Gara-Gara Corona, 10 Juta Orang Nganggur Butuh Kerja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi virus corona telah meruntuhkan perekonomian Indonesia. Puluhan juta orang kini kehilangan pekerjaan sebagai dampak covid-19 yang tak kunjung tuntas.
Berdasarkan laporan pemerintah, menunjukkan pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam negeri terus meningkat. Kementerian Tenaga Kerja mencatat pengangguran di Indonesia saat ini telah 10 juta orang dengan tambahan yang sudah di data mencapai 1,8 juta orang dan belum terdata mencapai 1,2 juta orang.
"Sehingga akibat pandemi ini ada sekitar 10 juta orang butuh lapangan pekerjaan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perkeonomian Arlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
(BACA JUGA:Korban PHK Dinilai Perlu Jaminan Kerja Usai Pandemi Corona)
Menurut dia penambahan jumlah angka pengangguran berhubungan dengan jumlah masyarakat yang berada dalam angka kemiskinan ekstrem. Pihaknya memastikan apabila pandemi Covid-19 tak kunjung usai angka kemiskinan ekstrem di dalam negeri akan terus meningkat.
"Secara global angka kemiskinan ekstrem telah mencapai 577 juta orang dan berpotensi meningkat mencapai 648 juta sampai 720 juta orang," jelasnya.
Berdasarkan laporan pemerintah, menunjukkan pekerja yang kena pemutusan hubungan kerja (PHK) di dalam negeri terus meningkat. Kementerian Tenaga Kerja mencatat pengangguran di Indonesia saat ini telah 10 juta orang dengan tambahan yang sudah di data mencapai 1,8 juta orang dan belum terdata mencapai 1,2 juta orang.
"Sehingga akibat pandemi ini ada sekitar 10 juta orang butuh lapangan pekerjaan," ujar Menteri Koordinator Bidang Perkeonomian Arlangga Hartarto di Jakarta, Jumat (26/6/2020).
(BACA JUGA:Korban PHK Dinilai Perlu Jaminan Kerja Usai Pandemi Corona)
Menurut dia penambahan jumlah angka pengangguran berhubungan dengan jumlah masyarakat yang berada dalam angka kemiskinan ekstrem. Pihaknya memastikan apabila pandemi Covid-19 tak kunjung usai angka kemiskinan ekstrem di dalam negeri akan terus meningkat.
"Secara global angka kemiskinan ekstrem telah mencapai 577 juta orang dan berpotensi meningkat mencapai 648 juta sampai 720 juta orang," jelasnya.
(nng)