Atasi Efek Domino Inflasi AS, BI Diprediksi Bakal Naikkan Suku Bunga
loading...
Bank Indonesia diprediksi akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 bps. Foto/Dok
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Core Indonesia Mohammad Faisal memprediksi suku bunga akan naik sebesar 25 basis poin (bps) saat rapat dewan gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) pada 20 Juli 2022. Kenaikan itu terjadi karena kemungkinan besar Bank sentral Amerika Serikat ( The Fed ) akan kembali mengerek suku bunga acuannya pada akhir Juli mendatang.
"Kemungkinan kenaikannya juga di kisaran 75 bps, artinya kenaikan suku bunga yang relatif tinggi membuat gap antara tingkat suku bunga acuan di Indonesia dengan Amerika," kata Faisal kepada MPI, Kamis (14/7/2022).
Menurutnya, situasi itu biasanya akan diikuti dengan pergerakan capital outflow dari negara-negara berkembang ke Amerika, termasuk dari Indonesia.
"Makanya kemarin setelah ada pengumuman dari The Fed, pasar juga bereaksi sehingga sempat ada tekanan terhadap rupiah. Tapi kenaikannya sendiri kan belum, itu baru pengumuman," jelasnya.
Faisal menambahkan apabila nanti benar The Fed menaikan suku bunganya sebesar 75 bps, maka akan ada dorongan capital outflow yang biasanya mendorong tingkat kenaikan suku bunga di negara berkembang seperti Indonesia.
Terlebih lagi perkembangan terakhir inflasi di Amerika Serikat berdasarkan rilis terakhir pada Juni naik menjadi 9,1%. Kenaikan suku bunga oleh The Fed yang sudah-sudah belum cukup efektif menahan laju inflasi, jadi akan mendorong kenaikan lagi tingkat suku bunga The Fed.
"Oleh karena itu kemungkinan, sudah mulai naik di bulan Juli ini RDG tapi kemungkinan kenaikannya pun tidak drastis. Kalaupun naik paling sekitar 25 bps," ujarnya.
"Kemungkinan kenaikannya juga di kisaran 75 bps, artinya kenaikan suku bunga yang relatif tinggi membuat gap antara tingkat suku bunga acuan di Indonesia dengan Amerika," kata Faisal kepada MPI, Kamis (14/7/2022).
Menurutnya, situasi itu biasanya akan diikuti dengan pergerakan capital outflow dari negara-negara berkembang ke Amerika, termasuk dari Indonesia.
"Makanya kemarin setelah ada pengumuman dari The Fed, pasar juga bereaksi sehingga sempat ada tekanan terhadap rupiah. Tapi kenaikannya sendiri kan belum, itu baru pengumuman," jelasnya.
Faisal menambahkan apabila nanti benar The Fed menaikan suku bunganya sebesar 75 bps, maka akan ada dorongan capital outflow yang biasanya mendorong tingkat kenaikan suku bunga di negara berkembang seperti Indonesia.
Terlebih lagi perkembangan terakhir inflasi di Amerika Serikat berdasarkan rilis terakhir pada Juni naik menjadi 9,1%. Kenaikan suku bunga oleh The Fed yang sudah-sudah belum cukup efektif menahan laju inflasi, jadi akan mendorong kenaikan lagi tingkat suku bunga The Fed.
"Oleh karena itu kemungkinan, sudah mulai naik di bulan Juli ini RDG tapi kemungkinan kenaikannya pun tidak drastis. Kalaupun naik paling sekitar 25 bps," ujarnya.
(uka)
Explore More