Ini Pesan President dan CEO Ericsson Börje Ekholm di Forum Dialog B20-G20
loading...
A
A
A
JAKARTA - Transformasi digital menjadi isu prioritas Presidensi G20 Indonesia. Secara ekonomi, transformasi digital adalah mesin pertumbuhan berkelanjutan yang dapat dimanfaatkan oleh semua perusahaan, termasuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang mencakup sekitar 90 persen bisnis global.
Demikian dikatakan President dan CEO Ericsson Börje Ekholm dalam sambutannya di Forum Dialog B20-G20, di Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Secara sosial, menurut Ekholm, teknologi digital memberikan peluang untuk memperoleh pendapatan, belajar dan bersosialisasi, serta dapat mengatasi perpecahan, juga membebaskan orang-orang dari kemiskinan.
"Dalam ruang lingkup lingkungan, teknologi digital berpotensi mengurangi emisi CO2 global hingga 15 persen pada tahun 2030," katanya.
Ekholm menuturkan, untuk dapat merealisasikan transformasi digital ini, rekomendasi pertama dan mendasar dari gugus tugas adalah untuk mendorong konektivitas universal. Konektivitas broadband modern merupakan prasyarat untuk digitalisasi.
"Konektivitas adalah landasan di mana teknologi eksponensial lainnya seperti Internet of Things (IoT), Extended Reality (XR), dan Cloud dapat berkembang. Saya akan fokus pada elemen utama dari rekomendasi ini: untuk mempercepat pembangunan jaringan berkinerja tinggi," ujarnya.
Ekholm memprediksi kesenjangan terbesar di masa depan mungkin antara mereka yang memiliki akses ke konektivitas dan mereka yang tidak. "Gugus Tugas Digitalisasi mengajak G20 untuk mempercepat pembangunan jaringan berkecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi dengan menjadikan investasi jaringan sektor swasta sebagai prioritas," katanya.
Gugus Tugas Digitalisasi secara khusus mengajak G20 untuk mempromosikan persaingan yang adil, mempromosikan standar global, dan menghapus hambatan penyebaran jaringan.
"Kami mengajak G20 untuk mempromosikan persaingan yang adil dan berstandar global, karena ketika market tidak dibatasi oleh pemerintah, dan perusahaan bebas untuk bersaing berdasarkan kemampuan mereka dengan standar global, maka teknologi yang paling terjangkau dan dapat dioperasikan akan berkembang sangat cepat. Hal ini persis seperti yang kita lihat pada industri telekomunikasi dengan standar global The 3rd Generation Partnership Project (3GPP)," paparnya.
Menurutnya, kondisi tersebut memberikan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan jumlah langganan sebanyak 8 miliar pada standar yang sama. "Lebih banyak orang yang berada dalam jangkauan jaringan seluler, daripada mereka yang berada dalam jangkauan listrik," ujarnya.
Saat ini 5G menjadi teknologi seluler penskalaan (scaling) tercepat yang pernah ada. Dalam hal kaya fitur, kini orang dapat berkeliling dunia dengan satu ponsel. Namun yang lebih penting adalah ekosistemnya bersifat global. Sebuah inovasi dari Indonesia ini dapat diluncurkan secara global dalam hitungan detik.
Dalam hal keterjangkauan, kata dia, orang dapat melihat misalnya, bahwa biaya data telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir. "Sebagai bagian dari Produk Domestik Bruto (PDB), biaya data 1 GB telah turun 40 persen antara tahun 2016 dan 2020," ucapnya.
Dalam upaya menghilangkan hambatan penyebaran, sebagai Gugus Tugas Digitalisasi, Ekholm memohon forum G20 untuk mempertimbangkan meminimalisasi biaya regulasi dan pajak khusus sektor lainnya, menyediakan akses spektrum yang tepat waktu dan terjangkau serta pemberian izin yang transparan dan efisien untuk infrastruktur digital.
Ekholm menekankan digitalisasi adalah hal yang paling mendekati solusi jitu untuk banyak tantangan dunia dan dapat menawarkan berbagai manfaat bagi ekonomi maju dan berkembang. "Konektivitas modern adalah prasyarat untuk digitalisasi," ucapnya.
Mempercepat pembangunan jaringan berkecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi sangat penting untuk mewujudkan konektivitas modern. "Untuk tujuan ini, kami memohon pemerintah untuk mendorong investasi sektor swasta, termasuk mempromosikan persaingan yang adil, mempromosikan standar global, dan menghilangkan hambatan penyebaran jaringan," pungkas Ekholm.
Business 20 (B20) adalah forum dialog resmi G20 dari komunitas bisnis global. Berdiri sejak 2010, B20 merupakan salah satu business outreach- engagement group negara-negara G20 yang beranggotakan perusahaan dan organisasi bisnis terkemuka.
Selain Ekholm, pada sesi diskusi panel, acara pendukung B20 Indonesia ini juga mengundang dua perwakilan dari G20-B20 India 2023 Ashwini Vaishnaw, Minister for Communications, Electronics & Information Technology and Railways, Government of India dan Rajesh Gopinathan, CII National Council Member/CEO & Managing Director at Tata Consultancy Services Limited. CM
Demikian dikatakan President dan CEO Ericsson Börje Ekholm dalam sambutannya di Forum Dialog B20-G20, di Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Secara sosial, menurut Ekholm, teknologi digital memberikan peluang untuk memperoleh pendapatan, belajar dan bersosialisasi, serta dapat mengatasi perpecahan, juga membebaskan orang-orang dari kemiskinan.
"Dalam ruang lingkup lingkungan, teknologi digital berpotensi mengurangi emisi CO2 global hingga 15 persen pada tahun 2030," katanya.
Ekholm menuturkan, untuk dapat merealisasikan transformasi digital ini, rekomendasi pertama dan mendasar dari gugus tugas adalah untuk mendorong konektivitas universal. Konektivitas broadband modern merupakan prasyarat untuk digitalisasi.
"Konektivitas adalah landasan di mana teknologi eksponensial lainnya seperti Internet of Things (IoT), Extended Reality (XR), dan Cloud dapat berkembang. Saya akan fokus pada elemen utama dari rekomendasi ini: untuk mempercepat pembangunan jaringan berkinerja tinggi," ujarnya.
Ekholm memprediksi kesenjangan terbesar di masa depan mungkin antara mereka yang memiliki akses ke konektivitas dan mereka yang tidak. "Gugus Tugas Digitalisasi mengajak G20 untuk mempercepat pembangunan jaringan berkecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi dengan menjadikan investasi jaringan sektor swasta sebagai prioritas," katanya.
Gugus Tugas Digitalisasi secara khusus mengajak G20 untuk mempromosikan persaingan yang adil, mempromosikan standar global, dan menghapus hambatan penyebaran jaringan.
"Kami mengajak G20 untuk mempromosikan persaingan yang adil dan berstandar global, karena ketika market tidak dibatasi oleh pemerintah, dan perusahaan bebas untuk bersaing berdasarkan kemampuan mereka dengan standar global, maka teknologi yang paling terjangkau dan dapat dioperasikan akan berkembang sangat cepat. Hal ini persis seperti yang kita lihat pada industri telekomunikasi dengan standar global The 3rd Generation Partnership Project (3GPP)," paparnya.
Menurutnya, kondisi tersebut memberikan skala yang belum pernah terjadi sebelumnya, dengan jumlah langganan sebanyak 8 miliar pada standar yang sama. "Lebih banyak orang yang berada dalam jangkauan jaringan seluler, daripada mereka yang berada dalam jangkauan listrik," ujarnya.
Saat ini 5G menjadi teknologi seluler penskalaan (scaling) tercepat yang pernah ada. Dalam hal kaya fitur, kini orang dapat berkeliling dunia dengan satu ponsel. Namun yang lebih penting adalah ekosistemnya bersifat global. Sebuah inovasi dari Indonesia ini dapat diluncurkan secara global dalam hitungan detik.
Dalam hal keterjangkauan, kata dia, orang dapat melihat misalnya, bahwa biaya data telah menurun tajam dalam beberapa tahun terakhir. "Sebagai bagian dari Produk Domestik Bruto (PDB), biaya data 1 GB telah turun 40 persen antara tahun 2016 dan 2020," ucapnya.
Dalam upaya menghilangkan hambatan penyebaran, sebagai Gugus Tugas Digitalisasi, Ekholm memohon forum G20 untuk mempertimbangkan meminimalisasi biaya regulasi dan pajak khusus sektor lainnya, menyediakan akses spektrum yang tepat waktu dan terjangkau serta pemberian izin yang transparan dan efisien untuk infrastruktur digital.
Ekholm menekankan digitalisasi adalah hal yang paling mendekati solusi jitu untuk banyak tantangan dunia dan dapat menawarkan berbagai manfaat bagi ekonomi maju dan berkembang. "Konektivitas modern adalah prasyarat untuk digitalisasi," ucapnya.
Mempercepat pembangunan jaringan berkecepatan tinggi dan berkapasitas tinggi sangat penting untuk mewujudkan konektivitas modern. "Untuk tujuan ini, kami memohon pemerintah untuk mendorong investasi sektor swasta, termasuk mempromosikan persaingan yang adil, mempromosikan standar global, dan menghilangkan hambatan penyebaran jaringan," pungkas Ekholm.
Business 20 (B20) adalah forum dialog resmi G20 dari komunitas bisnis global. Berdiri sejak 2010, B20 merupakan salah satu business outreach- engagement group negara-negara G20 yang beranggotakan perusahaan dan organisasi bisnis terkemuka.
Selain Ekholm, pada sesi diskusi panel, acara pendukung B20 Indonesia ini juga mengundang dua perwakilan dari G20-B20 India 2023 Ashwini Vaishnaw, Minister for Communications, Electronics & Information Technology and Railways, Government of India dan Rajesh Gopinathan, CII National Council Member/CEO & Managing Director at Tata Consultancy Services Limited. CM
(ars)