Deputi Kepala Perwakilan BI Wilayah I Sulampua Grup Ekonomi dan Keuangan, Causa Iman Karana mengatakan, dari potensi tersebut ada dua sektor yang menjadi penyumbang tertinggi, masing-masing di bidang pertanian dan pertambangan.
Untuk pertanian dari total penyaluran Rp1,3 triliun, NPL pada posisi 11 persen atau Rp148 miliar. Sementara sektor pertambangan dari total penyaluran Rp578 miliar, NPL pada posisi 11 persen atau Rp68 miliar.
Baca Juga:
"Sektor ini memang memiliki tingkat risiko tinggi. Sektor pertanian misalnya banyak ditentukan faktor alam di luar kendali manusia. Makanya NPL berada di posisi yang jauh dari angka ambang sehat 5 persen," ungkapnya kepada Koran Sindo di ruang kerjanya, Selasa (21/1/2014).
Meski demikian, lanjut dia, BI terus mendorong perbankan agar dapat mengucurkan kreditnya di sektor ini. Sebab pertanian merupakan penyanggah ekonomi Sulsel.
Causa mengatakan, BI mempunyai program cluster pertanian dengan menggandeng perbankan. Misalnya pengembangan rumput laut di Bulukumba dan Takalar. Selain itu, mendorong sektor pertanian yang terkait dengan ketahanan pangan secara luas dengan fasilitas pembiayaan perbankan.
Selain itu, daerah pun diminta mengembangkan penelitian komoditi unggulan yang disampaikan kepada perbankan. "Kita juga berharap dengan adanya Otoritas Jasa Keuangan (OJK) fungsi pengawasan terus ditingkatkan serta mampu mengevaluasi lemahnya debitur di mana. Kami dari BI pasti membantu," pungkasnya.
(izz)