Produksi Berlebih, Harga CPO Hari Ini Ambrol Nyaris 10%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) hari ini merosot cukup signifikan. Mengacu data bursa derivatif Malaysia, Rabu (6/7), hingga pukul 12:13 WIB, harga CPO kontrak teraktif September 2022 turun 9,99% di MYR3.757 per ton. Sedangkan kontrak Agustus 2022 juga anjlok 9,99% di MYR3.774 per ton.
Penurunan harga terjadi mengikuti peningkatan produksi dan persediaan yang berlebih. Indonesia sebagai produsen terbesar CPO terus mengupayakan agar harga minyak goreng stabil di pasaran, menyusul langkah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang meluncurkan minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp14.000 per liter.
Sebelumnya, Mendag menyatakan realisasi ekspor CPO refined, bleached, and deodorized (RBD) Palm Oil, RBD Palm Olein dan Used Cooking Oil (UCO) telah mencapai 65% per 4 Juli 2022.
Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mencatat persetujuan ekspor (PE) melalui skema 1 DMO SIMIRAH kepada 44 perusahaan, di mana terdapat 1.261 persetujuan ekspor yang diterbitkan dengan volume mencapai 1.319.567 ton.
Dari jumlah itu, setidaknya baru 36 perusahaan yang telah merealisasikan 842 persetujuan ekspor dengan volume sebanyak 885.500 ton atau 65,91%. Hingga kini, sebanyak 434.067 ton volume ekspor yang belum terealisasi.
Sementara itu, persetujuan ekspor melalui skema Flush Out telah diberikan kepada 60 perusahaan. Terdapat 536 persetujuan ekspor dengan volume 1.092.890 ton.
Adapun baru 39 perusahaan yang telah merealisasikan 177 PE dengan volume 645.327 ton atau 49,51%. Diketahui, masih ada 447.563 ton volume ekspor yang belum terealisasi.
Dari luar negeri, permintaan CPO kian meningkat saat keran ekspor Indonesia terbuka lebar. Contohnya India yang baru-baru ini berencana akan memperluas pembebasan cukai untuk biofuel demi mendorong pencampuran etanol dan komponen minyak nabati lebih besar dalam proporsi dengan bensin dan solar.
India, yang notabene adalah importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, dikabarkan ingin mengendalikan tagihan impor minyaknya sejak konflik di Ukraina mendorong lonjakan harga minyak mentah global. Demikian dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022).
Penurunan harga terjadi mengikuti peningkatan produksi dan persediaan yang berlebih. Indonesia sebagai produsen terbesar CPO terus mengupayakan agar harga minyak goreng stabil di pasaran, menyusul langkah Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan yang meluncurkan minyak goreng kemasan sederhana seharga Rp14.000 per liter.
Sebelumnya, Mendag menyatakan realisasi ekspor CPO refined, bleached, and deodorized (RBD) Palm Oil, RBD Palm Olein dan Used Cooking Oil (UCO) telah mencapai 65% per 4 Juli 2022.
Diketahui, Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah mencatat persetujuan ekspor (PE) melalui skema 1 DMO SIMIRAH kepada 44 perusahaan, di mana terdapat 1.261 persetujuan ekspor yang diterbitkan dengan volume mencapai 1.319.567 ton.
Dari jumlah itu, setidaknya baru 36 perusahaan yang telah merealisasikan 842 persetujuan ekspor dengan volume sebanyak 885.500 ton atau 65,91%. Hingga kini, sebanyak 434.067 ton volume ekspor yang belum terealisasi.
Sementara itu, persetujuan ekspor melalui skema Flush Out telah diberikan kepada 60 perusahaan. Terdapat 536 persetujuan ekspor dengan volume 1.092.890 ton.
Adapun baru 39 perusahaan yang telah merealisasikan 177 PE dengan volume 645.327 ton atau 49,51%. Diketahui, masih ada 447.563 ton volume ekspor yang belum terealisasi.
Dari luar negeri, permintaan CPO kian meningkat saat keran ekspor Indonesia terbuka lebar. Contohnya India yang baru-baru ini berencana akan memperluas pembebasan cukai untuk biofuel demi mendorong pencampuran etanol dan komponen minyak nabati lebih besar dalam proporsi dengan bensin dan solar.
India, yang notabene adalah importir dan konsumen minyak terbesar ketiga di dunia, dikabarkan ingin mengendalikan tagihan impor minyaknya sejak konflik di Ukraina mendorong lonjakan harga minyak mentah global. Demikian dikutip dari Reuters, Rabu (6/7/2022).