungkapnya.
( )
Sebelumnya, Buwas menegaskan bahwa praktik mafia pangan nyata adanya. Ia sudah tahu dan menyarahkan informasi ke pihak berwenang. "Sudah saya serahkan kepada yang punya kewenangannya. Dan fakta kok. sekarang mau kita bicara pemalsuan berasnya ya kan, terus pemungutan daripada uang ya kan, di lapangan bagaimana kan sudah jelas itu bukan hal yang fiktif," tandasnya.
Lihat Juga: Gandeng Sejumlah Perusahaan, YMPK Ajak Program Cetak 1.000 Sarjana Pertanian dan Bangun Kemandirian Pangan
(akr)