Unilever PHK Besar-besaran di Eropa, 3.200 Pekerja Bakal Dipangkas

Minggu, 14 Juli 2024 - 15:43 WIB
loading...
Unilever PHK Besar-besaran...
Unilever berencana memangkas sepertiga pekerja mereka di Eropa pada akhir 2025, sebagai bagian dari upaya CEO baru dalam menghidupkan kembali pertumbuhan bisnis. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Unilever berencana memangkas sepertiga pekerja mereka di Eropa pada akhir 2025, sebagai bagian dari upaya CEO baru dalam menghidupkan kembali pertumbuhan bisnis produsen barang-barang konsumen tersebut. Perusahaan yang pemegang sahamnya dimiliki mulai dari miliarder, investor hingga anggota dewan itu terus berusaha merampingkan bisnisnya.



CEO Hein Schumacher yang mengambil alih tahun lalu, menyusun rencana pada bulan Oktober untuk memenangkan kembali kepercayaan investor setelah berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.

Sebelumnya pada bulan Maret, pihak perusahaan mengutarakan bakal melakukan penghematan yang bakal mempengaruhi sekitar 7.500 karyawan secara global. Sementara itu Unilever mengungkap, bakal memulai proses konsultasi dengan mereka yang terkena dampak pemutusan hubungan kerja atau PHK di Eropa.



Disebutkan ada 3.200 pekerja akan terkena PHK di wilayah tersebut. "Kami menyadari kecemasan yang disebabkan oleh proposal ini di antara para pekerja kami," katanya dalam sebuah pernyataan.

Financial Times pertama kali melaporkan rinciannya. Pemotongan tersebut merupakan bagian dari program produktivitas yang diumumkan pada bulan Maret, yang mencakup sebanyak 7.500 PHK.

"Dampak bersih yang diharapkan dalam peran di Eropa antara sekarang dan akhir 2025 berada di kisaran 3.000 hingga 3.200 peran," kata Constantina Tribou, chief human resources officer.

"Langkah-langkah ini berarti PHK terbesar di Unilever selama beberapa dekade," ungkap Hermann Soggeberg, kepala Dewan Pekerjaan Eropa Unilever dalam sebuah surat kepada staf yang dilansir Reuters.

Dia mengatakan, sangat keliru menyebut pengurangan tersebut sebagai "Program Produktivitas" karena orang-orang yang telah bekerja dan produktif saat ini akan kehilangan mata pencaharian mereka.

Unilever telah mengambil langkah-langkah bisnis sebagai bagian dari rencananya merevitalisasi pertumbuhan. Pada bulan Maret, mereka mengumumkan akan memisahkan bisnis es krimnya, rumah bagi brand populer seperti Magnum dan Ben & Jerry's.

"Dari sudut pandang pemegang saham, perubahan haluan jelas diperlukan pada bisnis yang berkinerja buruk, kehadiran seorang aktivis dalam daftar pemegang saham biasanya merupakan indikator yang jelas," ungkap Jack Martin, seorang manajer portofolio di Oberon Investments.

"Penjualan bisnis es krim adalah langkah pertama, tetapi bergerak untuk merampingkan tenaga kerja dalam beberapa bulan mendatang dan dibutuhkan kelanjutannya untuk memberikan nilai kepada pemegang saham," bebernya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1261 seconds (0.1#10.140)